Part 15. His Brother.

2.5K 387 64
                                    

🐯


"Park Jimin menyukaimu," cecar Taehyung tiba-tiba. "Kau tahu itu?"

Tidak ada angin ataupun hujan, Taehyung tiba-tiba menyeletuk hal seaneh itu di kelas. Tanganku sempat membeku sesaat tapi akhirnya masih bisa melanjutkan menulis pekerjaan rumahku. Sejak tadi ada saja yang dilakukannya di sampingku dari mengetuk-ketuk meja, berdecak tak jelas dan akhirnya mengoceh acak seperti barusan.

"Apa dia sudah mengatakannya?" Taehyung menggeser buku tugasku sampai aku terdiam sementara. "Hei Lee Anna, jawab aku."

Berdecak kecil, aku meliriknya jengkel seraya menarik kembali bukuku. "Aku tahu, dan iya dia sudah pernah bilang."

"Lalu jawabanmu?" tuntut pertanyaannya.

Aku mengangkat bahuku singkat. "Entahlah, dia hanya mengatakannya, lalu pergi begitu saja."

"Hhh, Park Jimin bodoh." Taehyung mengerang aneh lalu merebahkan kepalanya ke meja  dengan arah pandangannya padaku. "Anna-ya, tapi bisakah kau bertahan sebentar lagi denganku?"

"Terserah kau saja." Memangnya apa yang bisa kubuat lagi selain mengikuti permainan sintingnya?

Lelaki di sebelahku itu menyungging senyum, lalu mengangguk-angguk. Kenapa dia jadi menyeramkan begitu sih? Ini semakin buruk untukku saat menyadari senyumnya yang tiba-tiba saja berpengaruh pada jantungku.

"Menyingkirlah, aku mau ke toilet," ucapku yang sudah berdiri dari kursinya. Mungkin kabur sebentar bisa meredakan semua keanehan ini.

Bukannya menuruti apa permintaanku, tapi Taehyung memundurkan kursi dan menjulurkan kakinya ke depan, sehingga aku terhalang olehnya. Lelaki itu menoleh dan berdecak padaku, "Ke toilet, lalu tak kembali ke kelas lagi? Begitu?"

Aku mengernyit dibuatnya, dan merespon dengan gugup, "Ten--- tentu saja tidak."

"Lalu untuk apa kau membawa semua barang itu?" Tatapan Taehyung berpindah ke satu tanganku yang dari tadi sibuk menggenggam ponsel, dompet dan lainnya.

Aku pun meletakkan barang-barangnya di atas meja. "Vas chier!" (Menyebalkan)

"Wah, kali ini kau mau bilang tak mengumpat padaku? Anna-ya, aku sedikit memahami bahasa Perancis, khususnya pada bagian maki-memaki." ucap Taehyung sebal.

"Jadi spesialisasi Kim Taehyung, memaki dengan bahasa Perancis, begitu?" tanyaku geli.

Ia pun terkekeh lalu menggelengkan kepala. "Bukan aku, tapi Park Jimin."

Ah, pantas saja. Lelaki itu memang polygot dan kebanyakan akan memilih bahasa Perancis untuk mengumpat diam-diam. Karena itu memang terdengar lebih memuaskan.

Melihat Taehyung yang tak juga merubah posisi duduknya, aku pun tetap nekat untuk keluar dari kelas. Persetan jika aku harus meninggalkan barang-barang berharga. Aku butuh ke toilet dan sudah akan melangkahkan kaki melewati Taehyung yang masih saja menghalangi jalan.

"Wow... Wow... Bersabarlah sedikit," ucap Taehyung yang terkekeh sambil menarik kakinya sendiri, memberi ruang untukku.

Aku sudah melewati Taehyung, namun berbalik sebentar untuk mengomelinya, "Besok aku yang duduk di sisi sini. Kau yang di dekat jendela."

"Oke, asalkan kau bisa tiba di sekolah lebih cepat dariku."

Mataku mendelik kesal bergumam dan berlalu ke toilet, "Yang benar saja?!"

Napasku seakan barulah terasa lega selama tidak ada di dekat lelaki itu. Aku pun terlalu bingung tentang sebenarnya apa yang tengah kami mainkan bersama ini.

Bliss For Violet (✔)Where stories live. Discover now