Bagian 57 - Cintai dirimu terlebih dahulu

1K 61 0
                                    

Avery

Harry dan aku sudah mencoba selama beberapa bulan untuk melihat apa hubungan kami dapat berjalan. Kami menjaga rahasia dari keluargaku. Harry mengajariku bagaimana cara aman memanjat keluar dari jendela agar kita dapat saling bertemu, ia terkadang memanjat ke kamarku dan saat kami di sekolah kami selalu saling menjaga satu sama lain. Harry mencoba sangat keras untuk kami agar tidak putus tapi sedikit susah tapi ia selalu berjanji semuanya akan baik-baik saja.

Jake dan aku kadang-kala, kita berbicara jika ada seseorang di ruangan tapi setiap kami sendiri kami hampir tak pernah berbicara. Satu-satunya hal yg ia tanyakan padaku adalah menyingkir atau apakah aku masih bersama Harry. Lalu sejak kami backstreet dari keluarga aku berbohong terhadapnya. Aku dihancurkan diantara hubunganku bersama Harry dan hubunganku bersama Jake. Ku rasa hatiku mengatakan satu hal dan otakku mengatakan yg lain.

Aku bisa bersama dengan Harry yg merupakan hal baik bagi hatiku.

Aku dapat putus dengan Harry dan membiarkan menuntun hubunganku dan kakakku yg akan menunjukkan sisi cerdas otakku kalau aku selalu mengutamakan keluarga.

Tapi hal yg dapat menyembuhkan hatiku, adalah mendapatkan kembali kakakku. Aku bersiap ke sekolah memakai jeans hitam dan switer rajut. Aku turun untuk membuat sarapan tapi saat aku melihat tatapan dingin Jake bertemuku aku memutar tumitku dan berjalan ke sekolah. Aku dan Brad berjalan setiap harinya ke sekolah selama beberapa bulan yg merupakan hal bagus. Aku selalu bertemunya di luar rumahnya dimana ia biasanya menunggu.

Untuk: Brad

Aku akan ke rumahmu beberapa saat lagi, maaf karena pergi sangat awal x

Saat tiba di luar rumahnya ia berdiri disana siap untuk pergi. Ia sebenarnya terlihat sangat tampan. Ia memakai jeans hitam, boots coklat, baju biru marin dengan switer hitam rajut, pita merah dan mantel hitam. Ia juga memakai kacamata Ray-Bans dan rambutnya jambul sempurna.

"Halo supermodel" sambutku padanya dengan kekehan dan ia ikut terkekeh selagi merona.

"Hai Avery, kau juga tak terlihat jelek" ucapnya selagi aku merona. Kami mulai berjalan menuju sekolah dan tertawa dalam perjalanan. Saat kami tiba di sekolah kami mengucapkan selamat-tinggal seraya ia berjalan ke loker dan aku ke lokerku.

"Hei sayang" suara gelap familiar dan serak menyambut dan lengannya ia letakkan di sekitar pinggangku. Ia mendekatkan tubuhku ke tubuh atas hangat panjangnya. Aku tersenyum selagi meletakkan kepalanya di bahuku.

"Hai" ia mencium bahuku yg membuatku merona. Aku mengeluarkan buku-ku dan memutar untuk menghadapnya.

"Kau datang awal" aku tersenyum padanya dan ia membalas gestur itu.

"Dan kau juga" ia menyambungkan bibir kami dan aku bersyukur karena hanya ada beberapa orang di lorong saat ini. Mendadak perutku berbunyi keras dan Harry melepas terkekeh. Aku menunduk malu.

"Apa kau belum makan pagi ini?" ia mencium pipiku agar aku merasa lebih baik selagi aku menggeleng. Aku mendongak padanya. Kepalanya tak-berdaya selagi ia mengernyit padaku.

"Mengapa begitu sayang?" aku tak tahu apa aku harus memberitahunya mengenai Jake. Karena kita bilang kita harus mencoba lagi Harry ingin tahu apa hubungan Jake dan aku membaik. Lalu pertama kali aku memberitahunya kalau masih sama saja ia cemas jadi setiap saat setelah itu aku selalu berkata baik-baik saja, walaupun tidak.

"Aku stres" aku mengangkat bahu dan ekspresinya tetapsama yg membuatku mengernyit.

"Kau datang 45 menit lebih awal sayang, bagaimana kau bisa merasa stres?" aku mengangkat bahu.

"Apa ada sesuatu terjadi?" aku menggeleng.

"Pagi Avery!" Sophia menyela perbincangan kami yg menyebabkanku menghela lega.

"Pagi Soph" senyumku dan ia membalas gestur itu. Ia mengeluarkan bukunya dan Harry menciumku dengan ciuman panjang bergairah.

"Berhentilah" ia terkekeh ketika Harry perlahan melepas melihat mataku. Kami berjalan ke kelas dan menikmati pelajaran sepanjang hari Jumat. Saat makan siang kami duduk di meja yg merupakan meja lama Harry dan temannya. Cara memberiku tatapan menjijikkan. Ia sebenarnya memberiku jeda tapi itu hanya karena Harry sudah berbicara padanya.

Seraya kami makan kami berbincang tapi aku berada dalam angananku sendiri. Aku memikirkan tentangku dan Harry apa itu ide yg bagus karena ia menyayangi dan memperdulikan sebaliknya kalau Jake ia dingin dan tak penyayang. Jake bahkan mulai lebih sering menginap di rumah Hannah. Aku sudah berbicara padanya mengenai Jake untuk melihat apakah ia berbicara tentangku padanya. Itu benar tapi Han bilang ia sangat kesal dan cemas denganku.

"Kau oke?" bisik Harry membawaku kembali ke realita dan aku melihatnya selagi mengangguk. Ia tersenyum dan aku merasakan tangannya di punggungku mulai menggerakkan lingkaran kecil yg menenangkan setiap saraf di tubuhku.

Aku melihat Sophia yg duduk di samping Liam. Aku tak tahu apa mereka berpacaran atau tidak karena yg ku tahu mereka kadang-kala karena ia tak siap memulai hubungan dengan Liam karena ia sudah berpacaran dengan banyak perempuan, ia takut kalau Liam akan berselingkuh. Ia bertemu mataku dan aku mengangkat kedua alisku. Aku harus berbicara padanya mengenai ini. Ia dapat memberiku nasihat apa aku harus melakukannya atau tidak. Ia memberiku anggukan kecil dan bangkit dari kursinya.

"Avery dan aku harus mengikuti pelajaran OR, kau tahu kita harus mengganti pakaian. Butuh beberapa saat untuk perempuan kau tahu" ia tersenyum dan aku memberinya senyum. Mereka semua mengucapkan selamat-tinggal dan Harry memberiku ciuman selamat-tinggal. Saat aku melihat ke sekitar ruangan ketika kami keluar aku melihat tatapan dingin Cara, ia melihat kami.

Kami keluar ke loker dan berbincang selama perjalanan. Aku menjelaskan situasinya dan saat selesai ia menghela.

"Aku tak tahu harus melakukan apa!" erangku dan mengistirahatkan tubuh atasku di loker.

"Bicaralah padanya, ceritakan padanya situasimu"

"Sudah terakhir kali dan hasilnya tak baik. Aku berbohong padanya dan keluargaku" ia menyilang lengannya dan menghela.

"Kalau begitu putuskan dia, kau selalu menyedihkan hubunganmu. Putus saja dan perbaikilah dirimu terlebih dulu karena kau tahu apa yg akan mereka bicarakan" ia mengangkat alisnya.

"Kau tak dapat mencintai seseorang jika kau tak mencintai dirimu terlebih dahulu"

~~~~~~~~~~~~~~~


The Senior (Indonesian Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang