19. No need to jealous.

7K 713 38
                                    

Hana terkejut. Tidak ada kata yang mampu diucapkannya selain mematung di tempatnya berdiri menatap tanpa berkedip perempuan yang tengah memeluk suaminya.

Siapa dia? Tanya Hana di batinnya, mulai panik.

"Ange, kumohon lepaskan." Suara Justin itupun mengalihkan perhatian Hana dari Angeline. Dia mendongak, menatap Justin dengan kerutan di dahinya. Hana, benar-benar butuh penjelasan.

Perempuan bernama Angeline itupun melepaskan pelukannya, Hana melihat kedua pipi perempuan itu merah. Dia menutup kedua wajahnya sambil menghapus air mata di sudut matanya. Hana mengernyit kian dalam. Kenapa perempuan ini menangis? Apa itu ada sangkut pautnya dengan Justin? Justin juga memanggilnya apa? Ange? Bukankah namanya Angeline?

Hana mengambil kesimpulan bahwa hubungan mereka pasti sangat dekat. Justin pun tidak langsung melepas pelukan perempuan itu dan tadi dia yang pertama kali menyapanya. Hana tidak bisa menepis kenyataan bahwa dia cemburu.

Hana pun mendongak, siap menanyakannya, namun ia terkejut ketika Justin justru tengah menatapnya. Mulut Hana kembali terkatup rapat. Dan Justin mengalihkan pandangannya lagi pada Angeline.

"Maafkan aku, Justin. Aku tidak tahu kalau... oh sudah sangat lama kita tidak bertemu." Angeline tersenyum pada Justin, walaupun tampak aneh karena senyumannya tampak begitu palsu. Dia seolah ingin menangis, tapi juga tersenyum, Hana tidak mengerti.

Kemudian Angeline beralih pada Hana, mengulurkan tangannya. "Hana, apa kabarmu?"

Hana menjabat tangan Angeline, memaksakan senyumnya. "Alhamdulillah, aku baik."

"Apa kau baik-baik saja, Ange?"

Lagi, Hana tidak bisa menekan perasaan cemburunya ketika Justin bertanya pada Angeline seolah pria itu memang peduli, dengan nada yang sangat perhatian.

Angeline mengangguk dan tersenyum penuh sendu. "Aku baik-baik saja," jawabnya.

"Kau hamil lagi?"

Angeline mengangguk, diikuti dengan air mata yang kembali jatuh ke pipinya, yang ia usap lagi.

"Well, selamat kalau begitu. Kami ke sini juga hendak mengecek kandungan Hana."

Sangat jelas di telinga siapapun yang mendengarnya bahwa nada yang Justin gunakan dibuat-buat. Hana tahu pria itu khawatir pada perempuan di hadapannya yang sama sekali tidak menunjukkan rona kebahagiaan karena kehamilannya. Pasti ada yang salah. Dan itu bukan tangisan bahagia.

Angeline mengulurkan tangannya dan menyentuh pergelangan tangan Justin, sembari menatap lelaki itu yang sama sekali tidak balas menatapnya, Angeline berkata dengan lirih, "Justin, kuharap kita bisa bertemu kembali segera, ada yang harus aku katakan padamu."

Dan kemudian, setelah melayangkan senyuman pada Hana, dia pun berjalan pergi.

Untuk beberapa menit setelahnya. Hana dan Justin dilingkupi dengan keheningan.

Hana masih bingung, masuk terlalu shock dengan segala tingkah Angeline pada Justin, dan Justin pada Angeline. Hana lagi-lagi menyalahkan dirinya yang lupa ingatan. Jika saja dia ingat, dia tidak perlu merasakan perasaan tidak enak yang bercokol di hatinya saat ini.

Justin menatap Hana, mencoba menebak-nebak pikirannya. Namun tatapan perempuan itu terlalu tidak terbaca.

"Hana?"

Hana pun mendongak. Dia ingin bertanya, namun seorang suster tiba-tiba saja membuka pintu. "Mr. and Mrs. Claybourne?"

Justin mengangguk, sedangkan Hana mengalihkan pandangannya. Suster itupun mempersilakan mereka masuk. Justin merangkul pinggang Hana dan bersama-sama mereka masuk ke dalam.

ETERNAL FAITH ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora