Part 2. Mission Bee.

5.2K 616 222
                                    


🐯

Tinggal di kota sebesar Seoul seorang diri menjadi tantangan sendiri bagiku yang sebelumnya hanya tinggal di balik dinding panti asuhan. Setelah lulus sekolah menengah pertama, aku memutuskan keluar dari sana. Aku hidup sendiri dengan menyewa sebuah unit di flat sederhana berlantai 4. Unit flatku berada di lantai paling atas. Dimana semua penghuni flat di lantai itu, rata-rata berprofesi sebagai pegawai kantoran.

Menejelang tengah malam, aku sudah bersiap dengan pakaian kaos hitam lengan panjang, beserta ripped-jeans kelabu. Aku memasang topi berlogo centang, tidak lupa menyampirkan ransel berwarna ungu di pundak.

Ponselku bergetar menandakan suatu panggilan masuk, namun taku ak kunjung mengangkatnya. Aku hanya bergegas keluar dari flat, sedikit berlari. Mataku mengecil fokus pada sebuah mobil van berwarna hitam. Kemudian tanpa ragu masuk dan bergabung dengan orang-orang yang sudah lebih dulu di dalam mobil.

"Anyeong, Violet! Malam ini sepertinya akan panjang," sapa Eunha.

Aku mengerucutkan bibir. "Jissai, watashi wa taberu jikan ga nakatta." (Bahkan, aku belum sempat makan.)

"Yaak! Bisakah kita hanya menggunakan bahasa Korea saja? Saat ini kita di Korea kalau kau lupa. Huh, aku bukan seorang polyglot sepertimu Violet. Aisshhh," omel Eunha kesal. (Polyglot, orang yang menguasai banyak bahasa)

Setahun berlalu semenjak aku dipindahkan dari divisi human trafficking ke bagian illegal drugs and  weapon dalam organisasi intelijen negara paling rahasia. Pengintaian kali ini akan memakan waktu yang tidak sebentar. Aku dan timku bukan sekadar akan menjerat pemakai dan pengedar, tapi target kami memiliki hirarki mafia yang jauh lebih tinggi lagi hingga ke jaringan internasional.

Dalam menjalankan misi, kami semua memiliki nama 'alias' yang sudah ditentukan oleh organisasi. Aku sebagai Violet, Eunha sebagai Bunny,  dan Joongki ketua timku sebagai Big Boss. Sebenarnya timku masih kurang satu yang seharusnya ikut malam ini, yaitu Mingyu sebagai Kimchi. Namun sayangnya Mingyu tengah dipinjam oleh tim lain dengan misi yang lebih berat tentunya.

Song Joongki, ketua tim sekaligus agen dengan pangkat tertinggi, tertawa mendengarku mengeluh. Pria itu merogoh tasnya dan melempar sebungkus roti pao ke belakang. "Chōdo kono pan o taberu." (Ini, makanlah rotiku.)

Aku langsung sumringah saat menerima roti darinya. "JJang, Big Boss memang terbaik. Terima kasih Capt. Ah, ini terlihat enak."

Kapten timku juga seorang polyglot, sama sepertiku. Bedanya, Joongki memang agen resmi yang sudah memiliki jenjang karir tetap di BIN Korea Selatan. Jangan lupakan jika lelaki itu sudah berkeluarga dan sangat menyayangi istrinya. Sedangkan aku, Eunha dan juga Mingyu merupakan agen muda spesial yang direkrut negara dari usia dini. (Badan Intelijen Nasional)

Mencuri lirikan ke arah kursi kemudi, aku cukup terkejut saat pria tegap nan menjulang yang duduk di sana juga ikut melemparkan sekotak susu pisang padaku yang otomatis membuatku berseru bahagia. "Yasshh... Namjoon Oppa is number one!"

Lain halnya dengan Kim Namjoon, ia diperbolehkan memakai nama asli baik di kehidupan sehari-hari maupun dalam setiap misi. Karena ia adalah seorang prajurit atau tentara dari kesatuan angkatan darat yang memiliki pengenal resmi berupa sekeping platina berisi identitas di kalungnya. Jika Namjoon gugur, maka dia akan dikenang sebagai pahlawan. Beda lagi denganku dan yang lain, bahkan Joongki sekalipun. Negara tidak segan-segan untuk menyangkal eksistensi kami di depan publik.

Bliss For Violet (✔)Where stories live. Discover now