Bagian 30

760 41 1
                                    

Happy Reading.......

***************

Sore ini Niko menjemput Dinda, Niko tadi sudah mengirim kan pesan ke Dinda agar cewek itu bersiap-siap karena dia akan mengajak Dinda jalan.

Saat ini, Niko telah berada di rumah Dinda, menunggu gadisnya bersiap-siap. Niko duduk bersama mama dan papa nya Dinda sambil memperbincangkan tentang Dinda. Niko terkadang tertawa karena ulah Dinda di masa kecil nya yang dimana dia menangis minta di belikan mainan tapi sang mama tidak membelikan nya dan Dinda pun akhirnya pipis di celana nya dan lebih parah nya dia pipis nya diwaktu yang tidak tetap. Gimana gak di waktu yang tepat coba, dia pipisnya aja pas di mall, kan mama nya jadi malu gitu ya.

"Hahahahaha, masa sih bun? Terus mama ganti celana Dinda di toilet mall?." Tanya Niko di sela tertawa nya.

"Iya mama ganti celana nya di toilet mall, huf anak itu pas kecilnya manja sekali dan rewel nya minta ampun deh." Jawab Mama.

"Hahahahhaha!!." Niko tidak mampu menahan tertawa nya karena itu menurutnya sangat lucu.

"Sama ada juga, pas itu Mama lagi di dapur dan Dinda lagi main ditaman belakang rumah, terus Mama kaget kenapa Dinda teriak. Setelah itu Mama ke taman belakang ngehampirin Dinda, dan Mama kan khawatir tuh, mama tanya sama dia, kenapa sayang? Terus Dinda jawab, itu Mama tadi ada kucing yang ngehampirin Dinda dan kucingnya ngelusin bulunya ke kaki Dinda, Dinda kan jadi geli Mah. Itu jawaban Dinda, terus Mama bilang lagi, ya ampun sayang, mama sampe khawatir gara-gara kamu teriak sekencang itu, terus Dinda nya balas dengan cengengesan khas nya itu." Ucap mama panjang dikali lebar nya.

"Hahahahahhaah." Sekali lagi Niko tertawa.

"Mama, aku pulang!!." Teriak seseorang dari belakang mereka. Semua yang berada di sana pun melihat kebelakang dan dilihatnya Aurora yang kini tengah tersenyum kepada mereka, namun pada saat mata Niko dan Aurora bertabrakan. Senyum Aurora langsung menghilang dan menundukkan kepalanya sedangkan Niko langsung mengalihkan pandangan nya ke arah depan. Aurora kemudian berjalan menuju ruang tamu dan langsung menyalami kedua orang tua Dinda. Aurora pun karena merasa tidak enak, langsung berpamitan untuk ke kamar nya. Di tangga, Dinda dan Aurora berpapasan. Aurora tersenyum canggung dan Dinda pun membalas senyum nya dengan tulus.

"Lo mau jalan sama Niko?" Tanya Aurora kepada Dinda.

"Oh iya nih, gue mau jalan." Jawab Dinda.

"Gue duluan yah." Pamit Dinda

"Oke, hati-hati."

Dinda mengangkat tangannya sebagai jawaban dari ucapan Aurora. Aurora kembali berjalan menuju kamarnya, didalam hatinya dia merasakan ada rasa sakit, dia tidak bisa menyalahkan siapapun disini atas sakit hatinya itu, disini dia lah yang bersalah, jika dulu dia tidak menghianati Niko pasti hubungan mereka akan tetap berjalan lancar. Namun penyesalan tetap lah penyesalan yang akan datang pada saat terakhir.

Di tempat lain, Dinda langsung duduk di samping Niko. Setelah itu, Dinda langsung mengajak Niko untuk pergi, Niko pun lansung mengangguk mengiyakan ucapan gadia itu.  Keduanya langsung berpamitan kepada kedua orang tua Dinda untuk pergi.

"Hati-hati yah sayang, Niko bawa motornya pelan-pelan ya." Pesan Sang papa

Niko dan Dinda hanya mengangguk sebagai jawaban dari ucapan Wisnu.  Niko membukakan pintu mobil buat Dinda dan setelah itu, cowok itu langsung setengah berlari memutari mobil nya dan kemudian masuk ke dalam mobik tersebut. Niko pun menjalankan mobil nya keluar dari pangkalan rumah Dinda.

Di perjalanan, belum ada yang memulai berbicara. Dinda yang  sedang fokus dengan ponsel nya dan Niko yang fokus menyetir. Karena tidak tahan seperti ini, Niko langsung membuka  pembicaraan.

TENTANG KITA (END)✔Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt