12; pilihan

780 203 163
                                    

Vote lagii

#AthenaLuke or #AthenaCalum?


Kok pelajarannya ngebosenin ya?

Luke tiba-tiba menyodorkan bukunya yang terdapat tulisan tersebut. Aku terdiam, lalu menoleh ke arahnya yang pura-pura sibuk memperhatikan guru di depan. Pandangannya lurus menatap ke papan. Aku mengerutkan dahiku, mencoba mengerti apa yang dia maksudkan. Ini kan pelajaran matematika. Darimana Luke bisa berkata kalau pelajarannya membosankan (karena setahuku, dia sangat suka matematika)? Apa aku salah dengar? Eh, salah baca? Aku kemudian mengambil bolpoin dan mencoba menuliskan kata-kata yang tepat untuk membalasnya.

Tumben, biasanya aja semangadh :D

Luke menyeret bukunya agar mendekat, lalu sibuk menuliskan jawaban padaku.

Lo tahu ga ini ngeboseninnya kayak apa?

Aku mengerutkan dahi.

Apa? :D

Hubungan kita :D

Aku memutar mata malas. Aku tahu sekarang dia sedang menahan tawa. Aku segera menuliskan jawabanku.

Lo tahu artinya huelek ga Luke?

Ap?

Jelek. Kea hubungan kita. Gabisa diterusin. :DD

Luke memandangiku dengan datar kemudian. Aku menahan tawa dengan tidak serantan. Pasti dia sedang kesal sekali sekarang. Aku kemudian mendekat padanya, lalu berbisik, "Dengerin lagu aja yuk? Gue bawa headset."

Dia mengangguk. Luke segera mengambil ponselnya dari dalam saku, lalu aku menyodorkan earphone putih dari dalam tas. Luke segera memasang earphone-nya, dan memutar lagu yang kira-kira cocok untuk mood kami saat ini. Satu lagu terputar, dan kami kemudian pura-pura menatap papan dengan serius. Tangan kami menopang dagu dan sebisa mungkin menutup keberadaan si earphone. Kemudian Luke berkata, "tiduran aja yuk."

Luke merebahkan kepalanya di meja. Aku kemudian mengikutinya. Merebahkan kepalaku juga di meja. Dia menatapku, dia menatapku juga, mata kami bertabrakan. Kemudian tangan Luke mendekat ke wajahku, lalu mengelus kepalaku perlahan. Aku terdiam, mencoba mengontrol detak jantung dan perasaan yang ada di hatiku. Luke benar-benar membuatku ingin tenggelam. Jari-jarinya, satu-persatu menyingkirkan beberapa helai rambut yang ada di dahiku.

"Itu yang belakang!" seru sang guru dan kami kemudian melepaskan earphone kami. Aku dan Luke segera menatap papan tulis lagi. Sang guru berbicara lagi, "Ngapain kalian di belakang?! Pacaran ya?!"

Ya elah bu, kemaren aja ditembak juga ditolak.

"Nggak kok, bu," jawab Luke dengan santai. Aku segera membuat diriku tampak tidak bersalah. Ugh, sekarang aku harus menyalahkan diriku sendiri. Demi apapun, sekarang aku benar-benar tidak ingin berada di kelas karena itu. Guru itu, mendekat ke arah kami, lalu berkata, "Sudah berapa kali kalian seperti ini? Oh, sekarang kamu jadi pemberontak, Luke? Sejak kapan? Sejak temenan sama Athena? Ya jelas aja. Orang kayak Athena kok kamu jadiin temen."

"Maksud itu apa? Athena membawa pengaruh buruk?" Luke sedikit meninggikan suaranya, namun dia membuat suaranya sangat kalem. Ashton sudah memberikan kode agar Luke tidak emosi. Begitu pula Lia. "Memang buktinya begitu kok. Udah berapa kali kamu, Athena, melanggar peraturan di kelas saya?" lanjut sang guru.

Yang aku lakukan hanya menunduk.

"Kalo ibu punya masalah sama saya," Luke berkata, "Jangan salahin Athena. Athena nggak pernah mengubah saya jadi sesuatu yang ibu anggap tadi."

ethereal • cth ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang