ENAM (b)

1K 101 50
                                    

Athaya bergegas ke kelas sambil memikirkan tentang apa yang akan dibahas oleh sahabatnya itu. Elgra menyusulnya setelah membeli susu kotak stroberi di kantin. Cowok itu menyisipkan jemari kirinya di antara sela-sela jemari Athaya, membuat Athaya kembali tersentak.

"Ah, lo suka banget ngagetin gue sih, El," protesnya. "Ini lagi. Ngapain megang-megang tangan gue? Lepasin enggak! Entar dilihatin anak-anak kan gue malu."

Perlahan Elgra melepaskan genggamannya. "Nih, buat lo!"

"Thanks."

Tak lama kemudian, Athaya melihat sosok Vega yang bersandar di depan mejanya. Vega tampak sibuk dengan kamera ponselnya. Bibir mungilnya tetap terjaga dengan polesan lipstik pink-nya.

"Kenapa, Ga, nyari gue?" sambar Athaya begitu masuk kelas. "Masih inget lo sama gue?"

Elgra yang berdiri di sisi kiri Athaya langsung menggenggam tangan Athaya karena dia tahu Cewek Kesayangan-nya itu sedang marah.

"El, lo apaan, sih? Lepasin enggak?!" Athaya menghentakkan tangannya dengan kesal, tapi genggaman itu tak mau lepas darinya.

Sekilas Athaya melihat Vega. Cewek itu sedang menatap Elgra dengan memilin-milin rambutnya. Oh, rupanya ini maksud kedatangannya, batin Athaya.

"Lo tenang dulu. Kalau enggak, gue enggak bakal ngelepasin lo." Elgra berbicara pelan di belakang telinga Athaya.

Athaya berdecak. Dia pun segera menyeruput susu kotaknya sampai habis dan melemparnya ke tempat sampah. Tatapannya kembali menghadap Vega tanpa menghiraukan genggaman Elgra. "Vega, mau lo apa, sih? Lo mau ketemu gue apa mau ngelihatin Elgra?"

"Mau ngelihatin Elgra," jawab Vega tanpa sadar.

Elgra mengernyit namanya tiba-tiba disebut.

"Eh, sorry, Tha, sorry," Vega segera meralat ucapannya. "Ya gue ke sini mau ketemu lo lah. Lo ada apa sih sama Nay?"

"Ah, lo pakai nanya lagi. Lo seminggu ini ke mana aja? Enggak pernah negur gue. Enggak pernah ngasih kabar lagi. Untung masih ada Elgra yang nemenin gue. Kalau enggak kan gue-"

Vega langsung memeluk Athaya. Dia mulai terisak, membuat Athaya bingung. "Athaya... gue kangen banget sama lo. Gue kangen suara lo. Kangen lo ceramahin. Kangen lo omelin. Lo mau kan maafin gue."

Obrolan mereka berlanjut meja Athaya. Athaya duduk bersandar di dinding, Vega duduk di kursi Elgra, sedangkan Elgra duduk di atas meja Athaya.

"Gue sebenernya bingung, Tha, gue harus ke mana," kata Vega. Kedua tangannya menggenggam tangan Athaya. "Gue mau nyamperin lo, tapi Nay ngelarang gue. Dia malah ngancem gue. Kalau gue nyamperin lo, gue enggak boleh duduk semeja sama dia. Gue kan sedih, Tha. Ini aja gue diem-diem mau ke sini."

Athaya terdiam. Dia tidak tahu harus memberikan respons apa terhadapnya. Jadi sebaiknya dia menunggu kelanjutannya.

"Emang kenapa sih, Tha?"

Mata Vega teralih kepada Rayyan yang tiba-tiba melintas di depan kelas 12 IPS A. Cowok itu sedang bersenda gurau dengan Wisnu. Rayyan pun sempat mencuri pandang ke arah kelas. Tapi posisi Athaya yang berada di balik punggung Elgra itu aman. Tak ada yang tahu kalau Athaya di situ.

Vega berdecak dan menggeleng. "Jangan bilang kalau lo masih deket sama Rayyan, Tha."

"Kok jadi bawa-bawa Rayyan, sih? Ah, gue males kalau lo ternyata ke sini cuma mau ngungkit soal hubungan gue sama Rayyan. Lo enggak beda ya, sama Nay." Athaya mulai emosi.

"Gue bertemen sama Rayyan doang, Ga. Please, jangan ngelarang-ngelarang gue," tambahnya.

"Athaya, dengerin gue. Gue enggak ngelarang lo bertemen dengan siapapun. Tapi sebaiknya lo jangan terlalu deket ya, sama Rayyan."

Athaya & Elgra [TERBIT GRASINDO]Where stories live. Discover now