TIGA BELAS

938 64 74
                                    

Hujan deras menyambut kepulangan murid-murid SMA Galaksi. Di antara mereka ada yang langsung berlari menerobos hujan, menunggu di dalam kelas, dan ada pula yang menelepon orang rumah untuk menjemput. Lain halnya dengan Athaya. Cewek itu terlihat tergesa-gesa. Dia langsung membereskan semua peralatan tulisnya dan memasukkannya ke tas.

Elgra melihat Athaya dengan heran. "Lo buru-buru amat, Tha. Masih hujan, lho!"

Athaya melihatnya sekilas, lalu memakai tasnya. Dia segera mendorong mejanya dan keluar kelas.

Suasana hatinya saat ini sedang tidak enak. Benar-benar sangat tidak enak. Terlebih setelah melihat kedekatan Elgra dengan Vega kemarin. Kemarin dia sengaja mengikuti mereka tanpa sepengetahuan Rayyan. Dan itu salahnya. Kenapa dia harus mengikuti mereka? Apa yang menjadi alasan dirinya melakukan itu? Apakah dia mencemaskan keadaan Elgra? Atau dia... cemburu?

Hei, harusnya gue seneng, dong?! Karena dengan begitu, gue akan lebih bebas bersama Rayyan. Athaya berdecak. Ah, kenapa jadi mikirin Elgra, sih?!

Dia berjongkok dan membenarkan tali sepatunya. Lalu, dia berjalan ke arah kelas 12 IPS D. Dia ingin mengajak Rayyan pergi. Mungkin pikirannya akan teralihkan.

Tiba-tiba seseorang memegang tangannya dari belakang. Athaya menarik napas dan mengembuskannya. Dia tahu siapa yang tengah menggenggamnya.

Athaya menarik tangannya agar terlepas, lalu dia berbalik. Dilihatnya Elgra dengan tatapan tak acuhnya.

Cowok berjaket hitam itu tersenyum. "Tha, gue ma—"

"Waktu lo cuma sepuluh detik!"

Elgra menghela napasnya. Dia urung melanjutkan perkataannya. Maka yang dilakukannya hanyalah menatap Athaya. Sepuluh detik. Dalam waktu itu, dia berharap Athaya bisa melihat perasaannya yang entah sampai kapan akan berbalas.

"Kenapa lo ngelihatin gue kayak gitu?" Athaya merasa risi. "Cepetan lo mau ngomong apa?! Lima, empat, tiga, ...."

Elgra melepaskan jaket hitamnya dan memakaikannya langsung ke tubuh Athaya. "Dingin, Tha. Gue enggak mau lo sakit." Elgra tersenyum lagi, membuat perasaan Athaya semakin tak keruan.

"Waktu lo habis!" Athaya memutar balikkan tubuhnya dan berjalan cepat.

"Tha, lo mau ke mana? 12 IPS D di belakang gue!"

Sial! Athaya merutuki dirinya sendiri. Sementara itu, Elgra tersenyum.

Elgra tahu tujuan Cewek Kesayangan-nya itu karena Athaya tidak pernah bertegur sapa dengan yang lain lagi pun dengan Nayla dan Vega setelah kejadian tempo hari.

***

Elgra mengambil saus tomat dan menuangkannya ke bakwan yang dipegangnya. Dia masih di kantin sekolah, menunggu hujan reda. Sangat tak bisa diperkirakan hujan akan turun selama ini. Harusnya dia sudah berada di rumah saat ini, tengah tidur di depan televisi. Tapi....

"Hei, Bro!" Agit menepuk bahunya, "Jangan bengong mulu. Entar kesambet kan bahaya." Lalu, dia duduk menghadap Elgra. Dia datang tak sendiri. Nayla bersamanya.

Elgra enggan menggubris perkataan Agit. Dia mencaplok bakwannya dan menghabiskan es tehnya.

"Nyantai aja, El, minumnya. Hujannya masih dari atas, kok."

Mendengar itu, Elgra hampir tersedak minumannya. Agit pun tertawa mendengar gurauan Nayla.

"Ya ampun, Nayla sayang. Jangan gitu, ah. Kasihan tuh si Elgra."

Athaya & Elgra [TERBIT GRASINDO]Where stories live. Discover now