25.

14.6K 1.3K 102
                                    

“Urusan keluarga apa lagi sih? Aku kayak orang bodoh tahu Nay, nanyain keberadaan kamu ke teman-teman kelasan kamu! Mereka sampai bingung, masa aku yang katanya sahabat kamu sama sekali gak tau apa-apa? Nomor kamu susah dihubungi sih! Itu kartu udah kadaluwarsa ya? Ganti dong! Jangan cuma di jadikan pajangan saja! Heran aku,” Bella memandang jengkel Nayla.


Dia benar-benar kesal karena kemarin sahabatnya itu tidak bisa ia temukan di sekolah. Tahu-tahunya Nayla izin tidak masuk dulu.

“Sabar, Bel---”

“Sabar mulu kok Nay, sabaarr. Saking sabarnya, aku sampai geregetan sama kamu!”

Bella menghentakkan kakinya dengan kesal.

“Ayo! Buruan jalannya!”

Bella melangkah lebih dulu menuju kantin. Nayla mengusapi dadanya, mencoba sabar karena memiliki sahabat yang ajaib. Bella itu sebenarnya baik, hanya saja memang cukup emosional. Berbeda sekali dengan pribadi kakaknya -- Ari.
Nayla pun mengekori Bella yang kini tengah sibuk memesan dua piring siomay. Tidak lama kemudian pesanan mereka pun jadi. Bella menyodorkan salah satunya pada Nayla. Bella melenggang ke sebuah meja yang sudah terisi tiga siswi tak dikenal dan ikut bergabung di sana. Bella langsung menyantap jajanannya. Nayla menghela napas dan mengambil posisi duduk tepat di samping Bella.

“Vanessa yang mana dulu nih?”

“Vanessa itu loh, yang kalau ke mana-mana pakaiannya seksi! Sekarang gila banget guys! Betul-betul berubah total. Udah syar'i banget pakaiannya. Kalau ke sekolah aja hijabnya panjang bener! Aneh ya? Tukang bolos, hobi nge-drugs, tiap malam clubbing mulu, pacaran gak wajar, jadi kayak gini?” ujar salah seorang dari tiga siswi asing tersebut.

Bella melirik sekilas, namun selanjutnya ia menyibukkan diri pada makanan siangnya. Sedangkan Nayla diam-diam menyimak mereka yang sedang bergosip.

“Maksud lo Vanessa anak TAV?”

“Nah iya!” kata yang memulai tadi.

“Parah abis sih masa lalunya,” ujar yang lain.

Nayla berdeham, ia menatap tiga perempuan berhijab di hadapannya yang kini tengah memandangnya dengan alis terangkat. Nayla yang memang tak terbiasa mendengar ghibah, memberi komentar pada ketiga siswi tersebut.

“Sebelumnya maaf nih karena aku jadi ikutan nimbrung. Eum, sebaiknya kalian jangan menggunjing seseorang yang sedang memperbaiki diri deh. Dosa loh,” kata Nayla. Semuanya menatap Nayla sinis.

“Apaan sih? Gak jelas banget,” salah satunya mencibir.

“Gak usah sok ceramah deh.”

Bella melotot pada ketiganya. Sadar Sang sahabat ingin memarahi para siswi asing tersebut, Nayla lantas mencegahnya dengan bertanya lebih dulu pada mereka,

“Kalian pernah dengar kisah pelacur yang masuk surga dan ahli ibadah masuk neraka, gak?”

Mereka memicingkan mata tidak suka pada Nayla. Sedang Nayla sama sekali tidak peduli. Dia hanya berniat memperingati saja.

“Mau tahu kisahnya? Oke, aku ceritakan deh.”

Hening. Bella dan tiga siswa itu berhenti menyuapkan somay ke dalam mulutnya.

Love You Till Jannah On viuen les histories. Descobreix ara