Bagian 3 - Perjalanan Mobil

2.2K 182 22
                                    

Avery

Suara gelap Harry membuat sekujur tubuhku merinding. Terasa sangat dalam, serak dan juga... pelan! Entahlah. Simpelnya membuatku tak dapat berkata-kata. Aku tak pernah berpikir bahwa suaranya akan terdengar seperti itu.

"Y-ya" ujarku sembari mengangguk dan ia memberiku senyum manis.

"Aku mengadakan pesta pada hari Jumat dan semuanya diundang jadi mengapa tidak kau-" ujarnya dan matanya berkelana ke Sophia sebelum segera kembali bertemu denganku.

"...dan temanmu untuk datang ke pesta bersama kami?" lanjutnya dan aku merasakan tangan Sophia mencengkeram lenganku hanpir memutuskannya. Aku merasa perasaan gelisah di perutku, aku tak pernah menjadi gadis pesta, mungkin karena aku tak pernah menghadiri pesta sebelumnya.

"A-aku tak tahu." ujarku dan aku merasa Sophia mencolek sisi tubuhku yang membuat mataku mendecak ke arahnya.

"Baiklah, ayo datang jika kalian mau! Kau anak baru dan kupikir kau harus pergi ke pesta untuk pertama kalinya, jadi mengapa tak pergi ke pesta yang terbaik huh?" ia terkekeh dan aku hanya tersenyum akan kesombongannya. Teman ia yang lainnya pergi ke sudut dan bergabung dengannya. Yang pirang, Niall, meyakinkan agar mengisi lorong dengan tawanya. Sangat menggemaskan jika kau tanya.

"Tapi kuharap aku akan melihatmu disana," ia berkedip sebelum berjalan mengikuti temannya. Apakah ia selalu segenit itu? Sophia mencicit seraya meloncat, bersikap layaknya maniak.

"Avery astaga, ia menginginkanmu, sungguh. Kita harus pergi! Kau dapat ke rumahku sepulang sekolah dan kita dapat bersiap-siap dan oh Tuhanku aku sungguh tak sabar!" Sophia hampir berteriak di lorong, menginginkan perhatian yang tak dinginkan.

"Aku tak mau Sophia..." ucapku selagi menggaruk belakang kepalaku dan ia hanya melihatku seperti seorang hantu.

"Apakah kau bercanda. Harry fucking Styles barusan mengajakmu datang ke pestanya dan kau tidak mau? Girl tidakkah kau mendengarku saat di kafetaria?" ia hampir mengomeliku dan aku mengangguk.

"Tapi semuanya diundang, apa yang spesial dari itu?" tuturku dan ia menggeleng.

"Avery, ia mengajakmu secara langsung, berhadapan, bertatapan, ia dengan mu, manusia ke manusia, Harry ke Avery..." ujarnya dan aku terkekeh. Perempuan ini harus berhenti berbicara karena ia terlalu hiper.

"Baiklah aku mengerti." ujarku sembari tertawa.

"Jadi?" tanyanya, sedikit cemberut. Kumohon jangan menatapku dengan tatapan memelas, orang sudah mulai berhenti melakukan itu sejak lama namun sedihnya itu berhasil.

"Oke kita dapat pergi." ucapku dan ia langsung berteriak senang. Ia meraih lenganku dan kami menuju kelas selanjutnya.

Setelah pulang sekolah aku memutuskan bahwa aku harus pulang kerumah. Sophia dan aku saling mengucapkan selamat tinggal dan kita bertukar nomor-telfon. Saat aku berjalan menyebrang ke parkiran aku melihat Harry berjalan ke mobilnya, Range Rover berwarna hitam. Mobilnya bagus, aku tak pernah melihat yang aslinya dan aku selalu ingin duduk disana dan mengendarainya. Ia mendongak dari ponselnya dan melihatku, ia memberiku senyum dan aku membalasnya.

Aku berjalan di trotoar dan hanya mengagumi London pada musim tahun ini. Aku mendengar suara mobil di jalanan dan menoleh ke bahuku, itu Range Rover hitam yang tak asing. Kecepatannya menurun dan kaca jendelanya dituruni.

"Hei! Kau disini rupanya sedang berjalan sendiri." suara tak asing itu berkata dan terkekeh. Aku melihatnya dan menghentikan jalanku.

"Apa yang kau lakukan disini?" ujarku sementara ia mematikan mobilnya.

"Aku berpikir mungkin aku dapat mengantarmu pulang? Kau berjalan sendiri jadi kurasa mengapa tak bersikap baik pada newbie dan mengantarnya pulang." ia tertawa selagi mengangkat bahu dan aku merona. Panggilannya padaku 'newbie', aku hanya berharap itu tak bertahan lama seperti Fiona.

"Jadi kau ingin mengantar pulang newbie junior?" tanyaku seraya menyilangkan lengan di dada dan ia tersenyum selagi mengangguk.

"Kau ingin agar aku mengantarmu selama sisa perjalanan?" kupikir niatnya manis namun mengapa ia melakukan ini? dimana kamera itu tersembunyi? aku mengangguk sebelum berpikir lebih. Aku meloncat kedalam mobil dan mengambil napas dalam, aku berada didalam Range Rover, bersama pria paling populer disekolah dan ia satu tahun lebih tua dariku, cubit aku kumohon. Aku menunjukkan dia jalannya dan ia berhenti di depan, Ibuku pasti akan menanyakan pertanyaan tentang hal ini setelah ia berteriak mungkin senang karena melihatku berada disamping lawan jenis selain adikku.

"Makasih Harry." aku melihatnya dan tersenyum. Aku berjalan keluar dari mobil dan kembali melihatnya.

"Tak masalah cinta, sampai jumpa hari Jumat?" tanyanya dengan ekspresi alami.

"Ya sampai jumpa hari Jumat." tuturku dan dengan itu ia kembali menyetir. Aku berdiri di jalan-mobil dengan senyum terbesarku. Hari ini sungguh menyenangkan, kurasa aku akan berhasil bertahan.


The Senior (Indonesian Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang