[18] Actually

6.8K 1K 8
                                    

Sikap Jaehyun jauh berubah setelah tadi malam dia cerita panjang tentang kehidupannya. Hampir sama dengan Haechan, Jaehyun merindukan familly time yang bahkan tidak pernah ia rasakan. Sejak kecil ia bersama Ibu karna kesibukan orang tuanya. Itu sebabnya dia bakal nurut banget kalo Ibu udah nyuruh dia ngelakuin sesuatu.

Kenapa dia dingin banget ke gue saat gue pertama datang?? Sebuah alasan klise, dia cemburu karna gue anak kandung Ibu. Dia takut perlakuan Ibu ke dia berubah karna adanya gue. Selama ini orang tua Jaehyun cuma ngasih dia kasih sayang dalam wujud materi, tapi tidak pernah benar-benar memberikannya secara psikologis. Bagaimana pun, Om Yunho dan Tante Jessi memperlakukan Jaehyun dengan sangat baik, hanya saja dalam kurun waktu yang relatif singkat.

"(y/n).." panggil Jaehyun, pagi ini dia cepat sekali bangun, gabiasanya dia bagun saat gue lagi nyiapin sarapan.

"Ada apa?? Tumben udah bangun."

"Cuma kebangun pagi, gatau kenapa. Masak apa??" Tanya Jaehyun sambil nyander ke pintu kulkas.

"Hm, waffle"

"Gue bantuin ya." Jaehyun ngambilin piring dan mulai mindahin beberapa waffle yang udah matang. Suka-suka dia mau ngasih apa ke wafflenya. Terlihat saus coklat dan beberapa buah beri menghiasi waffle. Gue cuma liatin sambil nyuci peralatan masak.

"Kok bentuknya aneh gitu Jae??"

"Gapapa aneh, yang penting enak." Kata Jaehyun yang lagi nyiapin susu. Terlihat gaseperti Jaehyun.

"Kalo rasanya hancur lo tanggung jawab ya." Ternyata, rasa waffle nya gahancur-hancur banget, masi enak walau rada aneh dilidah gue.

"Ntar, lo sama Haechan lagi??" Tanya Jaehyun disela-sela makan.

"Iya."

"Dia kayanya masih marah sama gue."

"Coba lo ngomong baik-baik sama dia, tapi ya gausah langsung to the point, pelan-pelan lo jelasin, dia bakal paham. Dia gaada maksud buat marahan sama lo."

"Ntar gue coba. Lo udah selesai?? Biar gue yang cuci piring."

"Gausah, biar gue aja."

"Lo yang masak, gue yang cuci piring, adil kan??" Tanya Jaehyun dengan sedikit menekan kata adil, dengan sigap dia mengambil piring gue dan mencuci piring. Gue tungguin dia sampe selesai, setelahnya saat di halaman depan, udah terlihat Haechan lagi nungguin gue.

"Gue duluan ya Jae, Haechan udah nunggu."

"Hm, iya."

Perasaan gue pagi ini kalut, entah kenapa gue gaberani deket sama Haechan. Penampilan Haechan tampak berbeda pagi ini. Entahlah, cuma perasaan gue aja apa gimana.

"Pagi kak.." sapa Haechan riang.

"Pagi juga Chani.."

"Gabiasanya kakak manggil gue gitu."

"Gaboleh??"

"Ululu, sayangnya Haechan ngambek.." sahut Haechan manja sambil narik hidung gue gemas.

"Apaan sih Chan!!" Bisa gue pastiin kalo muka gue sekarang merah padam. Gue gapernah ngerasain gugup waktu dideket Haechan. Gue liat Haechan cuma ketawa lepas, selanjutnya gue sama Haechan langsung ke sekolah.

✨✨✨

Jam istirahat, seperti biasa gue ke perpustakaan. Gue gaada niatan sama sekali buat kekantin. Ngapain lagi kalo gabaca novel. Dibalik sudut rak paling belakang yang tidak terjamah orang ramai, gue duduk lesehan dilantai menghanyutkan diri dalam cerita novel yang gue baca. Semua tenang, hingga saat gue mencium aroma kopi konsentrasi gue pecah.

