14.

13.8K 1.3K 71
                                    

Iqbal diizinkan untuk pulang lebih awal. Melintasi depan ruang kerja Aldi, ia sempat berhenti sejenak di sana dan berusaha keras untuk tidak peduli. Bagaimana pun juga Aldi sudah menghina istrinya. Dan Iqbal tidak akan memaafkan hal itu sebelum Aldi yang memulai lebih dulu untuk kembali memperbaiki persahabatan mereka yang telah hancur.

Iqbal pun keluar dari kantor tepat saat jam menunjukkan pukul lima sore. Sesampainya di basement, Iqbal bergegas mendekati salah satu mobil yang terparkir dan masuk ke dalam sebuah Mercedez Benz SLK hitam metaliknya lantas segera melajukan mobil tersebut.

Tidak seperti biasanya, hanya dengan waktu kurang dari setengah jam saja Iqbal berhasil tiba di kediamannya. Usai lelaki itu memarkirkan mobil secara asal di pekarangan, tanpa banyak pikir Iqbal pun segera memasuki rumahnya dan berjalan menuju kamar.

Sesampainya di kamar, Iqbal tak ayalnya sontak mematung tatkala dia mendapati sosok adiknya tengah memoleskan make-up di wajah Nayla. Istrinya terlihat sangat cantik hingga ia tak dapat berkata-kata. Bahkan untuk berkedip sedetik saja rasanya sayang sekali.

Menyadari kehadiran orang lain di dalam kamar iparnya, Siska menoleh ke arah pintu.

"Loh, kok sudah pulang Kak?"

Iqbal mengangguk seraya melangkah mendekati kedua perempuan itu. Nayla yang melihat pantulan Iqbal dari cermin sontak menundukkan kepala. Dia merasa malu karena ketahuan sedang di rias oleh adik iparnya. Lalu Iqbal menghentikan langkahnya tepat di samping Nayla dan memandang intens Sang istri.
Siska meletakkan blush on dan kuas yang dipegangnya ke atas meja rias. Ia mencebikkan bibir lalu menggoda Sang kakak,

"Kakak udah kebelet untuk kencan sama ipar ya? Mangkanya pulang cepat."

Iqbal melotot pada Siska. Sang adik menyengir kemudian mengedipkan sebelah matanya.

"Udah sih ngaku aja Kak. Tadi ipar juga excited banget loh pas ingat kalau hari ini kalian akan jalan. Well, kata Nayla ini adalah kencan pertamanya dengan seorang pria."

Nayla mendongakkan wajahnya ke Siska. Memberi adik iparnya sorot tidak percaya.

"Siska!"

Siska mencolek pipi kanan Nayla.

"Jujur saja sih Nay. Toh kalian sudah halal ini, kan? Gak ada salahnya bilang gitu kok."

Hampir seluruh wajah Nayla berubah merah padam. Sungguh, dia benar-benar malu karena Siska menggodanya di depan Sang suami. Iqbal yang sejak tadi diabaikan oleh keduanya lantas berdeham. Entah dari mana datangnya keberanian itu, Iqbal tiba-tiba saja menarik dagu Nayla agar Sang istri membalas tatapannya.

"Benar begitu?"

Nayla tertegun saat dia merasakan napas Iqbal yang terasa menerpa permukaan kulit wajahnya. Iqbal meneliti pipi Nayla yang bersemu itu dalam diam. Iqbal merasa senang bukan main mengetahui fakta bahwa Nayla sedang malu-malu kepadanya.

"Kalau begitu aku keluar saja deh. Dari pada di sini malah jadi obat nyamuk kalian. Btw Kak Iqbal, pulangnya beliin aku martabak manis keju ya? Anggap aja sebagai bonus udah nyulap ipar jadi secantik ini."

"Iya dek," respon Iqbal tanpa melepas tatapannya dari Nayla yang masih terdiam.

Setelah itu Siska pun menjalankan kursi rodanya dan bergegas hengkang dari kamar, meninggalkan Nayla serta Iqbal yang terjebak dalam suasana canggung.

Love You Till Jannah Where stories live. Discover now