Part 6. Pretty Eyes.

3.4K 485 137
                                    

🐯

Dalam beberapa hari ke depan, aku akan disibukkan dengan ujian semester. Ketua Timku, Song Joongki juga sudah pulih kembali. Tapi ia memintaku dan yang lain untuk memfokuskan diri terlebih dahulu pada ujian yang sebentar lagi akan datang.

Sore hari setelah pulang sekolah aku masih berada di sini. Aku duduk di salah satu anak tangga, pinggir lapangan sepak bola sekolah Kyunggi High School. Rambutku yang sebatas bahu pun tak sadar bergerak seirama dengan alunan musik yang sedang aku dengar melalui earphone. Aku memilih belajar di luar kelas dari pada harus terganggu dengan kericuhan di kelas. Buku tebal berjudul Ilmu Sains itu kutaruh di atas kedua pahaku. Sayang buku itu bukanlah novel kesukaanku. Ada banyak sekali tulisan cetak berstabilo warna-warni di tiap lembarnya. Bisa menebak kan aku sedang belajar untuk ujian?

Dengan earphone terpasang di kedua telinga, aku sempat tak mendengar ada yang memanggilku. "Anna-ya...." seru lelaki itu hampir membuatku terjengkang.

"Oh, Jimin-ssi? Ada apa---"

"Heol! Tolong hentikan -ssi di namaku! Panggil aku Jimin-ah saja. Cobalah?" pinta Jimin dengan mata berbinarnya.

"Maaf, tapi a--aku tidak terbiasa, Jimin-ssi."

"Aku tak peduli. Kau berhutang satu hukuman sekolah padaku. Jadi aku tidak salah, kan?" Jimin menyeringai padaku.

Aku hanya bisa mengembus napas panjang keberatan "Baiklah, Jimin-ah."

Tiba-tiba tangan Jimin terulur ke padaku. Lelaki itu menepuk puncak kepalaku pelan seperti gemas dan tersenyum sambil berkata, "Nah, benar begitu. Bagus."

Tak bisa kutebak selanjutnya, aku malahan ikut tersenyum melihat tingkah aneh Jimin yang sepertinya tulus. Aku bahkan menawari lelaki itu cemilan keripik kentang honey butter milikku.

"Wah, ini kesukaanku. Aku rasa kita berdua memiliki selera yang hampir sama," ucap Jimin terkekeh, lalu ia meraih bungkus makanan dari tanganku.

"Benarkah? Hahahaha. Aku baru tahu ada seorang lelaki yang menyukai rasa manis," komentarku terheran.

Jimin mengangguk. "Itu benar. Cobalah untuk sedikit mengenalku lebih jauh. Hmm, bahkan lagu yang sedang kau putar ini juga favoritku. Hoksi naega dareun eotteon, yeojawa jamsi nuneul matchwodo, neon naman barabwa..." (Bahkan jika aku menemukan, seorang gadis lainnya, cobalah untuk tetap melihatku. Taeyang- Only Look At Me)

"Ya Jimin-ah... Suaramu tidak cocok tahu!" protesku kesal, karena Jimin yang sudah seenaknya bersenandung dengan lagu favoritku.

"Kenapa sih? Aku memang menyukai Taeyang Hyung, khususnya lagu ini," jelas Jimin lagi.

Sontak aku tertawa lepas, dia menggelikan bukan? "Memangnya sejak kapan dia menjadi Hyung-mu, huh?"

Terdengar gelak tawa kami yang saling berbalas dan tak kunjung usai Aku sendiri tak menyangka jika Jimin tak seburuk seperti yang Eunha pikirkan. Terlebih, lelaki itu juga bisa membuatku nyaman. Aku hampir selalu merasa tidak nyaman dengan orang asing, sehingga tak heran jik lebih memilih untuk menarik diri dari keramaian. Ah, sepertinya tidak ada yang salah jika aku berteman dengan Jimin.

"Kemarikan ponselmu," ucap Jimin yang sudah lebih dulu mengulurkan tangan untuk meraih benda pipih di sampingku.

Aku buru-buru menahan tangan Jimin yang sudah menyentuh layar ponselku, "Tidak mau... Untuk apa?"

Kepala lelaki itu terhentak ke atas bersamaan dengan tawanya yang meledak. "Aigo.... Gadis rumit. Aku hanya ingin bertukar nomor ponsel denganmu." Jimin mendekatkan wajahnya padaku yang membuat tubuhku sedikit terhenyak ke belakang.

Bliss For Violet (✔)Where stories live. Discover now