15. Love whisper.

7.2K 690 4
                                    

"Justin, apa kau pengangguran?"

Justin tersedak kopi yang tengah diminumnya. Kepalanya langsung menoleh pada Hana yang tengah menatapnya dengan tatapan khawatir.

Mereka tengah berada di ruang tamu. Duduk berdampingan di sofa lebar. Hana menonton televisi, sedangkan Justin sibuk dengan laptopnya.

Kebetulan sekali, tayangan di tivi yang tengah Hana tonton berganti menampilkan sebuah iklan acara Claybourne Properties, di mana rumah-rumah mewah berdiri, hotel, dan kapal pesiar.

Hana langsung berbalik dengan mata membulat terkejut, juga bibir yang setengah terbuka ketika mendengar nama Justin disebutkan.

Sedangkan Justin hanya tersenyum, meletakkan laptopnya ke samping dan beringsut semakin dekat pada istrinya, lalu melingkarkan kedua lengannya di pinggang Hana.

"Aku bukan pengangguran," bisiknya lembut.

Dan Hana merasa begitu malu karena bertanya. Dia menunduk ketika tayangan di tv tadi sudah selesai. Dia tidak melewatkan bagaimana Justin tampak begitu tampan dengan tuksedonya, menatap kamera dengan tatapannya yang dingin dan tajam, tatapan yang selalu ia tunjukkan ketika berhadapan dengan orang lain, kecuali Hana. Namun, hal itu justru menambah karismanya. Justin benar-benar tampan, dan Hana merasa dirinya benar-benar beruntung.

Namun dia seolah diingatkan akan mimpinya pada malam itu. Justin pasti sangat terkenal sebagai seorang pengusaha muda yang sukses. Mustahil perempuan-perempuan di luar sana tidak tertarik padanya. Dan... mustahil Justin juga tidak tertarik pada mereka. Hana tidak punya apa-apa. Dia lupa ingatan dan bahkan dia tidak tahu apakah Justin bahagia menikah dengannya atau tidak.

Justin menangkap keraguan di wajah Hana. Dan dia seolah mengetahui apa yang perempuan itu pikirkan.

"Maafkan aku. A-aku... aku hanya bertanya. Itu karena kau lebih banyak diam di rumah dan jarang pergi bekerja. Aku... aku tidak pernah tahu kalau kau seterkenal itu, dan sekaya, juga sesukses itu."

Justin tersenyum. "Aku memiliki orang-orang terpercaya yang mampu mengemban tanggung jawabku sementara."

"Kau... kau melakukan itu untuk menemaniku, kan? Karena aku sakit dan sangat membutuhkan kehadiranmu. Maafkan aku."

Justin menggeleng, memeluk Hana kian erat sampai punggung perempuan itu menempel di dadanya. "Aku tidak peduli akan seberapa kaya atau terkenalnya diriku, karena yang aku butuhkan hanya dirimu, Hana. You're all that mattered to me," kata Justin. Dan ucapannya itu berhasil membuat Hana tenang kembali.

Justin pasti sangat mencintainya, karena Hana juga sangat mencintai Justin.

"Aku mencintaimu," kata Justin yang membuat Hana langsung terdiam. Kenapa memikirkannya begitu mudah dan ketika pria itu mengucapkannya secara langsung Hana malah terkejut? Dan jantungnya... jantungnya berdetak sangat cepat, darahnya berdesir dengan deras, tidak meninggalkan kebiasaannya membuat pipi Hana menjadi merona.

Justin mengecup pucuk kepalanya yang tidak dibalut hijab. "Tidak apa-apa kalau kau belum siap untuk menjawabnya. Mungkin..."

"Aku juga mencintaimu." Hana menjawab cepat.

Justin terkejut. Dia menyentuh bahu Hana dan membalik tubuhnya agar mata mereka bertemu. Hana tengah tersenyum, begitu cantik. Jantung Justin lagi-lagi berdebar dengan gila. Ya, ini gila! Bagaimana hanya dengan sebuah kalimat, senyum, dan tatapan mampu membuatnya seperti ini?

Justin ingat akan pernyataan Hana dulu, bahwa lelaki, pada akhirnya akan tunduk juga pada perempuan, yaitu istri-istri mereka, sekalipun lelaki itu adalah raja, jenderal perang, bahkan presiden sekalipun. Mereka akan bersikap tegas, keras, dan terkadang menakutkan seolah tidak memiliki hati, namun ketika sampai di rumah, semua itu sirna akan kehadiran sang istri. Justin menyadari, akan seberapa istimewanya perempuan, terutama di dalam Islam.

Dia merangkul pundak Hana, dan membawa perempuan itu ke dalam pelukannya. Meresapi setiap detik. Dan hening yang tercipta di antara mereka berbicara lebih keras akan apa yang mereka rasakan. Hening yang mereka butuhkan. Hening yang tidak akan membuatmu bosan untuk segera mengenyahkannya, karena ketika itu... kau meresapinya bersama seseorang yang paling kau cinta. Yang menyampaikan melalui udara bahwa apapun yang terjadi, semuanya akan baik-baik saja.

Hal terakhir yang dia ingat sebelum matanya tertutup dan jatuh tertidur adalah kecupan Justin di pelipisnya dan sebuah bisikan; "I love you, Hana."

***

Dabel apdet nih. Asia lagi seneng karena kalian 😙😙😙

Jangan lupa VOTE, COMMENT, and SHARE yaaaa 😉

Oh iya, Asia buat grup untuk Jhana di WA hehe... 😆 siapa tau ada yang mau masuk 😘
Kalo ada, dm Asia atau langsung aja kirim pesan ke nomer WA yang ada di bio 😉

Lopyuuu ❤

👑 ASIA 👑
(2 Mei 2018)

👑 ASIA 👑(2 Mei 2018)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
ETERNAL FAITH ✔Where stories live. Discover now