Day 016

34 3 0
                                    

2018.03.22
Trading Space
Ruang Pertukaran

"Apa hal paling nakal yang pernah kau pikirkan tentangku, Jack?"

Pertanyaan itu pernah dia lontarkan; seolah dia hanya menggodaku, tetapi aku tahu dia sungguh-sungguh.

Aku menyeringai. Seharusnya dia tidak perlu bertanya. Dia tahu jelas jawabanku.

Aku mengamati tubuh polosnya yang meringkuk di dalam pelukanku. Garis tubuhnya indah. Kulitnya lembut dan hangat. Dia sempurna.

"Aku pernah berpikir, bagaimana jika aku diberi satu hari dalam hidupku dimana aku bisa menjadi dirimu..."

Dia tertawa kecil.

"Apa kau sebegitu terpesona padaku?" tanyanya.

"Sebagai diriku? Ya. Tentu saja." jawabku.

Dia mengeratkan dekapannya padaku sehingga dadanya dengan bebas menyentuhku. Wajah cantiknya dipenuhi senyum nakal; manik matanya berkilauan seperti berlian, hidungnya ramping dan bibirnya merekah penuh sewarna ceri.

Aku iri pada semua kecantikan itu. Aku ingin memilikinya barang sehari saja.

"Sebagai laki-laki, apa kau menginginkanku?" dia bertanya seperti berbisik, di telingaku.

Aku menyentuh pinggangnya, sedikit memberi celah pada keintiman kami.

"Sebagai seorang teman? Ya. Aku menginginkanmu. Seperti sekarang."

Emily-ku menggeleng. "Tidak. Bukan yang seperti itu yang kumaksud." katanya.

Aku menangkup wajahnya yang kecil, menatap lembut ke matanya dan melebarkan senyumanku.

"Aku sayang padamu karena kau adalah Emily. Aku sayang padamu karena kau adalah temanku. Aku tidak bisa melihatmu seperti laki-laki lain melihatmu. Kau tahu aku berbeda..."

Aku berhenti. Menarik nafas dalam-dalam lalu melanjutkan, kali ini aku mengecup pelan kening Emily.

"Aku tidak bisa mencintaimu sebagai Jack. Sebagai seorang laki-laki. Tapi aku bisa menyayangimu sebagai Cecilia. Sebagai sesama perempuan."

Emily memelukku. Dia tidak menangis lagi seperti saat dia mendengar pengakuanku beberapa bulan lalu. Dia memahamiku. Itulah yang kusukai darinya.

Dan itulah mengapa aku tidak bisa membenci keberadaannya meskipun harus terikat pada pernikahan yang terpaksa seperti sekarang. Pernikahan yang kurasa tidak masuk akal karena aku tidak pernah membayangkan akan menikahi seorang perempuan.

Sebab di dalam diriku adalah Cecilia. Aku menginginkan pria, seperti dulu Emily menginginkan Jack.

Andai saja aku bisa meminjam tubuh Emily barang sebentar. Dia terlalu sempurna sebagai perempuan, mungkin itulah alasan sebenarnya mengapa aku tidak bisa membencinya.

Meskipun dia istriku, tetapi aku tidak bisa mencintainya. Sebagai lelaki. Sebagai Jack.

339 🍃

Meraki [ Short Story Compilation ]Where stories live. Discover now