Bagian 37

630 29 0
                                    


Haeeee para pembaca yang tersayang:)
Kalo punya teman, adek, sepupu, sahabat atau yang lain nya, jangan lupaa disuruh baca cerita aku yah and jangan lupakan juga komen kalian tentang cerita B2ANG ini hmm oke dek kita langsung baca ajaaa yahhh.......

Happy Reading.....

*********

"Niko, lo gak balik ke Indonesia? Kan mulai minggu depan kita bakalan libur selama tiga bulan." Tanya Leo.

"Hm, gak tau." Jawab Niko.

"Kalo lo pulang gue ikut yah mau jalan-jalan di sana." Ujar Leo.

"Jangan." Ujar Niko. Leo menaikkan alisnya bingung.

"Kok Jangan?" Tanya Leo.

"Karena lo jelek, orang Indonesia ganteng and cantik, contohnya kek gue." Ujar Niko dengan tenang, sedangkan Leo sudah kesal.

Leo pun memukul bahu Niko dengan pelan dan berkata. "Bangsad."

Niko tertawa kemudian, keduanya pun langsung kembali berjalan menuju ruangan mereka. Seperti biasanya mereka selalu menjadi pusat perhatian di fakultas nya karena hanya mereka berdua ini lah yang sangat menojol di fakultas mereka.

                             ●●●●●●●●●●

"Din, Niko ada chat lo gak?" Tanya Reza. Kini, Dinda, Reza, Lina dan Daniel sedang berada di sebuah kafe terdekat kampus mereka. Dinda melihat ke arah Reza yang sedanh menunggu jawaban dari pertanyaan nya.

"Belum, Niko belum ngabarin gue selama dua hari ini." Jawab Dinda dengan wajah cemberut nya. Sudah dua hari setelah kejadian ciuman lewat ponsel, Niko masih belum mengabarinya. Jangan ditanya bagaimana perasaan Dinda, cewek itu khawatir jika Niko terjadi sesuatu. Dan hari ini Dinda berencana akan ke rumah Niko dan bertanya tentang Niko ke orang tua nya.

"Niko juga selama dua hari ini gak nimbrung di grup, gak kek biasanya." Ujar Reza.

"Nanti sore gue bakal kerumah Niko kok mau tanyain kenapa Niko gak ngabarin gue." Ujar Dinda. Mereka yang berada di situ langsung mengiyakan ucapan Dinda.

Mereka pun mulai kembali aktifitas mereka yang tertunda tadi. Beberapa menit setelah itu, ada seseorang yang langsung duduk di depan Dinda tanpa permisi.

Keempat nya bingung kenapa cowok itu langsung duduk tanpa permisi. Dan sepertinya Daniel mengenal cowok itu. Yah cowok itu yang kemarin Dinda tabrak dan terjatuh, kakak kelas mereka.

Karena melihat wajah kebingungan orang di depan nya ini, cowok itu kemudian batuk sedikit lalu memperkenalkan namanya.

"Perkenalkan nama gue, AlFino Raditya, gue kakak tingkat kalian, gue dari Fakultas HI semester lima dan sebentar lagi masuk semester enam, salam kenal untuk kalian." Ujar Fino. Mereka yang berada di tempat itu masih kebingungan karena cowok didepan mereka sekarang.

Daniel langsung tersadar dan kemudian berkata. "Iya bang, salam kenal kembali." Setelah mendengar ucapan dari Daniel, Dinda, Lina dan Reza langsung mengikuti saja yang dilakukan oleh Daniel walaupun mereka masih bingung.

"Oh ya? Lo cewek kemarin yang nabrak gue kan?" Tanya Fino. Dinda memang merasa familiar dengan wajah cowok di depan nya itu namun dia lupa pernah bertemu dimana. Beberapa detik kemudian, Dinda langsung ingat dan langsung meminta maaf ke Fino atas kejadian tidak ia sengaja.

"Maaf yah kak, sumpah kemarin gue gak sengaja nabrak lo." Ujar Dinda sambil merasa bersalah kepada cowok yang berstatus kakak kelas nya.

"Iyaa gak pa-pa, lo kemarin gak kenapa-napa kan? Takutnya pas jatuh lo ada yang terluka." Ucapan itu membuat Dinda terdiam begitu pun dengan ketiga sahabat-sahabatnya.

Karena masih belum mendapat respon dari Dinda, Fino langsung mendekat ke arah Dinda dan memegang bahu cewek itu yang membuat ketiga sahabat Dinda diam melihat apa yang dilakukan oleh Fino. Dinda yang merasa bahunya di pegang langsung tersadar dan melihat begitu dekat jarak antara dia dan Fino membuat Dinda menegang dan tiba-tiba nafas nya berhenti.

"Eh kok lo gak nafas?" Tanya Fino. Entahlah Dinda merasa lupa untuk bernafas saat ini.

"Eh iya kak gak pa-pa." Ujar Dinda kemudian diiringi dengan cengengesan nya. Fino akan mulai beraksi, dia sudah menyukai cewek di depan nya ini.

"Hmm, Din." Panggil Fino. Dinda mendongangkan kepalanya melihat siapa yang memanggilnya, begitu pun ketiga sahabatnya melihat ke sumber suara. Dinda, Daniel, Lina dan Reza menunggu lanjutan ucapan dari Fino.

"Mmmm, gue boleh minta nomor.." Belum sempat Fino melanjutkan ucapan nya, Lina langsung mengebrak meja yang kini mereka duduki, semua orang yang berada di kantin itu kini beralih melihatnya dengan memasang wajah bingung, Lina yang dilihat merasa gugup sendiri karena semua orang kini melihatnya.

"Kenapa Lin?" Tanya Daniel.

"Ituu....anu gue lupa kalo gue sama Dinda ada janjian." Ujar Lina, dia memainkan matanya kepada ketiga orang yang berada di sebelahnya ini. Ketiganya langsung terkonek dengan apa yang dikatakan oleh Lina.

"Eh iya gue lupa." Ujar Dinda.

"Kak, maaf yah gue harus pergi soalnya hari ini gue sama Lina ada janjian, maaf kak." Ujar Dinda. Dinda dan Lina langsung berlari keluar dari kantin itu, sedangkan Reza dan Daniel masih berada di dalam kantin tersebut bersama Fino. Fino menghela nafasnya ketika punggung Dinda tidak terlihat lagi.

"Kak, gue sama Daniel pamit yah kak ada tugas yang belum di kerjakan tadi." Pamit Reza. Fino menganggukkan kepalanya mengiyakan ucapan Reza, setelah mendapatkan respon dari Fino keduanya langsung bergegas pergi dari tempat ini.

Fino menghela nafasnya. "Hmm, belum kesempatan gue."










TBC
MAAPKAN GUYS LAMA UPDATE NYA SOALNYA DIRIKU KEMARIN LAGI UAS...

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN NYA:)

TENTANG KITA (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang