Bagian 30 - Kejutan buruk

1K 81 8
                                    

Avery.

Aku perlahan membuka mataku dan pandanganku sedikit buram. Aku mendengar suara seseorang, sangat lemah. Pikiranku tak dapat menganalisa suara itu. Aku merasakan kain dingin di keningku. Terasa enak merasakan kain dingin dan lembab itu di wajahku. Aku merasakan tubuhku rileks akan perasaan itu dan panas menghilang dari tubuhku. Aku berkedip namun pandangan buramnya masih terlihat. Pikiranku sangat kacau dan mencoba memahami apa yang baru saja terjadi. Tapi aku tak mendapat apa-apa setelah berpikir keras. Aku hanya mengingat awal saat bertemu Harry.

"Avery?" suaranya gelap. Aku menutup mata dan kembali membukanya. Saat membuka aku tersenyum. Brad duduk di hadapanku dengan ekspresi cemas dan di sampingnya duduk Sophia dengan ekspresi yang sama. Sophia memberiku senyum kecil untuk membuatku merasa lebih baik.

"Bagaimana perasaanmu? Aku bersumpah jika ia menyakitimu aku akan membunuhnya!" suara Brad kasar. Aku melihat amarah di matanya selagi mata-coklat itu berubah menjadi hitam-legam.

"Aku baik-baik saja, dimana ia?" aku melihat ke sekitar kamar-mandi tapi hanya ada kami disini.

"Entahlah, saat aku berdiri di luar menunggumu selesai Harry, Liam, dan Louis datang. Harry ingin masuk namun aku menghentikannya karena aku tahu kau ada disini. Tapi ia mendorongku ke samping dan Harry berjalan masuk. Aku mencoba masuk untuk mengeluarkannya dan memberitahumu tapi Louis mendorongku. Lalu Liam mendorongku mengikutinya dan bilang ia harus berbicara denganku. Selagi ia mendorongku aku melihat Zayn dan Niall berjalan ke Louis dan berbicara, memblokir jalan siapapun untuk masuk" ia mengambil napas dalam dan aku mengangguk agar ia melanjutkan ceritanya. Brad menyodorkanku segelas air. Aku memberinya senyum selagi sebuah terima kasih sebelum meminum air di dalam gelas plastik.

"Lalu saat aku dan Liam berbicara aku mencoba menahannya untuk memberitahu kalau Harry berada di dalam kamar-mandi denganmu namun ia menghindari semua pertanyaanku. Lalu aku melihat Harry dan yang lain berjalan ke arah kami. Harry menampilkan tatapan ekspresi cemas sekaligus terhibur selagi melihat kami. Ia bilang pada Liam untuk ikut dengan mereka. Aku berjalan ke kamar-mandi dan di perjalanan aku melihat Brad jadi kami masuk ke dalam sini dan menemukanmu di sudut, pingsan"

"Oh" yang hanya dapat kukatakan. Apa yang Harry lakukan saat ia disini setelah aku pingsan? Di sisi lain, mungkin ia hanya meninggalkanku sendiri saat aku pingsan, untuk terlepas dari masalah. Kurasa ia sudah cukup mendapat masalah untuk hari ini. Sebuah pertarungan perempuan pingsan. Itu tak akan berjalan baik jika kepala-sekolah mengetahui ini. Tuan Fox akan marah dengannya.

"Apa yang ia lakukan padamu?" aku mengangkat bahu. Aku melihat ekspresi wajah Sophia, ia merasa bersalah.

"Ia berbicara padaku dan bilang kalau ia akan menyelesaikan apa yang ia mulai pagi ini. Aku mendapat serangan-jantung saat aku takut atau sangat gugup jadi aku langsung pingsan" ucapku selagi aku melihat mereka sementara mereka mengangguk.

"Kau mengingat yang lainnya?" tanya Brad dengan ekspresi yakin.

"Tidak?" aku mengernyit dan aku perlahan bangkit. Mereka menolongku dan kami berjalan keluar menuju ke loker kami. Kosong di lorong, yang sangat ku syukuri. Makan siang kami akan segera berakhir dan kami memutuskan untuk melewati makan siang. Kami mengambil buku dan berjalan ke kelas selagi kami mengucapkan selamat-tinggal ke Brad.

Setelah kelas ekonomi yang panjang kami berjalan ke loker kami untuk pulang. Aku bergidik saat kami sampai di loker. Saat aku membuka loker, aku melihat sebuah kertas familiar. Aku mengambilnya dan aku merasakan jantungku berhenti berdetak. Aku tak dapat mempercayai mataku. Di kertas itu adalah foto buram diriku, hanya memakai celana-dalam di kamar mandi sekolah. Aku tak dapat menemukan kalimat untuk hal ini. Di bawah foto terdapat teks, tulisan-tangan. Aku menelan ludah.

"Ku bilang itu baru awal, bukankah begitu?"

~~~~~~~~~~~


The Senior (Indonesian Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang