Day 020

32 2 0
                                    

2018.03.26
Erasure
Penghapusan

Seorang pria dan seorang wanita duduk di bangku taman sambil mengamati sekumpulan angsa yang berenang di permukaan danau. Sang wanita mengepalkan kedua tangannya erat-erat, meremas gaun putih serupa warna angsa yang sedang dikenakannya. Sementara sang pria diam-diam mengeluarkan sebuah cincin dari dalam saku jasnya yang berpotongan rapi dan mengangsurkannya pada sang wanita.

"Sepertinya kita harus menghapus yang kali ini juga." sang pria berbicara dengan suara serak.

Sang wanita menggerakkan kepalanya, menatap sedih pada cincin di telapak tangan lelaki itu, sebelum akhirnya airmatanya jatuh berlinangan di kedua pipi.

"Mengapa ini selalu tidak pernah berhasil pada kita?" tanyanya.

Lelaki itu mengedikkan bahunya dengan lemah. "Entahlah. Mungkin karena kita selalu memulainya sebagai teman, sementara orang-orang biasanya memulainya sebagai orang asing."

Sang wanita menangis lebih pilu, hingga kedua bahunya yang terbuka terguncang keras. Sang lelaki melepas jasnya, menyelimutkannya pada tubuh wanita itu, kemudian berlutut. Tangannya menekan lembut pada lutut wanita itu, sementara dia berkata, "kita bisa memulainya lagi. Kita hanya perlu menghapus yang kita lalui kali ini. Pada putaran berikutnya, kita hanya perlu menjadi orang asing."

Sang pria mengambil tangan kanan wanita di hadapannya, membuka telapaknya, meletakkan sebuah cincin pernikahan disana kemudian menggulung jari-jari sang wanita agar menggenggam benda itu.

"Jika kita melakukannya," kata sang wanita. "Bukankah itu berarti kita harus melupakan semuanya dari awal sekali?"

"Itu akan lebih baik." jawab sang pria. Dia melanjutkan, "tidakkah kau merasa lelah dengan kegagalan-kegagalan ini? Jika kita menjadi orang asing, kita hanya perlu saling menemukan. Kita tidak perlu tersiksa dengan keadaan; bahwa kita adalah teman."

"Aku harus menemukanmu dulu agar kita bisa jatuh cinta?" wanita itu menyela.

"Sally..." panggil lelaki itu. Dia menangkup sebelah pipi sang wanita, menatap lembut ke dalam matanya dan melanjutkan, "alasan kita melakukan penghapusan ini berkali-kali adalah karena kita ingin mengetahui rasanya jatuh cinta. Tetapi dalam perjalanannya semuanya terasa salah. Mengapa? Tidakkah kau mengerti? Kita selalu memulainya sebagai teman. Terlalu mudah bagi kita untuk mengembangkan perasaan masing-masing."

Sally terdiam.

"Sally, aku ingin merasakan rasanya bertemu dengan seseorang yang tidak seperti orang lain yang kukenal; yang mengubah kehidupanku dengan sedikit usaha, yang tidak membuatku merasa bosan, yang tidak membuatku berpikir bahwa menyenangkannya hanyalah sebuah kebiasaan."

"..."

"Sebenarnya, setiap kali aku terbangun dalam skenario kemarin, aku memutuskan untuk tidak mau lagi merasakan hal yang sama. Berulang-ulang. Terus menerus. Kegagalan-kegagalan kita, tentang bagaimana aku tidak bisa melupakan sosok kecilmu dulu atau bagaimana aku memperlakukanmu hanya seperti orang lainnya dan tidak cukup mengistimewakanmu karena kau hanya temanku. Karena aku berpikir kau mungkin telah memahamiku ribuan kali lebih baik daripada diriku sendiri sehingga aku tidak melakukan usaha yang baik untuk memperlakukanmu seperti orang lain memperlakukan kekasih-kekasih mereka..."

Sang pria menarik nafas. "Setiap kali aku terbangun dengan perasaan seperti itu, Sally..." gumamnya. Dia memukul dadanya cukup keras dan semakin keras setelah melihat wanita di depannya telah mengucurkan airmata lebih banyak dan lebih pilu dari sebelum-sebelumnya. "Aku tidak mau merasakannya lagi. Aku tidak mau. Kita harus mengubahnya. Kita harus mengubah jalan kita."

Lelaki itu membantu sang wanita menghapus airmatanya. Mereka saling berpandangan. Saling menyadari bahwa mereka sama-sama terluka.

Dan dalam sorot matanya yang sedih, sang wanita berkata, "kau baik hati dan mampu menenangkanku. Bagaimana cinta bisa sejahat itu, Caleb? Tidak bisakah kita hanya jatuh cinta meskipun kita adalah teman? Tidak bisakah teman menjadi kekasih?"

Caleb menghela nafas. "Kita sudah mencobanya tiga kali. Tidak satupun bekerja untuk kita berdua. Sally, yang perlu kita lakukan adalah menghapusnya dan memilih awal yang baik sebagai orang asing. Biarkan skenario kemarin menjadi yang terakhir yang kita minta pada mereka. Takdir akan menuliskannya untuk kita sebagai gantinya, seperti yang dia lakukan pada semua orang."

"Cal..."

"Jika ini berhasil, kita tidak perlu menghapus apapun lagi, Sally. Percayalah..."

Sally menengadah. Hati sesak sebab kekhawatiran memeluknya tiba-tiba

"Aku akan memutuskannya nanti; untuk percaya padamu atau tidak, Cal."

Caleb mengernyit bingung. Wanita itu menyentuh wajahnya, memberikan satu ciuman singkat di pipinya.

"Jika ini adalah caramu untuk memilih jalan yang kau suka atau jika pada akhirnya kau malah jatuh cinta pada orang lain, aku bisa apa?"

671 🍃

▫▫▫

I've been so tired lately. Overthinking. Depressed. I hope you guys have a nice day.

Meraki [ Short Story Compilation ]Where stories live. Discover now