3

339K 15.1K 919
                                    

"Masuk cepetan!" Ucapnya membentak gue.

Gue gatau kenapa Dava jadi marah gini dan anehnya gue sedih saat ia membentak gue.

"I-Iya" ucap gue terbata-bata.

Galak bgt!

Lalu ia pun mengantar gue pulang dan heninglah keadaan di dalam mobil.

Lalu dava pun mengangkat angkat bicara duluan.

"Sorry gue ga maksud ngebentak lo tadi gue lagi emosi" ucap Dava.

"Gapapa" jawab gue singkat dan jelas.

Belum sampai sepuluh menit gue pun sampai di depan jalan untuk berhenti sebenarnya rumah gue masih agak jauh tapi gue gak mau rahasia gue terbongkar oleh Dava.

Gue pun berjalan pulang selama sekitar lima menit.

"MAMAAA" teriak gue saat melihat mama gue sedang berada di depan televisi menonton berita.

Ia pun langsung jalan menuju gue dan menoyor kepala gue.

"Apaan sih mama, Sonya udah capek malah digituin" ujar gue memanyunkan bibir.

"Lagian kamu tuh ya suaranya ngalahin toa tau ga?!" Ujar mama gue.

Gue pun cuman bisa cengengesan.

"Mah aku ke atas dulu ya mau mandi" seru gue menaiki tangga.

"Oke nanti waktu jam tujuh makan malam turun ya" seru mama.

"Okeeeee" ucap gue dari depan kamar gue.

***
Dava POV


Gue keluar kelas udah ketemu mantan terindah gue dan juga mantan yang meninggalkan luka di hati gue.

Eak, lebay banget cuk.

"Dava sayang kamu pasti capek kan nih aku beliin minum untuk kamu" ucap Calista dengan nada manja dibuat-buat.

Calista adalah mantan pertama Dava, Dava sangat menyayanginya dulu sampai ia mengetahui bahwa Calista hanya ingin numpang famous saja.

"Apaan sih lo, bisa ga berenti gangguin gue? risih tau ga" ujar gue ketus.

"Ih bebeb mah gitu aku ini kan pacar kamu" ucapnya yang menurut Dava menjijikan.

"Gue ralat ya, M.A.N.T.A.N"

Setelah itu gue pun meninggalkannya dan gue pun dipanggil oleh seseorang.

"Woi bro lo hari ini bisa anter Sonya pulang ga gue ada latian nih, besok gue traktir deh" ucapnya memelas karena gue jijik gue pun mengangguk.

"Yeyy makasih banget bro lo baik besok gue traktir" ucapnya lalu pergi.

Itu adalah Fino, sahabatnya.

Gue sempet bingung karena tidak biasanya Fino sangat perhatian kepada seorang perempuan apalagi sampai membela dan mengantarnya pulang.

Hubungan mereka apa sebenarnya?

Gue pun pergi menuju parkiran dan melihat Sonya sedang berdiri di dekat mobil Fino.

Gue langsung nyamperin dia.

Gatau kenapa tiba-tiba gue langsung ngebentak dia suruh dia masuk mobil.

Waktu di mobil hening parah.

Kayaknya gue harus minta maaf deh lagian kan sonya ga salah.

"Sorry gue ga maksud ngebentak lo, tadi gue tadi lagi emosi" ucap gue sambil ngelirik sekilas Sonya.

Paling dia nangis atau marah?

"Gapapa" jawabnya singkat dan jelas.

Gila di luar dugaan gue dia santai plus cuek banget.

Gak sampai sepuluh menit kita pun sampai di Queen Road.

Awalnya gue sedikit bingung tapi gue turunin aja dia disitu.

Lalu gue pun melaju pergi.

***

"Arghhhh" desah seseorang di balik pintu kamar berwarna pink putih itu.

"Gue benci lo cupuuu! Gue akan ngedapetin Fino dan juga Dava gue gak peduli!" Ujar Calista frustrasi.

***
Fino POV

Gila capek parah latiannya.

Gue melirik sekilas sekitar gue dan menemukan sosok yang menarik perhatian gue.

Ada cewek yang memakai pake bando kuning lagi ngobrol sama temennya.

Samperin gak ya? Samperin deh

Gue pun jalan menghampirinya.

Dia dan temannya pun berhenti berbicara dan menatap gue bingung sekaligus kaget.

Ya mau gimana lagi gue kan most wanted hehe.

"Hai" sapa gue padanya lalu gue melihat badge namanya.

Oh namanya Bianca toh.

"Salken gue Fino" ucap gue sambil menjulurkan tangan.

"E-Eh iya kak" balasnya sedikit kikuk.

Ih gemesin juga ternyata.

"Kak aku pulang dulu ya" ucapnya lalu lari pergi dengan muka yang gue yakin udah merah kayak tomat.

Lumayan ah gemesin

Sambil menatap sosok itu pergi dari hadapan gue.

A Fake Nerd [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang