Part 28. A Gunshot Wound.

2.2K 378 52
                                    


🐯

Setelah menyerahkan Peach beserta kuncinya, aku kembali menyusur ke dalam untuk mencari kedua sahabatku yang juga masih anggota tim Omega. Jangan bilang mereka hilang di sini? Aku pun menggerutu kesal di setiap langkah. Lalu tiba-tiba aku melihat seseorang yang tak asing. Rambutnya berwarna pirang cenderung silver, sangat mencolok dari kejauhan. Orang itu pasti Min Suga.

"Sajangnim! Itu wanita yang membawa Peach tadi!" pekik seorang pria bertubuh besar di sebelahnya. Secara impulsif, Suga menoleh ke arahku hingga aku tersentak kaget, jangan sampai lelaki itu mendekatiku atau dia akan berusaha mengenaliku. Pontang-panting aku berlari menuju ke lorong pintu bertuliskan 'exit' di belakang.

"Kau!!! Berhenti!" Suga terus berteriak mengejarku.

"Berhenti kubilang!" Peringatan Suga yang kedua. Lelaki itu mulai mengeluarkan sepucuk senjata api. Sayang, aku tak sempat menyadarinya secara penuh dari ujung mataku. Tanganku sudah meraih pintu hitam di depan, membuka handel cepat.

Dooor!!!

Satu tembakan acak terlepas dari pistol milik Suga.

Demi apapun, tubuhku membeku sesaat. Seketika aku langsung merasakan panas dan nyeri yang hebat di bahu sebelah kanan. Setelahnya aku baru sadar jika sebuah timah panas telah bersarang di sana. Lenganku bergetar menahan sakit. Sialan!

Lambat laun kaki ini tak bisa berlari jauh. Aku segera melepas sepatu kiri dan melemparnya jauh-jauh ke arah ujung lorong jalan. Kemudian aku segera bersembunyi pada pilar di samping pintu. Berharap hidupku tak berakhir malam ini.

"Shit! Kejar dia!" perintah Suga yang juga berlari ke arah sepatu hak milikku.

Aku menyapukan pandangan pada sekitarnya, lalu mengoyak lapisan dalam gaunku untuk menekan luka pada bahuku. Tidak boleh ada setetes darah pun jatuh ke lantai. Selanjutnya aku mengendap-endap kembali masuk ke dalam gedung. Semoga aku segera menemukan Eunha dan Mingyu.

Aku berusaha keras mengumpulkan sisa kesadaran dirinya. Orang-orang di sekitar hanya memandangku aneh. Penampilanku sungguh mengenaskan dengan satu kaki yang tak beralas. Untung saja topeng 'masquarade' masih setia menghias wajahku.

"Lihat! Bukannya itu wanita yang tadi dicari oleh Suga-ssi?" gumam seseorang.

Beberapa sekuriti menyadari keberadaanku yang sedang membuka pintu kaca pada salah satu ruang VIP milik club itu. Satu per satu aku memasuki ruang-ruang eksklusif yang berada mezzanine. Aku sangat putus asa berharap menemukan Eunha secepatnya. (lantai 1 setengah)

Setelah kesetanan membuka satu per satu pintu kaca, netraku menangkap sosok lelaki yang familier. Lelaki itu tengah sibuk dengan ponselnya dan sama-sama kaget saat mendapati aku muncul dari pintu ruangannya.

"Taehyung-ssi!" Kekagetanku bertambah saat aku melafalkan namanya. Taehyung sedang tak memakai topeng. Bisa ditebak sebuah topeng berbulu hitam di atas meja itu adalah miliknya.

"Kau---siapa?"

"Kumohon, tolong aku!" lirihku pasrah.

Aku sedikit terhuyung tak dapat lagi menahan rasa sakit yang semakin jadi. Lelaki itu pun memelesat untuk menangkap tubuhku perlahan-lahan mulai roboh. Taehyung memapahku ke sofa. "Seseorang mengejarku," gumamku merasakan pusing dan nyeri yang 

Lelaki itu mengernyit saat menatap masuk ke dalam netraku yang berkunang-kuanng. "Noona? Kau Violet Noona, kan?" pekiknya.

Napasku terasa semakin berat. Aku hanya berharap tidak sampai terjatuh pingsan di depan Taehyung.

Bliss For Violet (✔)Onde histórias criam vida. Descubra agora