"Sendirian aja??" Ternyata Jaehyun, dia membawa dua cup berisi kopi dan tanpa permisi dia duduk didepan gue. Tangannya terulur ngasi satu cup ke gue.

"Hm, iya. Gapapa, makasih."

"Gue udah bawain ini buat lo, ambil ini, gue ganerima penolakan." Paksa Jaehyun ngeletakin cup kopi ditangan gue.

"Makasih." Gue lanjutin bacaan gue yang sempat terhenti dan gue berusaha mengabaikan kehadiran Jaehyun saat ini.

"Lagi baca apa??" Tanya Jaehyun. Gue cuma negain buku ngeliatin covernya ke Jaehyun.

"Lo kenapa jutek banget sih??" Tanya Jaehyun lagi. Sambil masang wajah melas gimana gitu.

"Lo liat kan, gue lagi baca buku?? Lagipula ini perpustakaan, diem dikit bisa ga??"

"Oke, sorry. Tapi, gue pengen ngobrol sama lo." Kata Jaehyun lagi. Mau gamau gue berhenti baca buku, karna gue keinget pesen Ibu yang pernah bilang gue harus jadi temen yang baik buat Jaehyun.

"Yaudah, ada apa??" Tanya gue, semanis mungkin tanpa terkesan jutek seperti tadi.

"Lo, mau jalan nggak pulang sekolah nanti??"

"Pulang sekolah??"

"Iya, kalo mau barengan sama Haechan juga gapapa, sekalian gue minta maaf. Gue lagi pengen ke Namsan."

"Lo udah ngomong ke Haechan??"

"Belum sih, ntar lo bantuin gue ngomong ya."

"Oke."

✨✨✨

Pulang sekolah,seperti biasa Haechan nungguin gue di depan kelas. Masi lengkap dengan ear phone, Haechan senyum-senyum ke gue.

"Ayo." Kata Haechan sambil gandeng tangan gue. Tapi seketika terhenti saat Jaehyun manggil gue dan Haechan.

"(y/n), Haechan!!" Panggil Jaehyun. Seketika wajah Haechan jutek ngeliatin Jaehyun yang udah berdiri didepan dia.

"Ada apa hyung??"

"Lo, mau jalan nggak?? Bertiga??" Tanya Jaehyun ke Haechan. Bingung, Haechan ngeliatin gue.

"Gue, minta maaf soal yang kemarin Chan. Gue gamau berantem lebih lama sama lo."

"Gapapa hyung, sans aja."

"Jadi, lo mau kan jalan bareng gue sama (y/n)??" Tanya jaehyun

"Terus mobil gue gimana??"

"Lo perginya bareng (y/n), gapap gue sendiri. Tapi ketempat yang sama."

"Yaudah deh, lo mau kemana??"

"Ke Namsan."

"Sip."

✨✨✨

"Tadi Jaehyun hyung udah bilang ke kakak??" Tanya Haechan waktu di mobil. Dia masih keliatan kesel, make seat belt buru-buru gasabaran.

"Udah sih."

"Kenapa kakak mau??"

"Jaehyun mau minta maaf sama kamu, dia pengen baikan. Cuma gatau mau bilangnya gimana, makanya dia juga ngajakin kakak."

"Tadi kan udah tuh, depan kelas."

"Ya, masa cuma gitu doang?? Lagian, kamu ikhlas ga sih tadi maafin Jaehyun nya??"

Asik, 'aku-kamu'
hwhw


"Gatau."

"Kalo kamu marahan terus, kamunya yang bakal gatenang Chan. Kakak gamau lama-lama kamu benci sampe dendaman ke Jaehyun. Gabaik. Lagian gaada salahnya kan temenan lagi?? Jaehyun nya udah tulus minta maaf juga."

"Yaudah deh, buat kakak gue baikan sama Jaehyun hyung."

"Jangan karna kakak, karna Jaehyun."

Poetic Beauty [JJH x You] ✔Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon