Bagian 19 - Setangkai mawar

1.3K 90 3
                                    

Avery

Kami mengucapkan selamat tinggal dan aku berjalan ke mobil Sophia. Aku berjalan dengan senyuman dan saat aku masuk ke dalam ia mengernyit.

"Apa yang terjadi" ia mulai menyalakan dan kami menyetir. Aku memberitahunya tentang permintaan maaf Harry dan ia ingin mengajakku makan malam. Ia mendecit dan mulai bertepuk-tangan hingga aku harus mengingatkannya untuk menjaga tangannya tetap di setiran mobil. Ia mengantarku ke rumahku dan kami mengucapkan selamat tinggal. Aku berjalan masuk dan megerjakan pr lalu tertidur di kasurku.

Aku terbangun oleh suara hujan yang menerpa jendelaku. Aku melihat ke jam pukul 5 pagi, bagus. Aku mengeluarkan helaan dalam selagi terlentang. Hari ini jumat dan besok akan menjadi hari dimana aku dan Harry makan malam. Aku tak tahu dimana kita akan makan atau apa yang harus ku pakai. Aku dapat menanyakannya hari ini di sekolah tapi otakku memperingatiku kalau kejadiannya bisa terjadi seperti terakhir kali. Mungkin aku dapat memakai rok pen hitamku dengan leging tipis karena itu kasual dan sedikit glamour lalu kaus hitam rolling stones ku, yang akan terlihat bagus. Alarmku menyela lamunanku dan aku melakukan rutinitas pagi lalu waktunya sekolah.

Tak terlalu banyak orang saat aku tiba tapi perlahan semakin banyak. Aku melihat Harry berjalan bersama Louis jadi aku mencoba agar tak mendapatkan perhatian mereka, atau setidaknya tidak Louis.

"Muntahan" aku mendengar Cara bereriak di lorong dan Harry dan Louis memutar ke arahku. Aku menghela dan memberi Cara senyum palsu.

"Apa?" Bentakku padanya. Tidak mood padanya dan ancamannya terhadapku. Ia tak mengucapkan apapun ia hanya tertawa dan berjalan menuju Harry dan Louis. Semua yang kulihat sebelum aku memutar adalah Louis memutar mata padanya. Sementara aku melihat buku Inggris seraya aku menunggu Sophia agar tiba.

'Harry aku berangan apakah mungkin kita dapat bersenang-senang lain kali'

'Tidak aku cukup sibuk Cara'

'Harry kumohon, ada seseorang yang ingin bertemu denganmu'

'Pergi Cara, Harry tak menyukaimu'

Aku menghindari suara mereka dan memberi bukuku perhatian lebih. Buku itu berisikan kutipan populer yang jumlahnya banyak dan bagus. Aku rasa buku ini akan memberikan banyak pengetahuan dan panduan.

"Hai Avery"

"Hai Sophia" aku tak mendongak aku hanya terus membaca. Ia terkekeh lalu berjalan ke lokernya untuk mengambil bukunya.

"Ayo kutu-buku kita akan mulai sebentar lagi" aku menutup bukunya dan memberinya senyuman.

"Kutu-buku huh?" Kami berdua terkekeh dan berjalan ke kelas.

Setelag kelas kami berjalan ke kafetaria dan Sophia tidak bisa berhenti membicarakan makan malamnya. Ia sudah bertanya jutaan pertanyaan dan ia masih ingin bertanya.

"Jadi apakah kau gugup?" Ia bertanya seraya kami duduk.

"Ya" ucapku selagi aku merona lalu menggigit makanan menjijikkan itu.

"Apakah kau pikir ia akan menciummu lagi?" Sophia bertanya padaku dan aku semakin merona.

"Siapa yang akan mencium Muntahan?" Cara bertanya entah darimana.

"Kau tak perlu tahu" Sophia membentaknya.

"Lihat semuanya Avery memiliki pacar rahasia, siapa yang berpikir begitu?" Cara berteriak di seluruh kafetaria seraya orang mulai tertawa. Harry dan temannya melihat. Harry menatapku tajam, pertama kalinya ia tak tersenyum padaku saat makan siang.

"Diamlah Cara" decakku padanya.

"Oh Muntahan apakah kau mengatakan sesuatu?"

"Aku bilang diamlah Cara" ucapku lebih keras dan kurasa banyak orang yang mendengar dan beberapa ucapan 'ooh' keluar dari mereka. Sophia dan aku bangkit dan keluar dari kafetaria. Kami berjalan ke kelas terakhir kami dan mengucapkan beberapa kalimat humor untuk melupakan Cara.

"Dah Avery, Semoga bersenang-senang malam ini!" Ucap Sophia sebelum kami berpisah dan aku berjalan sungguh pelan untuk melihat apakah Harry akan mengejar, dan benar saja.

"Hei cinta" kalimatnya membuatku merinding dan kupu-kupu.

"Hai Harry"

"Ayo pergi!" Ucapnya dan kami berjalan. Kami berbicara tentang segalanya. Aku menyadari betapa mudah berbicara dengannya. Ia membicarakab kalimat lucu yang buruk, sangat buruk hingga kau menertawainya karena aku merasa iba padanya.

"Tentang kencannya, kemana kau akan membawaku?" Tanyaku malu.

"Kejutan cinta" ucapnya seraya ia terkekeh.

"Bisakah aku mendapat petunjuk karena aku ingin tahu pakaian apa yang cocok"

"Berpakaianlah sesuai yang kau mau, dan disini di rumahmu. Aku akan menjemputmu jam enam" ia berkedip dan pergi.

Malam itu berlalu cukup cepat dan aku pergi ke kasur, sangat senang untuk besok. Aku langsung tertidur dan memimpikan ikal coklat-gelap.

Aku bangun sekitar jam 11 dan mandi. Sekarang akhir pekan dan malam ini sangat spesial jadi aku membereskan segalanya. Aku masih belum memberitahu orang-tuaku. Aku tak ingin karena kakak dan ayahku tak menyukai Harry lalu ibu berpikir ia baik-baik saja. Saat aku selesai aku membaca beberapa halaman the fault in our stars lalu mulai berpakaian. Aku memilih rok hitam, leging, kaus rolling stones dan memakai riasan natural. Eye liner dan sedikit lip gloss. Persiapanku disela oleh ponselku.

Dari: Sophia

Bersenang-senanglah malam ini, kau harus menceritakanku semuanya pada hari Senin.

X

Aku membalasnya dan menuruni ruang-tamu. Aku beruntung kedua orang-tuaku bekerja sepanjang malam. Sekarang aku hanya perlu memberitahu Jake tentang makan malamnya.

"Jake aku tak akan berada di runah malam ini, aku akan pergi makan malam dengan teman" ia menonton sepak-bola.

"Mmmm" ucapnya dan mulai berteriak pada TV, seolah mereka dapat mendengarnya. Aku membuka pintu depan tapi dihentikan oleh suara jake.

"Tunggu apa? Teman apa?"

"Hanya seorang teman Jake tak apa dan aku akan berhati-hati" aku mendengarnya menghela.

"Oke hanya saja pulang ke rumah saat pukul 11" terimakasih karena acara sepak-bola sedang bermain di TV kalau tidak ini akan berjalan sulit. Aku berjalan keluar dan melihat range rover hitam familiar dan pria berambut-ikal familiar di sampingnya dan di tangannya ia memegang setangkai mawar.

~~~~~~~~~~~~~~~


The Senior (Indonesian Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang