8. Sea.

8.4K 841 6
                                    

Assalamu'alaikum! ^^

Sebelum baca, boleh minta VOTEnya dulu gak? Hehe...

***

Keesokan harinya, Hana diajak oleh salah satu putri Maloma berkunjung ke kebun anggur yang kemarin. Dia tidak tahu kapan Justin akan kembali, sepertinya agak siang. Jadi Hana menerima ajakan Jane setelah sedikit menimbang-nimbang.

Jane, yang berusia dua tahun lebih muda darinya (memiliki rambut pirang yang terang, bergelombang dan disisir rapi), tersenyum sepanjang perjalanan. Dia banyak sekali berbicara dan banyak bertanya. Tentu saja, sudah berentetan pertanyaan yang ditujukannya pada Hana. Mengenai pakaian perempuan itu dan alasan-alasan mengapa dia bisa pindah ke daerah pedesaan seperti ini di saat semua orang di desanya menginginkan kehidupan di kota.

Hana tampak kebingungan setiap kali dia hendak bertanya, tapi dijawab atau tidak, Jane seolah tidak peduli dan terus saja mengoceh tentang siapa saja yang mereka temui sepanjang jalan.

"Apa sebelum menikah, kalian berpacaran dulu?" Jane bertanya, ketika mereka mulai memasuki lahan perkebunan anggur.

Hana menggeleng, menengteng keranjang buahnya semakin erat, mencoba untuk tidak mengingat-ingat sebab dia tahu kepalanya kambuh kalau terlalu memikirkan. "Tidak, kita langsung menikah." Hana menjawab seadanya.

Jane menatap Hana terkejut. "Begitu? Apa kau yang melamar Mr. Claybourne atau Mr. Claybourne sendiri yang melamarmu? Karena kalau tidak berpacaran dan mengenal satu sama lain terlebih dahulu, kurasa itu sangat mustahil. Dulu, Mr. Claybourne selalu datang seorang diri ke sini dengan alasan mencari ketenangan, tidak pernah membawa wanita manapun dan selalu mendekam di dalam rumah. Aku sempat berpikir bahwa dia tidak akan menikah. Bahkan Joanna saja yang kembang desa tidak pernah berhasil menarik perhatiannya."

Hana yang tengah memperhatikan langkahnya agar tidak tersandung ranting-ranting di tanah, mengangkat wajah menatap Jane penuh bertanya juga sedikit rasa penasaran.

"Joanna menyukai Justin?"

Jane mengangguk singkat, meloncat ketika melihat genangan air di tanah. "Joe memang sepupu jauh Mr. Claybourne, tapi aku tidak akan heran jika mereka menjalin hubungan mengingat seberapa seringnya Joanna datang menemui Mr. Claybourne setiap kali beliau berkunjung ke sini. Aku yakin mereka cukup dekat. Sekalipun Joe seorang janda beranak satu, dia tetap cantik dan tampak muda seperti gadis belasan. Huh, aku sangat iri padanya."

Mendengar semua ucapan Jane itu, Hana mencoba untuk menyerapnya dengan kepala dingin dan hati yang tenang, walau ternyata susah karena perasaan cemburunya yang tiba-tiba melonjak naik. Lalu Hana mengingat-ingat perkataan Justin sebelumnya.

"... Selain Allah, kau lebih dari segalanya di hidupku, dan kau tahu itu."

Hana tersenyum, merasakan hangat di pipinya yang sudah pasti memerah. Dia tidak akan ingat apapun mengenai kehidupan Justin di masa lalunya, karena Hana memang tidak akan ingat.

Langkah kaki Hana dan Jane terhenti ketika sudah sampai di lahan anggur. Hana menjadi seceria sebelumnya. Dia melupakan ucapan Jane dan mulai memetik banyak anggur yang sudah matang. Hana tidak memakannya langsung karena dia ingin segera pulang untuk bertemu dengan suaminya.

"Hana, jangan terburu-buru, kita masih punya banyak waktu." Jane berkata, sambil menyusul Hana yang sudah tiba di tengah-tengah lahan anggur tersebut.

Hana berhenti, dia berbalik ke arah Jane. "Justin akan kembali dari kota pagi ini. Maksudku, sekarang, mungkin saja dia sudah ada di rumah. Tapi semoga saja belum, aku tidak ingin dia pulang tanpa kehadiranku di sana."

ETERNAL FAITH ✔Where stories live. Discover now