Bagian 02

3.4K 213 254
                                    

"What! lo gak di apa apain kan sama mereka?" tanya Lina sambil mengecek tubuh Dinda, takut jika Niko memukul cewek itu

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.


"What! lo gak di apa apain kan sama mereka?" tanya Lina sambil mengecek tubuh Dinda, takut jika Niko memukul cewek itu.

"Gak ada kok Lin, tenang aja."

Dinda telah memberi tahu Lina tentang hal itu. Lina sangat terkejut mendengar penjelasan dari Dinda.

Setelah bel pulang, Dinda dan Lina berjalan menuju parkiran. Dinda sudah di jemput oleh sang Papah. Sedangkan, Lina ia membawa mobilnya sendiri.

"Lin, gue duluan yah, bokap gue sudah jemput tuh," ujar Dinda sambil menunjukkan ke arah gerbang. "Iya Din, hati-hati yah, bye!" seru Lina.

Mereka pun berpencar. Dinda menghampiri sang papah yang sudah menunggunya di depan gerbang sekolah.

"Gimana sekolahnya tadi?" tanya Wisnu-papah Dinda, setelah masuk ke dalam mobil Dinda melihat papahnya yang bertanya kepadanya.

"Bagus Pah, Dinda juga punya teman loh yah namanya, Lina,"

"Ohya? Suruh main ke rumah juga ya temannya biar lebih dekat dengan keluarga kita."

"Okey Pah."

Mereka pun pergi dari sekolah itu.

                             ●●●●●

Suara gelak tawa terdengar dari arah ujung koridor. Niko dan teman temannya sedang berkumpul di sana, mereka sedang membicarakan tentang siswa sekolah lain yang ingin berantam dengan mereka.

"Mereka berani juga," ucap Niko sambil tersenyum sinis. Sedangkan teman temannya mengangguk lalu mengangkat alis mereka bersamaan.

"Gue dengar kabar, kali ini mereka gak berniat menyerang sekolah kita, tapi mereka ngajak kita berantem di lapangan, katanya sih, biar lebih luas," ujar Reza

"Okey, kita harus siap-siap dan nunggu kabar selanjutnya," ujar Niko. "Sekarang kita bubar, sebentar lagi bel pulang."

Mereka pun bubar dan berjalan menuju kelas mereka.

                               ●●●●●

Hari ini, Dinda berangkat dengan terburu- buru ke sekolah. Bagaimana tidak? Sekarang sudah jam 7:25, dan ia baru beberapa hari sekolah sudah telat saja dan pastinya ia akan dihukum nanti.

Dinda mengambil tasnya dan langsung ke sekolah. Kali ini dia disuruh oleh papanya untuk membawa mobil sendiri. Kalo dulu, ketika ia masih bersekolah di Malang, pasti jam segini ia akan bisa dengan cepat sampai di sekola tanpa ada hambatan. Namun, ini Jakarta, kota yang terkenal oleh kemacetannya.

'Benarkan apa kata gue,' batin Dinda

Saat ia sudah sampai ternyata gerbang sudah di tutup rapat dan benar dia telat dan harus di hukum. Cewek itu disuruh berdiri di depan tiang bendera sembari hormat selama sejam dan baru gadis itu menyadari jika di depan dirinya terdapat cowok yang tengah menjalankan hukumannya dan cowok itu adalah Niko.

TENTANG KITA (END)✔Où les histoires vivent. Découvrez maintenant