Bagian 15

1.3K 85 1
                                    


"Dinda, makan dulu baru ke sekolah!" teriak Shinta. Dinda pun langsung turun dari kamarnya dan menghampiri meja makan. Di sana sudah ada papa dan mamanya.

"Selamat pagi, anakku Sayang," sapa Wisnu sambil tersenyum. Dinda membalas senyum papanya.

"Pagi juga, Papaku Sayang," sapa Dinda sambil memeluk sang papa.

"Mama, kenapa gak di peluk sih,"  gumam Shinta sambil cemberut.

Dinda dan papanya langsung tertawa, papanya pun berkata. "Tuh peluk Mamamu, nanti mamamu ngambek lagi," ucap Wisnu. Dinda pun melepaskan pelukkannya dan langsung memeluk Shinta.

"Mama mah, Dinda kan sudah sering peluk mama, lah papa kan gak terlalu, karena sibuk sama pekerjaannya," ucap Dinda sambil memeluk mamanya

"Hehehe, iya yah, tapi kan Mama juga mau dipeluk sama kamu," ucap Shinta tak mau kalah.

"Iya deh,"

"Ayo mulai makannya, nanti telat lagi ke sekolahnya," ucap Wisnu. Dinda pun melepaskan pelukkannya dan langsung duduk di kursi miliknya.

"Siap boss,"

                          ●●●♡♡♡●●●

Hari ini Dinda di antar sang papa. Dinda sudah memberitahu Niko bahwa dia akan pergi ke sekolah bersama papanya.

Saat ini kedua ayah dan anak itu sedang terdiam, Papanya yang sibuk menyetir sedangkan Dinda yang sibuk mendengarkan lagu lewat handphonenya.

Dinda mulai membuka suara. "Papa sekarang disuruh keluar kota lagi ya?" tanya Dinda. Wisnu pun langsung menengok ke arah Dinda sambil tersenyum.

"Papa dikasih cuti satu minggu ini sayang, tapi hari ini disuruh ke kantor dulu," jawab Wisnu.

Dinda tersenyum mendendengarnya dengan semangat dia berkata. "Beneran, Pah?" tanya Dinda lagi.

"Iya, Sayang," ucap Wisnu dengan lembut.

Dinda langsung bahagia, dia kangen sekali dengan papanya. Dia hanya bisa bertemu dengan Papanya tiga kali dalam sebulan. Dan saat ini, selama seminggu dia akan selalu bersama Wisnu.

"Horee, gimana nanti pas pulang sekolah Dinda kita ke mall, Dinda pengen ke mall sama Papa dan Mama," ucap Dinda semangat. Wisnu mengangguk dan Dinda langsung memeluknya dengan sayang.

Mereka berduapun telah sampai di gerbang sekolah. Dinda langsung menyalami punggung tangan sang papa dan membawa salam." Assalamualaikum Pah, Dinda sekolah dulu yah, doain Dinda biar sukses," pamit Dinda.

"Waalaikumussalam Sayang, sekolah yang benar yah."

Setelah itu Dinda pun memasuki gerbang sekolahnya dengan bahagia.

"Selamat pagi, pak." Salamnya kepada pak satpam di situ Lalu menyalaminya.

"Pagi, neng," ucap pak satpam itu sambil tersenyum, Dinda langsung membalas senyum pak satpam  itu.

"Dinda masuk dulu yah, pak," pamit Dinda, pak satpam itupun mengangguk.

Beberapa langkah Dinda langsung dikejutkan dengan suara klakson motor, dia pun membalikan badannya dan melihat Niko yang kini tersenyum kearahnya, Dinda langsung tersenyum melihat pujaan hatinya telah datang.

"Pagi, Sayang," sapa Niko setelah berada di depan Dinda masih dengan motor besarnya itu.

"Pagi juga, Sayang," ucap Dinda dengan wajah yang memerah.

"Masih pagi, udah merah aja tuh pipi," goda  Niko.

"Ih kamu tuh, suka banget yah godain aku," decak Dinda.

Niko tersenyum jahil lalu berkata. "Godain pacar sendiri gak salah kan."

Wajah Dinda makin memerah karena mendengar gombalan Niko.

"Ih tau ah, cepat deh simpan motornya di parkiran, aku tunggu di sini, jangan lama-lama kalo lama nanti aku ngambek," tutur Dinda sambil mengipas-ngipaskan tangannya kearah Niko dan menutup wajahnya malu.

"Iya, Sayang," ucap Niko.

Niko pun menyimpan motornya di parkiran dan langsung berlari kearah Dinda yang masih dengan menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Udah selesai, ayo aku antar ke kelas," ucap Niko sambil menurunkan tangan Dinda dari wajah Dinda sendiri.

Dinda pun langsung menatap Niko dengan malu takut Niko akan melihat lagi wajahnya yang entah apa yang terjadi lagi dengan wajahnya.

Dinda pun langsung menarik tangan Niko dan menuju kelas Dinda. Saat mereka berjalan menuju kelas, banyak sekali siswi yang menatap mereka, dengan tatapan berbeda-beda, ada yang menatap dengan suka, ada pula mematap dengan tatapan tidak suka.

"Suami gue datang,"

"Suami gue! Suami gue! Pala lo, tuh Niko udah punya pacar goblok,"

"Suka aja liat mereka berdua,"

"Coba yang digandeng Niko itu gue,"

"Jangan Mimpi,"

"Cocoknya sama gue kali,"

"Manusia mana lagi yang engkau dustakan,"

"Bisa pingsan gue liat mereka,"

Berbagai bisikan yang mereka dengar, mereka hanya tersenyum melihat kearah siswa siswi yang melihat mereka.

"Astaga Niko senyum ke gue,"

"Senyum kegue juga,"

"Dinda tambah manis aja,"

"Cocok banget,"

"Sakit hati akuh,"

Mereka berdua pun tidak menyadari bahwa sekarang sudah berada didepan pintu kelas Dinda, Niko pun melepaskan genggaman tangannya dan langaung mencium kening Dinda, dan itupun seketika membuat semua yang melihatnya itu teriak histeris melihat tingkah Niko yang mencium kening Dinda. Dinda malu, wajahnya kini memerah lagi.

"Selamat belajar, Bidadariku," seru Niko sambil menatap Dinda dengan senyum tulusnya.

"Selamat belajar juga, Pangeranku," seru Dinda dengan tersenyum manis kearah Niko.




























TBC
Jangan lupa tinggalkan vote dan komennya.

TENTANG KITA (END)✔Onde histórias criam vida. Descubra agora