Bagian 19

1K 57 1
                                    


Hujan masih saja setia mengguyur apa saja yang diinginkannya, sebagian orang berteduh di pinggiran toko untuk menghindarinya, sebagian yang lain memilih untuk terus memecah derasnya hujan dengan mantel yang dipakainya dan sisanya membiarkan baju mereka basah terguyur hujan.

Sepeti kedua sajoli ini yang baru saja turun dari motornya dan berjalan gontai menuju halte yang berada didekat mereka untuk berteduh. Tanpa peduli bahwa seragam yang mereka pakai telah basah. Niko memegang tangan Dinda yang dingin, lalu dia mengambil sebuah jaket yang berada di dalam tas nya dan memakaikan ke tubuh Dinda.

"Kamu pakai ini." Ucap Niko sembari memasangkan jaketnya ke tubuh Dinda.

"Jangan, mending kamu aja yang pake, kamu juga kan basah." Ucap Dinda. Niko tidak mengubrisnya dia tetap saja memakaikan jaket itu ke Dinda.

"Kamu aja." Ucap Niko. "Kita tunggu hujan reda aja biar kesekolah." Lanjutnya, Dinda mengangguk tanda menyetujuinya. Niko melirik jam tangan yang berada di pergelangan tangannya.

"Sudah jam setengah delapan sekarang." Ucapnya. Dinda melihat ke arah jam nya dan ternyata benar sekarang sudah setengah delapan.

"Bagaimana ini, kalo telat gimana?" Ucap Dinda khawatir.

"Gak pa-pa, sepertinya bukan hanya kita yang telat tapi Lina dan Daniel juga telat." Ucap Niko sambi melihat ke arah depan, dia melihat Lina dan Daniel yang kini berlari menuju tempat Niko dan Dinda tempati.

Dua orang sajoli itu tengah berlari kencang karena hujan yang deras telah membasahi seragam yang mereka pakai, walaupun Lina dan Daniel memakai jaket tapi sepertinya yang Niko lihat jaket mereka basah.

Syukur, yang telat bukan gue dan Niko aja. Batin Dinda bersyukur

"Kalian dari tadi tunggu di sini?" Tanya Daniel

"Gak terlalu sih." Jawab Niko

"Kalian kenapa telat, kan hujan baru turun tadi?" Tanya Lina ke arah Niko dan Dinda.

"Nih si Niko, dia katanya bangun telah, jadi pas di jalan mau ke sekolah eh hujan langsung datang." Ucap Dinda. "Terus kalian juga kenapa bisa  telat?" Tanya Dinda.

"Si Daniel tadi antarin mama nya ke rumah sakit makanya kita  telat." Ucap Lina

"Jadi sekarang kita gimana dong." Ucap Lina, ketiga manusia itu menggeleng tidak tahu harus menjawab apa.

Mereka pun memilih stay disini dan menunggu hujan sedikit reda. Beberapa menitpun kota yang tadinya basah kini sudah mulai mengering karena hujan yang kini sudah berhenti, semua orang beraktivitas seperti biasa, sebagaimana ke empat manusia ini yang tengah kini menuju ke sekolah. Mereka pun telah sampai di depan gerbang sekolah dan untungnya gerbang nya tidak ditutup dan bahkan siswa, siwsi bahkan guru baru sedikit yang datang.

"Untung gerbang gak di tutup dan sebagian guru belum datang." Ucap Daniel heboh sambil memarkirkan kendaraan kesayangannya.

"Woe, baru datang ternyata kalian." Teriak Seseorang yang ternyata itu adalah Sandi

Ke empat orang itu pun berbalik melihat ke sumber suara, dan dilihatnya Sandi dan Reza yang sedang berjalan menuju ke arah mereka.

"Dasar bocah." Ucap Niko sambil memukul kepala Sandi dan Reza dengan pelan. Kedua  orang itu langsung beraktik pura-pura ke sakitan.

"Sakit tolol." Ucap Reza dan Sandi bersamaan.

Mereka pun berjalan menuju kelas mereka masing-masing, dan seperti biasa mereka selalu mendapatkan lirikan yang bersahabat sehingga mereka tersenyum kepada orang yang tersenyum kepada mereka.

Merekapun telah sampai di depan pintu kelas Dinda dan Lina, keempat cowok tersebut pun setelah membawa salam dan mendapat jawaban dari salamnya langsung bergegas menuju kelasnya dikarena bel sudah berbunyi.

Saat ini dikelas Niko sedang tidak ada guru, karena guru yang mengajar mereka sedang tidak sehat. Ke empat cowok tersebut bergegas menuju kantin dan bernongkrong di sana. Ketika sudah sampai di kantin Reza pun memanggil bibi surti.

"Bi surti!" Panggil Reza, bibi yang bernama bi Surti itu pun berjalan menuju tempat keemlat cowok yang populer di sekolahnya.

"Iya den, mau pesan apa?" Tanya Bi Surti tidak lupa dengan senyum nya.

"Kek biasa Bi, batagor empat rasa." Jawab Reza. Bi Surti itupun mengangguk lalu kembali ke meja  untuk membuatkan batagor yang telah dipesan oleh laki-laki tampan tersebut. Setelah beberapa menit menunggu batagor yang dipesan oleh mereka sudah datang.

"Ini den batagornya." Ucap Bi Surti sambil menaruh piring yang berisi batagor tersebut ke meja.

"Terima kasih Bi." Ucap Niko

Bi Sutri mengangguk dan tersenyum, mereka pun memakan batagor nya masing-masing, tetapi seperti biasa Daniel akan mengambil jatah makanan teman-temannya untuk dia makan.

"Lo tuh yah, udah punya makanan sendiri malah ambil punya gue." Ucap Sandi, Reza pun menabok kepala Daniel karena sedari dia sudah sangat kesal dengan Daniel.

"Iyaa, Lo maunya ambil punya orang aja." Ucap Reza setelah menabok kepala Daniel. Daniel meringis kesakitan, tetapi dia tetap memakan punya teman-temannya dengan kepolosannya.

Niko pun memberikan batagor nya ke Daniel, karena dia tau pasti Daniel akan mengambil punya nya. Daniel yang mendapatkan batagor yang masih banyak isinya itu hanya tersenyum manis, sedangkan yang punya hanya memasang muka datarnya.

"Babang Niko memang the best." Ucapnya ala-ala manja gimana gitu.

Niko memandang Daniel dengan tatapan datarnya yang membuat Daniel mendengus kesal.

"Babang Niko mah gitu, kalo sama kita sekali masang muka datar, terus sekali masang muka sok polosnya dan sekali masang muka bahagianya, hayati lelah bang diginiin terus." Ucap Daniel dengan nada sok sedihnya.

TBC

VOTE DAN KOMENNYA GUYS

TENTANG KITA (END)✔Kde žijí příběhy. Začni objevovat