9

281K 11.6K 342
                                    

"Angga?!" Ucap gue sedikit terkejut.

"Hehe lo juga nonton Avenger nya?" Tanyanya pada gue.

"Iya, lo sendiri?" Tanya gue padanya.

"Iya wkwk" jawabnya lalu kita pun berhenti berbicara karena filmnya sudah akan dimulai.

Setelah filmnya selesai, Angga pun menghampiri gue dan meminta nomor telepon gue.

"Nya, minta nomor lo dong" tanyanya. Itu sukses membuat gue baper.

Tapi ya gue masih jaim gitu lah apalagi Retta sama Caca udah menatap gue dengan tatapan ingin tahunya.

"Boleh boleh" gue pun menyebutkan nomor telepon gue sedangkan ia sibuk menyimpan nomor gue.

"Oke thanks ya kapan kapan jalan yuk bai" ucapnya lalu meninggalkan gue dengan Caca dan Retta.

"Siapa itu cowok tadi? Naksir lo ya?" Tanya Retta penuh selidik.

"Kaga lah udah ah nanti aja gue jelasinnya" lalu kita pun pergi dari bioskop.

Tetapi mereka tidak sadar bahwa seseorang sedang menatap mereka dari jauh.

***
Dava POV

"Woi Dav! Liatin apa lo serius amat" seru Bimo di samping gue.

"Ga" jawab gue lalu gue pun meninggalkan temen temen gue menuju parkiran mall.

Setelah sampai di mobil gue, gue pun merenungkan kejadian tadi. Di pikiran gue sekarang ada banyak pertanyaan.

Lea sama orang itu kenal? Apakah dia suka juga sama cowok itu?

Ia tidak tau perasaannya sekarang. Ia merasa bahwa ia suka dengan Lea tetapi apakah secepat itu ia jatuh cinta? Ia bingung karena di sisi lain ia juga menyukai Sonya si nerd itu.

"Akh pikiran gue kacau" lalu gue pun melaju pergi.

***
Fino POV

"Mama! adek! Abang tercakep ini pulang!" Seru gue saat gue sampai di rumah.

"Gila lo bang teriaknya gitu amat lo kira ini hutan apa?!" seru Sonya yang sedang memainkan ponselnya di ruang keluarga.

"Suka suka gue" ucap gue lalu menghampirinya.

"Eh Nya gue boleh minta nomor telponnya si Caca ga?" seru gue dengan nada memohon.

"Hm tapi abang harus beliin gue macaroon tiga box okei?" tawar Sonya.

Yap adek gue yang satu ini suka banget sama yang namanya macaroon menurut dia itu dessert yang paling enak.

Okei demi PDKT gue ke Caca gue rela menghabiskan uang jajan gue.

"Deal! Mana nomor telponnya?" Ucap gue lalu gue pun diberitahu nomornya Caca.

"Bang nanti belinya rasa vanilla satu box, terus yang stroberi satu box , dan yang terakhir matcha greentea ya" ucapnya lalu gue hanya mengangguk.

Gue naik ke atas menuju kamar gue. Karena sudah sangat sore gue pun mandi dan setelah mandi gue pun berencana untuk menelpon Caca tetapi mama udah nyuruh gue untuk makan malem.

Jadi ya gue gabisa ngebantah perintah orangtua. Gue langsung turun.

"Papa udah pulang!" Seru papa gue yang baru saja pulang dari kerjanya.

"Papa mandi dulu gih nanti baru makan" seru mama dari dapur.

"Siap bos" lalu papa gue langsung menuju kamar mandi untuk mandi.

"Dek, lagi ngapain?" Tanya gue saat adek gue keliatannya serius banget sama hpnya dan kadang dia tiba-tiba ketawa ngga jelas gitu. Gue pun merebutnya dari tangannya dan sontak ia pun mendongak menatap gue dengan tatapan tajamnya.

Gue ga menghiraukan tatapannya itu dan membaca isi chatnya dengan seseorang. Angga? Gue menatap dia dengan curiga.

"Dek Angga siapa?" tanya gue.

"Temen abang dulu tuh, gue ketemu dia di bus" ucapnya. Lalu gue pun hanya mengangguk dan menuju meja makan yang sudah penuh dengan masakan mama yang enak. "Ayo Sonya makan dulu jangan main hp mulu" katanya. "Oke ma" ucapnya lalu duduk di sebelah mama.

Setelah makan malam, gue pun pergi ke kamar gue dengan perasaan excited campur gugup. Gue menatap ponsel gue dengan ragu.

"Apa gue perlu menelponnya?"

Akhirnya setelah Fino mengumpulkan keberanian yang cukup ia pun menelpon Bianca atau biasa disebut dengan nama Caca. Setelah nunggu beberapa detik, akhirnya Bianca menjawab panggilan dari Fino.

[SUDAH DIREVISI]

A Fake Nerd [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang