Bagian 46

413 27 0
                                    


Hallo

Jangan lupa follow ig un_fdllh03 dan watt_padstory terima kasih dan selamat membaca.

DISINI AKU GAK BUTUH SINDER JADI AKU MOHON SALING MWNGHARGAI KARYA SENDIRI

TERIMA KASIH...

Matahari telah muncul dari arah biasanya ia datang. Ayam berkoko menyambut mentari pagi yang datang. Membuat jutaan manusia terbangun dan melakukan aktivitasnya seperti biasa.

Dinda beranjak dari tempat tidurnya. Melirik jam yang telah menunjukkan pukul 05:58. Cewek itu mengumpulkan nyawanya dan kemudian bergegas masuk ke kamar mandi.

Beberapa menit kemudian. Dinda keluar dari kamar mandi. Dikenakannya seragam sekolah, kemudian merapikan kasurnya. Setelah itu, Dinda mendekati meja riasnya dan memakai liptin beserta bedak bayi yang biasa ia pakai.

Setelah semuanya beres dan lengkap. Cewek itu keluar dari kamar lalu berjalan menuju meja makan. Di sana telah berada kedua orang tuanya.

                            ♡♡♡♡

"Dadah!"

Setelah melihat papanya yang telah meninggalkan sekolah. Dinda kemudian masuk ke dalam sekolah dan berjalan dengan biasa menuju kelas.

"Dinda!" Seseorang dari arah belakang memanggilnya dan Dinda melihat Lina di sana dengan senyum yang merekah seperti biasanya.

Lina berlari mendekati Dinda, setelah sudah sampai, keduanya kemudian berjalan bersama memuju kelas.

"Lin, kemarin gue ketemu Niko!" seru Dinda mulai membuka pembicaraan.

"Kok bisa?" tanya Lina, terlihar dari raut wajahnya. Lina terlihat terkejut ketika mendengar ucapan Dinda.

"Gue kan pernah bilang sama lo, kalau Niko tentanggaan sama gue," jelas Dinda.

"Eh, gue lupa, hehehe," jawab Lina dengan cengengesan seperti biasanya.

"Tapi, gue kesal sama dia," ujar Dinda.

"Kesal kenapa?"

Dinda menjelaskan kepada Lina, dari pertama saat ia di ajak oleh Niko dan ketika Niko menciumnya sampai kejadian tadi malam. Dinda terlihat kesal ketika menceritakan itu kepada Lina.

"Oh jadi gitu, nggak pa-pa, gak usah dekat-dekat dia lagi," saran Lina.

"Udah gue coba, tapi sejak dia dengarin omongan gue waktu itu, tuh cowok kek perhatiin gue dari jauh tanpa gue sadar," jelas Dinda dengan kesalnya.

"Udah-udah, yuk masuk bentar lagi bel." Keduanya pun masuk ke dalam kelas. Di sana telah banyak teman-temannya yang telah datang. Dinda dan Lina berjalan menuju bangku mereka setelah itu keduanya duduk dan melanjutkan ceritanya tadi sambil menunggu guru yang masuk.

Sedangkan di tempat lain. Niko dan ketiga sahabatnya tidak masuk ke kelas. Mereka berniat untuk bolos lagi. Namun, mereka tidak pulang melainkan nongkrong di salah satu kantin sekolah.

"Gue punya berita hot buat lo pada!" seru Daniel bersemangat.

"Gue nggak dengar." Reza, Niko dan Sandi serentak menjawab.

Sedangkan Daniel sudah kesal dengan ketiga sahabatnya ini. "Lo bertiga tuh sahabat gue nggak, sih?" tanya Daniel kesal.

"Nggak." Lagi-lagi ketiganya menjawab dengan serentak dan nada serius.

"Sumpah, untung gue orangnya sabar," ujar Daniel.

"Terserah."

"Aghhhhh! Bodo amatlah!" teriak Daniel. Ia sudah kesal bahkan sangat kesal dengan ketiga sahabatnya ini. Bagaimana bisa dia memiliki sahabat yang seperti ini? Hmm patut dipertanyakan.

Ketiga sahabatnya langsung tertawa melihat ekspresi wajah Daniel yang tengah menahan kesal. Mereka bahagia jika melihat Daniel ternistakan diantara mereka. Emang sahabat laknat.

"Kalian beneran nih gak mau tau apa beritanya?" Daniel mulai berbicara lagi.

Ketiga sahabatnya serentak menggeleng. Daniel hanya bisa menghela napas kasarnya, melihat ketiga sahabatnya dengan tatapan tajam.

Daniel menghela napas panjang dan kemudian berkata, "Kayaknya gue suka sama anak baru itu." Ucapan Daniel membuat ketiga sahabatnya mengalihkan pandangannya ke arah dirinya.

"Hah?" seru Niko. Entah kenapa ketika ia mendengar ucapan Daniel membuat hatinya sakit.

Pandangan ketiga sahabatnya kini langsung teralihkan ke arah cowok itu. Ketiganya bingung melihat Niko yang tiba-tiba seperti itu.

Karena melihat wajah bingung ketiga sahabatnya. Niko langsung merubah ekspresi wajahnya menjadi datar kembali.

"Daniel, lo beneran suka sama Dinda?" tanya Sandi, dan dengan semangat Daniel mengangguk mengiyakan ucapan Sandi.

"Kayaknya lo cocok deh sama Dinda, nama kalian aja mulainya huruf D, Dinda dan Daniel," ujar Reza. Sekali lagi, Daniel mengangguk semangat.

"Iya ya, kok bisa sama gitu, berarti gue sama Dinda emang jodoh!" seru Daniel.

"Jadi, kapan lo nembak Dinda?" tanya Sandi.

"Gue nggak tahu kapan, yang pasti gue bakalan nembak dia secepatnya," jelas Daniel.

Niko tidak tahan mendengarnya. Ia pun langsung bangkit dan memukul meja kantin yang membuat ketiga sahabatnya bingung. Tidak di lihat oleh Niko, sudut bibir Daniel terangkat membentuk sebuah senyuman.

"Lo kenapa, Nik?" tanya Reza. Raut wajah Reza bingung bukan main. Ini kali kedua Reza melihat Niko seperti ini.

"Nggak pa-pa, gue ke toilet dulu." Setelag mengatakan itu. Niko langsung pergi dari kantin berjalan keluar menuju toilet-dan sepertinya itu hanya alasannya semata. Niko malah pergi ke kelas Dinda dan untungnya sekarang jam istirahat.

Di tempat lain. Daniel, Reza dan Sandi bersorak gembira. Akhirnya mereka tahu jika Niko memang menyukai Dinda. Ya, tadi hanyalah sandiwara agar mereka lihat apa reaksi Niko dan sepertinya itu berhasil.

Di tempat lain pula. Niko berjalan dengan ekapresi yang sulit ditebak. Berjalan menuju kelas Dinda. Cowok itu pun sudah tiba di depan pintu kelas, membukanya dengan keras sehingga membuat seluruh siswa-siswi di kelas itu terkejut sekaligus kebingungan.

Niko masuk ke dalam tanpa memedulikan orang lain yang melihatnya. Niko berjalan menuju bangku Dinda dan di sana, Dinda tengah melihatnya dengan tatapan bingung.

"Nanti, pulang bareng gue!" seru Niko. Dinda hanya diam, ia masih mencerna dengan baik ucapan Niko, takut salah apalagi baper dengan ucapannya.

"Lo dengar nggak?" tanya Niko lagi dan Dinda masih tidak menjawab ucapan dirinya.

"Nanti, pulang bareng gue!" serunya lagi.




























TBC....

gimana nih?

Jangan lupa vote dan komennya yah


Salam

UUN FADILLAH

TENTANG KITA (END)✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora