Bagian 13 - Ini perlahan kembali terulang

1.4K 131 7
                                    

Avery

"Kau apa?" Ia melihatku dengan ekspresi kaget, mulutnya sedikit terbuka dan matanya melebar.

"Aku dibully" gumamku lagi dan menunduk ke cangkir teh ku, aku malu karena itu dan aku tak ingin orang mengetahuinya, itu memalukan. Aku selalu mengabaikan topik itu saat dibicarakan.

"Maaf Avery, tapi aku tak mengerti. Kau baik, kau orang paling terbaik yang kukenal dan kau cantik" aku melihatnya, masih dengan ekspresi yang sama. Aku memberinya senyum sebagai permintaan terimakasih akan kalimat baiknya.

"Dan tadi malam pasti sulit bagimu, maksudku apa yang Cara ucapkan tentang apa yang akan terjadi" aku mengangguk.

"Ya, aku tak ingin seperti dulu" tangisan mulai terbentuk di mataku, tapi aku mengedipkannya namun satu air mata jatuh ke pipiku.

"Oh kemarilah" ujar Sophia dan menarikku ke lengannya. Terasa nyaman, seperti ada orang yang perduli. Ia lah satu-satunya yang ku beritahu selain keluargaku. Terasa nyaman, sungguh nyaman.

"Kumohon jangan beritahu siapapun, kau yang pertama selain keluargaku" aku melihatnya dengan tatapan memelas.

"Tidak akan" ia melihat mataku dengan seksama.

"Mereka orang bodoh yang cukup bodoh karena kehilangan perempuan manis sepertimu bagaimanapun kita memenangkanmu dan aku berjanji kalau aku selalu akan berada disini untukmu" ia memberiku sebuah senyum. Aku mengusap tangisanku dan kami disela oleh suara familiar yang mengisi ruangan. Kami memutar kepala menuju pintu dan melihat mereka.

Mereka berjalan masuk, pakaian kasual dan beberapa dari mereka memakai kacamata raybans dan topi. Aku tak tahu apa yang harus ku lakukan, mereka tak boleh melihatku, tidak setelah tadi malam. Aku duduk dan sedikit menarik jaket untuk menutupi wajahku. Sophia melihat mereka lalu melihatku.

"Ya Tuhan" ia berbisik dan matanya melebar.

"Apa?" Aku berbisik dan perlahan memutar kepalaku ke arah mereka, mereka berjalan ke arah kami.

"Sial" kutukku.

"Halo gadis, bersenang-senang semalam?" Aku mendengar suara yang tak familiar bertanya, itu Louis. Aku tak pernah berbicara padanya namun ia terlihat baik.

"Baik" tanya Sophia dan aku terus menyembunyikan diriku sebisaku. Aku melihat Harry dan menyadari bahwa ia melihatku, aku merasa udara panas menutupi wajahku dan aku berpaling.

"Dan kau juga muntahan" ucap Louis dan mereka semua tertawa. Aku menarik kembali kalimatku yang mengatakan kalau ia baik.

"Hei, jangan panggil dia seperti itu, dia punya nama" ucap Sophia dan berdiri.

"Oh aku takut sekali apa yang akan kau lakukan huh?" Ucap Louis dan mereka tertawa.

"Hei jangan berbicara seperti itu padanya" aku mendengar Liam berucap.

"Baiklah sampai jumpa kalian, selamat tinggal Muntahan" ucap Louis dan mereka semua tertawa. Aku merasa perasaan buruk yang familiar di perutku, ini semua kembali terulang.

"Abaikan saja dia, dia berengsek" ucapnya seraya menghela. Kami mengucapkan selamat tinggal dan aku pulang. Seraya aku berjalan masuk aku mendengar Ibuku berteriak.

"Avery Marie Clark, darimana kau sepanjang malam. Aku dan ayahmu sangat khawatir" ia berteriak padaku.

"Aku tidur di rumah teman" ucapku menunduk ke tanganku.

"Rumah teman, itulah yang dikatakan remaja masa kini" ia memutar matanya.

"Aku berjanji bu aku tidur di rumah Sophia" ucapku melihat matanya dengan seksama. Jake datang menuruni tangga dengan rambut basah, ia kemungkinan baru saja berolahraga.

"Hei Avery, kau bersenang-senang semalam" ia memberiku senyum.

"Ya" ia mendengar suaraku yang merendah di akhir kalimat dan mengernyit. Aku tak ingin memberitahu Ibuku.

"Aku senang bahwa kau bersenang-senang sayang tapi kumohon telponlah aku lain kali. Kami baru saja pergi makan dan ayah harus bekerja tapi apakah kau ingin makan siang. Aku menggeleng dan berjalan menuju kasur. Aku berbaring ke tempat tidur dan menenang.

Aku dibanguni oleh alarmku. Aku pergi mandi, perasaan kupu-kupu familiar pada saat pertama sekolah kembali muncul. Aku mengambil jeans hitam, baju hangat dan ranbutku tergerai untuk menunjukkan keritingku. Aku makan sarapan dengan cepat lalu berjalan ke sekolah. Aku masuk dan mencoba agar mendapatkan perhatian sekecil mungkin.

"Oh lihat itu si Muntahan"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

hi hi hi

as always,

vote.comment.follow

bye x

The Senior (Indonesian Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang