Bagian 20 - Kencan

1.1K 92 1
                                    

Avery

Ia terlihat sangat tampan malam ini. Ia menyambutku dengan ciuman di pipi seraya ia memberiku mawarnya dan beberapa pujian yang membuatku merona. Ia membuka pintu mobil saat aku masuk. Sekarang kami menyetir menuju lokasi misterius itu.

"Bisakah kau memberitahuku?" Tanyaku jutaan kali dan ia terkekeh.

"Tidak ini kejutan dan kau akan segera tahu" ia tersenyun. Aku tak kuasa namun mengagumi fitur wajah luar-biasanya. Rahang tajamnya, bibir tebal pink dan mata hijau indahnya. Bagaimana ia fokus pada jalan membuat ototnya menegang. Ia berhenti di restoran kecil Italia. Harry keluar dan ia berjalan untuk membukakan pintuku.

"Oh gentleman sekali, terimakasih" kami tertawa. Ia meletakkan tangannya di pinggangku seraya kami berjalan masuk. Restorannya nyaman dan aroma pasta mengisi lubang hidungku. Aku kembali menghirup aroma menakjubkan itu dan aku mendengar Harry terkekeh. Pelayannya menunjukkan arah ke meja kami, mejanya kecil di belakang, terpisah dari meja lain. Harry menarik kursiku dan aku berterimakasih padanya selagi aku duduk.

"Halo namaku Catharine dan aku akan menjadi pelayanmu untuk malam ini" ucap perempuan muda, kemungkinan kepala dua, berambut-pirang panjang sebahu, sangat cantik. Ia hanya melihat Harry dan kekehanny seperti Cara... ia menggodanya. Aku menunduk.

"Avery, apa yang kau inginkan?" Aku tak mendongak, aku memesan pasta Bolognese sambil menunduk dan saat Catharine mengambil pesanan kami ia pergi dan membuatku menghela.

"Kenapa?" Bagaimana menurutmu?

"Tak apa"

"Kau yakin?"

"Ya aku tak apa oke!?" Aku membentaknya membuat ia mengangkat tangannya ke udara.

"Maaf, aku tak bermaksud seperti itu, maaf"

"Tak apa cinta, tapi ada sesuatu yang menjengkelkanmu kan?" Aku melihatnya dan ia melihatku dengan seksama seraya aku mengangguk.

"Ya" kau menggoda si pelacur itu disana.

"Lalu apa itu" aku dapat mendengar kejengkelan di suaranya agar aku tak memberitahunya. Kurasa ia terbiasa mendengar jawaban langsung dari orang lain.

"Apakah kau pikir pelayan kami cantik" tanyaku selagi aku berpaling, tak ingin bertemu tatapannya.

"Baiklah iya terus?"

"Tak apa, ayo jangan hancurkan ini" aku memberinya senyum kecil. Kami mendapat makanan kami dan Catharine telah membuka beberapa kancing kemejanya jadi saat ia memberikan Harry makanannya ia sedikit membungkuk agar Harry dapat melihat jelas belahannya.

"Jadi mengapa kau ingin mengajakku makan malam, aku tak protes, hanya berangan" tanyaku malu dan menggigit sedikit pasta lezat itu. Terasa rasa pedas menakjubkan yang membuatnya sungguh lezat.

"Kurasa aku harus memberimu permintaan maaf untuk kejadian di pesta itu dan hal yang terjadi di lorong" ia lalu menggigit pastanya. Kurasa ia menyukaiku, namun salah besar.

"Baiklah terimakasih dan kau ku maafkan" aku memberinya senyum dan ia membalas gestur itu. Lalu kita hanya berbicara tentang keluarga dan ketertarikan kami untuk saling mengenal satu sama lain. Ia memiliki ibu dan saudara perempuan. Ia tak mempunyai ayah, ia meninggal saat ia masih kecil. Aku memberitahunya tentang keluargaku dan kami tertawa akan foto yang ia lihat di kulkasku. Semuanya sempurna. Setelah beberapa saat pelayan mengambil piring kosong kami selagi kami berbicara. Saat kami berbicara aku menyadari ia mulai menegang. Ia melihat ke sekitar dan rahangnya menegang.

"Ada apa Harry?" Aku berbalik untuk melihat apa yang ia lihat.

"Jangan berbalik, pergilah ke kamar mandi" jawabnya cepat.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

The Senior (Indonesian Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang