21. Untold story.

7.1K 713 29
                                    

Hana meremas tangannya dengan gugup, dia sudah beberapa kali mengganti posisi tidur, namun tidak satupun yang membuatnya nyaman.

Mata Hana tertutup rapat. Telinganya mendengar suara air di kamar mandi. "Kenapa lama sekali," gumamnya, masih dengan mata tertutup.

Lalu tidak lama kemudian, terdengar suara kamar mandi yang terbuka. Suara langkah Justin terdengar menuju ranjang, sampai Hana merasakan ranjang yang tengah ditidurinya bergerak.

Justin tengah mengusap rambutnya yang basah dengan handuk putih. Dia mencondongkan badannya ke tengah ranjang, lalu mencium kening Hana lama.

"Have a nice dream, Sweetheart."

Namun ketika Justin hendak menjauh, kedua mata Hana terbuka lebar. Justin sedikit terkejut diikuti dengan kekehannya. "Kukira kau sudah tertidur," katanya sambil meletakkan handuk di kepalanya ke atas nakas. Lalu dia memosisikan dirinya setengah berbaring dengan bersandar pada kepala ranjang.

Justin meraih ponselnya lalu memainkannya. Sedangkan Hana menatapnya dengan dalam. Perempuan itu lalu memanggilnya dengan suara pelan.

"Justin?"

"Hm?" gumam Justin sembari membentang sebelah tangannya ke samping untuk mengelus kepala Hana.

Hana tidak bisa menggubris, bagaimana perlakuan sekecil itu mampu membuat hatinya menghangat. Dia lantas bangkit, beringsut duduk dari posisinya.

Justin menoleh padanya. "Kenapa?"

"Aku ingin bertanya sesuatu," kata Hana. Dia memberanikan diri dan semakin gugup ketika Justin mematikan ponselnya dan duduk menghadap Hana, mengalihkan seluruh atensinya pada perempuan itu.

"Siapa Angeline?"

Sebelah alis Justin terangkat. "Bukankah kemarin malam sudah aku beritahu? Angeline adalah istri dari rekan kerjaku."

Hana menepis perasaan sedih di hatinya, kenapa Justin tidak mau memberitahu yang sejujurnya? Kenapa harus menyembunyikan fakta lainnya?

"Yang kebetulan adalah mantan kekasihmu," celetuk Hana kemudian.

Dan respon Justin di luar dugaan Hana. Hana mengira ia akan terkejut atau memberengut marah. Tapi tidak, Justin hanya menatapnya tenang.

"Ya, dia memang mantan kekasihku." Justin kemudian menjawabnya.

Hana terdiam. Justin sudah mengaku kalau Angeline adalah mantan kekasihnya. Lalu apa? Apa yang Hana takutkan? Apa karena ketidakjujuran Justin semalam?

Justin menghela napas, lalu beringsut mendekati Hana dan memeluknya. "Aku tidak mau memberitahumu kemarin malam karena selain hal itu tidak penting, aku juga tidak mau memaksamu mengingatnya. Belum saatnya, kupikir. Tapi kau sudah tahu lebih dulu. Ada apa, Hana?"

Hana membalas pelukan Justin kemudian menggeleng. "Aku tidak tahu. Kalian pasti memiliki hubungan yang sangat dekat sebelumnya. Angeline adalah perempuan yang cantik. Dan melihat bagaimana dirimu saat bertemu dengannya kemarin, membuatku berpikir yang tidak-tidak. Kupikir kau akan meninggalkanku, maafkan aku."

Justin tersenyum kecil, mengusap lembut surai hitam Hana. "Kau mau aku memberitahumu semuanya?"

Hana langsung mendongak menatap Justin yang juga tengah menatapnya. "Apa itu?"

"Tentang aku dan Angeline. Sesuatu yang... sesuatu yang tidak pernah aku ceritakan sebelumnya padamu."

"Benarkah?" Hana terdengar antusias, membuat Justin meringis dalam hati. Dia menjadi tidak tega jika harus menceritakan semuanya.

ETERNAL FAITH ✔Where stories live. Discover now