Part 20. Kim Brothers.

2.2K 389 109
                                    

🐯

Aku terbengong mendengar permintaan Taehyung barusan. Lelaki itu sepertinya mendadak tidak waras saat baru saja memintaku untuk menjadi kekasihnya yang nyata. Alih-alih menjawab pertanyaan Taehyung, aku bersusah payah menyamakan langkah kaki lebarnya yang kini tengah berlari lebih kencang. Kami berdua berusaha mengejar acara Lantern Festival yang berada di taman Yongsan, taman itu terletak di utara Sungai Han.

Mungkin karena tak lekas mendapat jawabanku, Taehyung menoleh beberapa kali dengan air muka yang aneh. Kali ini dirinya memperlambat langkah kaki. "Ayolah, kita sunguh-sungguh berkencan hanya untuk malam ini, tidak lebih."

Hanya--- malam ini? "Tapi untuk apa?" tanyaku lugas benar-benar tak habis pikir dengannya.

Taehyung terkekeh atas kebingunganku. "Aku akan membuat memori yang manis sebagai pengalaman berkencanmu. Lagi pula, anggap saja aku sedang berterima kasih."

"Kau benar-benar aneh," ucapku.

Taehyung tersenyum padaku. Senyuman itu lebih tepat kusebut sebuah cengiran bodoh yang aku sadar tidak pernah ia perlihatkan sebelumnya.

"Aku anggap itu 'ya'. Aku janji, pengalaman ini tak akan pernah kau lupakan," ucap Taehyung yakin.

"Terserah kau saja, Kim Taehyung-ssi." Akhirnya aku tak bisa tidak terkekeh melihat senyuman Taehyung.

Setelah kami berdua telah sampai di taman Yongsan. Taman seluas kurang lebih 10 Hektar itu memang sering kali digunakan untuk berbagai macam event. Di hamparan rumput hijau yang luas dan diterangi oleh lampu-lampu taman, di situlah Lantern Festival akan berlangsung.

Lentera atau lebih terkenal dengan sebutan lampion, adalah salah satu bentuk kepercayaan masyarakat Korea Selatan.

Nanti, setelah orang-orang selesai menikmati pemandangan matahari tenggelam, mereka akan menerbangkan lampion-lampion milik mereka. Pada benda itu, akan tertulis permohonan masing-masing orang. Mereka percaya, dengan menerbangkan suatu doa lewat sebuah lampion, maka permohonan mereka akan segera dikabulkan oleh Sang Pencipta.

"Ayo ke sana." Taehyung menunjuk ke kerumunan orang yang sedang memilih lampion. Sudah banyak stan penjual berbagai macam lampion di sana. Taehyung pun berniat mengajakku untuk membeli dua buah lampion masing-masing untuk kami berdua.

"Ini imut sekali," lirihku tersenyum melihat lampion yang di tanganku. Lampion itu berbentuk kepala harimau yang lucu.

Taehyung menoleh dan ikut mengamati lampion itu. Lelaki itu setuju dengan apa yang kuucapkan. "Anna-ya, bagaimana jika kita hanya menerbangkan satu lampion saja?"

"Huh, apa?"

Taehyung menjentikkan satu tangannya. "Kita akan menulis dua permohonan di satu lampion ini. Satu sisi untukmu dan satu sisi lainnya untukku. Bagaimana?"

Raut wajahku semakin bingung. Hari ini Taehyung bersikap aneh sekali. "Memangnya bisa?"

"Tentu saja, ayo cepat," ucap Taehyung setelah selesai membayar lampion yang aku peluk dari tadi.

***

Taehyung dan aku duduk di antara hamparan manusia yang ikut serta dalam festival ini. Lalu Taehyung membuka ransel unguku yang dari tadi berada di punggungnya. Lelaki itu terlihat mencari sebuah pulpen.

"Hmmm, karena ini hanya satu lampion, ayo kita tulis harapan untuk kita berdua. Tapi apa ya? Sial, aku tidak ada ide. Ah, sepertinya aku tahu."

Otomatis aku pun tertawa geli mendengar semua monolog Taehyung yang aneh. Lalu aku merogoh dua kaleng soda yang tadi dibeli oleh Taehyung di minimarket, membuka segel salah satunya, lalu memberikan kaleng soda itu pada Taehyung.

Bliss For Violet (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang