Bagian 45

497 26 0
                                    

Jangan lupa vote dan komennya

HAPPY READING GUYS

Thanks for 26 ribu:)

                         ♡♡♡♡♡

Lima belas menit berada di perjalanan. Akhirnya, Niko dan ketiga sahabatnya telah sampai di kediaman Niko. Cowok itu memasukkan mobilnya ke garasi tempat khusus ia parkir. Setelah itu, menyuruh ketiga sahabatnya untuk masuk ke rumah.

"Assalamualaikum, Tante."

"Waalaikumussalam." Niko dan ketiga sahabatnya kemudian menyalami mama Niko dan berpamitan untuk pergi ke kamar Niko.

"Hah! Capek banget gue belajar!" seru Daniel sambil merebahkan rubuhnya di atas kasur empuk milik Niko.

"Emang lo pernah belajar?" tanya Sandi membuat Niko dan Reza tertawa.

"Gila lo pada," ujar Daniel sambil memukul kepala Reza dan Sandi dengan bantal.

"Oke, kamar gue siap-siap berantakan," batin Niko.

"Kalian mau makan, apa?" tanya Niko.

"Kita mau makan, semua isi kulkas lo," jawab Daniel.

"Kalo itu sih, mau lo," ujar Reza sambil memukul kepala Daniel yang membuat cowok itu meringis kesakitan.

"Njir, sakit Goblok, lagian juga kalian bakal makan juga  kan, nanti!" seru Daniel dengan wajah kesalnya.

"Ya udah, gue ambil dulu," ujar Niko kemudian cowok itu keluar dari kamar dan berjalan menuju dapur untuk mengambil makanan untuk sahabat-sahabatnya.

"Dek, bantuin gue bawain snack ini ke kamar!" seru Niko ketika melihat Nilam yang berjalan menuju dapur.

"Hm, kebiasaan." Setelah mengucapkan itu. Nilam tetap membantu Niko membawakan beberapa snack dan minuman.

Niko membuka pintu kamarnya. Nilam muncul di sana juga bersamaan dengan Niko. Ketiga sahabatnya menengok melihat keduanya yang datang dengan beberapa cemilan dan minuman yang berada di kedua tangan mereka masing-masing.

"Nilam, yuhuu!" seru Daniel saat melihat Nilam yang masuk ke kamar Niko. Nilam tidak menghiraukan Daniel, ini sudah sekian kalinya, Daniel menganggu dirinya. Emang, dasar si Daniel.

Setelah menyimpan beberapa cemilan dan minuman di atas kasur Niko. Nilam kemudian pamit kepada Niko dan sahabat-sahabat Niko.

"Eh, gue dengar kabar, Dinda si anak baru itu ada yang naksir." Reza memulai berbicara membuat Daniel, Sandi dan termasuk Niko merasa penasaran. Hanya saja, Niko bisa mengubah raut wajahnya.

Ketiga sahabatnya menunggu kelanjutan cerita Reza. "Terus, lo tau siapa yang dekatin tuh cewek?" tanya Reza.

"Siapa emangnya?" Daniel, Niko dan Sandi serentak bertanya.

"Bentar, kenapa lo pada penasaran sama tuh cewek? Tuh terutama Niko, kenapa dari tadi mau dengarin gue ngomong tentang cewek? Kan biasanya dia masa bodo kalo bahas tentang cewek." Setelah mendengar perkataan Reza. Daniel dan Sandi melirik  Niko yang hanya terdiam di tempat. Benar juga, kenapa ia  jadi penasaran tentang Dinda?

"Jangan-jangan, lo sikat sama Dinda?"

Sandi memukul kepala Daniel yang membuat Daniel meringis kesakitan. "Suka bego, bukan sikat," ujar Sandi.

"Nah, iya itu maksud gue."

Niko hanya mendengarkan ucapan ketiga sahabatnya. Malas jika ia meladeni pasti tidak akan habis nantinya. Niko tidak menjawab apapun dari pertanyaan Daniel. Cowok itu malah turun dari kasurnya dan berjalan menuju TV dan menyalakannya.

"Ini, kita dianggep teman gak sih?" tanya Daniel dengan ekspresi lesuh.

"Sepertinya enggak," ujar Niko

Mereka melihat apa yang dilakukan oleh Niko. Mereka sama-sama tersenyum ketika melihat apa yang cowok itu lakukan. Niko melemparkan stik PS kepada ketiga sahabatnya dan ketiganya menangkap dengan sempurna.

"Yok kita tanding," ujar Reza dan dianggukkan ketiga sahabatnya.

Reza dan Niko, sedangkan Sandi dan Daniel. Mereka dibagi menjadi dua kelompok. Beberapa menit kemudian, mereka mulai bermain. Kadang berteriak dan bahkan melempar bantal jika kesal membuat isi kamar Niko berantakan semuanya.

                           ♡♡♡♡♡

Jam delapan malam Daneil, Reza, dan Sandi baru pulang dari rumah Niko. Inilah mereka, jika sudah bersama waktu seakan berjalan begitu cepat.

Niko mengantarkan ketiga sahabatnya. Setelah itu, ia tidak langsung masuk ke dalam rumah. Ia melihat seseorang yang ia kenal tengah berjalan sendiri dan sedang membawa plastik yang cukup besar dan isinya lumayan banyak. Niko tersenyum melihat itu. Cowok itu keluar dari pagar rumah dan kemudian berjalan menuju seseorang yang ia lihat.

Setelah sudah dekat. Niko langsung mengambil plastik itu dari tangan cewek itu yang membuat cewek itu terkejut bukan main.

"Ih, Niko, gue kira pencuri!" seru Dinda sambil mengelus dadanya yang tadi sempat kaget karena ulah Niko.

"Habis dari mana?" tanya Niko.

"Dari supermarket," jawab Dinda.

"Oh."

Dinda menghentakkan kakinya membuat Niko bingung dengan itu. Raut wajah Dinda terlihat kesal di mata Niko.

"Lo kenapa?" tanya Niko. Dinda tidak menjawab.

"Lo yang kenapa, Nik," ujar Dinda.

"Gue?" Niko masih belum peka membuat Dinda semakin kesal kepada cowok itu.

"Sini." Dinda merampas plastik yang dibawa oleh Niko tadi. Tidak di sangka, mereka sudah berada di depan rumahnya Dinda. Niko kaget melihat Dinda yang merampas plastik itu dari tangannya. Tanpa mengucapkan sepatah kata, Dinda langsung nyelonong masuk ke dalam rumahnya. Menutup pintu pagar dengan sangat keras.

"Mungkin dia lagi PMS," tebak Niko.

"Good Night, Dinda!" seru Niko sedikit teriak.

Setelah mengucapkan itu. Niko langsung pergi dari kediaman Dinda. Rumah Niko dan Dinda memanglah dekat. Tidak diketahui oleh Niko, Dinda berjalan dengan pelan mendekati pagar, membukanya dengan pela dan melihat Niko yang berjalan menuju rumahnya.

"Tuh cowok, gimana sih, bikin gue bingung aja," ujar Dinda. Setelah itu, ia masuk kembali dan menutup pagar dengan sangat keras sakit kesalnya.


















TBC.....

jangan lupa vote dan komen, aku gak butuh sinder, jadi plis saling menghormati karya sendiri.

Jangan lupa follow ig un_fdllh03 dan watt_padstory


SALAM

UUN FADILLAH

TENTANG KITA (END)✔Where stories live. Discover now