Meraki [ Short Story Compilation ]

Day 026

2018.04.01
Sugar
Gula

Jo Dona menendang gundukan salju di hadapannya. Sepatu putihnya menjadi bernoda kehitaman, tapi dia tidak begitu peduli. Matanya lebih tajam mengawasi seseorang dari depan kedai kopi.

Yoon, seniornya, sedang berbicara kepada seorang gadis berambut merah menyala dengan sangat akrab. Itu menerbitkan perasaan tidak nyaman di hati Dona sampai rasanya dia ingin pergi kesana untuk menginterupsi mereka berdua.

Haish, kenapa juga bukan dia yang tadi pergi mengantri? Dia jadi menyesal karena kebetulan yang seperti ini harus terjadi, di depan matanya. Dia tidak menyukai apa yang dilihatnya itu tapi juga tidak bisa berbuat apa-apa. Seseorang mengambil kesempatannya dan dia bahkan tidak bisa pindah dari tempatnya berdiri. Sial sekali. Puncak kesialannya hari ini.

Dona memperhatikan ke dalam kedai itu lagi. Dia membaca gerak tubuh Yoon dan menduga kalau lelaki itu baru saja mengucapkan selamat tinggal kepada si gadis. Dona terkesiap. Dia segera merapikan rambutnya sambil menunggu Yoon melewati pintu.

Dona gugup, tentu saja, ketika Yoon mendorong pintu kaca dan keluar dari tempat itu dengan kedua tangan masing-masing memegang satu cup kopi. Dia melemparkan senyuman kepada Dona sambil terus berjalan menghampiri sebuah mobil sedan berwarna hitam yang terparkir di depan gadis itu. Hari ini juga dia terlihat luar biasa. Lebih tampan dari yang biasa Dona lihat. Kulitnya benar-benar seputih tahu dan matanya yang kecil tanpa lipatan itu melengkung saat tersenyum.

Yoon sudah hampir masuk ke dalam mobilnya ketika dia tiba-tiba berhenti. Dia mengamat-amati Dona, kemudian tertawa kecil.

"Kim Dona, 'kan? Benar, 'kan? Sepertinya kita pernah sekelas."

Dona nyaris meloloskan sebuah desahan miris saat pria yang disukainya itu salah menyebutkan nama depannya.

"Ya. Selamat malam." jawab Dona sopan sambil membungkuk memberi salam.

"Ambil ini." Yoon menyodorkan salah satu kopinya pada Dona. Dona mengerjap.

"Kau kedinginan. Kenapa keluar memakai baju setipis itu? Minumlah ini, supaya hangat."

Dona tercengang, tapi tangannya pintar sekali menyesuaikan diri dan mengambil kopi itu tanpa ragu. Yoon tersenyum, mengucapkan sesuatu seperti selamat tinggal atau semacamnya lalu masuk ke dalam mobil. Dona tidak merencanakannya, tetapi dia merunduk sedikit untuk melihat siapa yang duduk di kursi penumpang di sebelah Yoon dan juga tidak merencanakan untuk melambaikan tangan seperti robot kepada mereka berdua.

Wah, hebatnya. Yoon semobil dengan Jinhyun, wanita yang selalu dirumorkan berkencan dengannya. Wanita yang sering muncul di televisi dan tabloid karena dekat dengan Yoon, Sang Bintang Idola. Jadi, yang dirumorkan itu benar?

"Maaf membuatmu lama menunggu." Seolan yang baru muncul berbicara di sebelah Dona.

Dona menoleh. "Kau bicara apa tadi dengan Yooni Oppa?" tanyanya.

"Tidak banyak." sahut Seolan. Dia menyelipkan anak rambutnya yang merah menyala itu ke belakang telinga lalu melanjutkan, "kurasa dia akan pergi berkencan."

"Kau benar. Itu Jinhyun. Model video musiknya."

"Kukira itu cuma rumor." ujar Seolan.

"Rumor bokongku." umpat Dona kesal.

Seolan mendesah dramatis. "Waah, kesempatan emas kita sudah hilang, Dona. Meskipun dia sering membantuku, dia tetap tidak mau melihatku. Apalagi padamu." Seolan memindai Dona dari kepala sampai kaki kemudian melanjutkan, "Meskipun kau debut menjadi idola, kau tetap tidak bisa menyentuhnya."

Dona memutar mata. "Kau benar. Dia saja salah menyebut namaku." tandasnya semakin jengkel. Dia menyeruput kopinya yang ternyata terlalu manis.

"Tapi kau pasti senang karena dia akrab denganmu." komentar Dona.

Seolan terkekeh. "Hanya karena dia putih dan lembut, kau tidak bisa tahu dalam sekali lihat apakah dia gula atau garam. Dia bisa saja menjadi gula bagimu saat kalian akrab, tapi saat kau melihat kenyataan bahwa dia dekat dengan orang lain padahal sudah bersikap manis padamu, dia adalah garam. Lukamu akan sangat perih saat mengenainya."

571 🍃

Dedicated to the aliensquad mini magnae.