Prolog

3K 72 0
                                    

"Ares!" teriak Alena lantang, Ares hanya menghentikan langkah kakinya tanpa mau membalikkan badannya.

"Kenapa lo gak mau ngerti?" tanya Alena lirih.

Alena berlari lalu memeluk Ares dari belakang, sedangkan lelaki yang dipeluknya hanya diam dan menutup mata.

"Gue mohon, dengerin dulu penjelasan gue." pinta Alena lirih, namun Ares menggeleng pelan lalu melepaskan pelukan Alena dan kembali melanjutkan langkahnya.

Alena terduduk lemas, "Lo janji sama gue tapi kenapa lo ingkarin Res? Lo pergi dan pada akhirnya gue sendiri lagi." ucap Alena pilu, ia terisak dengan sekujur badan yang sama sekali tak bertenaga.

Ares membalikkan badannya lalu menuntun Alena untuk berdiri, lelaki itu memegang pundak Alena, "Len, gue gak bakal pernah pergi. Tapi untuk sekarang gue gak bisa menerima kenyataan kalo hubungan kita gak bisa lebih dari sahabat."

"Gue pergi dulu ya, jangan cari gue untuk beberapa waktu." ucap Ares yang membuat Alena semakin terisak.

"Gue sayang lo." Ares mengecup singkat kening Alena lalu berlari menjauh.

"Kalo sayang kenapa ninggalin?!" ucap Alena lantang, tapi Ares tetap berlari. Bahkan semakin kencang.

Ketika punggung Ares semakin mengecil dan akhirnya menghilang dari pandangan, awan menggelap. Dalam hitungan detik hujan turun dan membasahi badan Alena

Alena berjalan dengan pelan, "Kenapa aku selalu jadi pihak yang kehilangan, Tuhan. Mau seberapa banyak lagi cobaan unttuk hamba-Mu ini?" lirihnya.

I'm brOKenWhere stories live. Discover now