Part 22. His Past.

2.3K 360 87
                                    


🐯

Dari hari ke hari, aku semakin sering berkirim pesan dengan Taehyung. Yang aku tahu, liburan panjang kemarin benar-benar dihabiskan Taehyung dengan mengulik lagu per lagu yang ia kerjakan bersama Suga. Beberapa kali aku menemaninya saat sedang tak bersama Jimin, atau pun Jungkook. Sekarang ini mereka sedang berada di ruang musik setelah tahu guru hanya meninggalkan tugas untuk kelasku.

"Taehyung-ssi!" Aku baru saja masuk ruangan kedap suara itu.

Jimin yang mendengar suaraku di ujung pintu pun langsung menoleh padaku. "Oh, lama tak berjumpa, Anna-ya."

"Eoh, ada apa?" tanya Taehyung yang sama sekali tak menoleh barang sedetik pun.

Aku baru mengingatkannya, "Itu... Mana buku tugasmu, ini sudah jam istirahat. Bukankah seharusnya diserahkan Choi Ssaem sekarang juga?"

"Selesai!" pekik Taehyung tak menggubrisku.

Aku pun menjadi kesal karena sikap Taehyung yang abai. "Haish! Terserah kau sajalah!" Lalu aku berniat untuk meninggalkan mereka bertiga.

"Anna-ya!!!" panggil Jimin dan Taehyung secara bersamaan.

"Kalian sama-sama menyebalkan, aku mau ke kafetaria saja," ucapku dengan bibir yang mengerucut penuh.

Taehyung terkekeh melihatku yang terus mengomel. Setelah komputer yang ia pakai mati, Taehyung menarik Jimin dan juga Jungkook. "Ayo pergi bersama... Aku lapar," ajaknya.

Jimin terlihat pasrah saat sahabatnya itu merangkulnya dan melewatiku begitu saja. Tapi tiba-tiba Taehyung menghentikan langkahnya.

"Nanti saja mengumpulkan buku tugasnya. Biar aku yang pergi ke ruang guru," ucap Taehyung.

Aku hanya berdecak kesal dan mengikuti mereka ke kafetaria. "Baiklah."

***

Di kantin sekolah, Taehyung memesan satu paket dosirak di salah satu stan makanan. Jimin memesan semangkuk ramyeon. Sedangkan aku seperti biasa, hanya membeli cemilan dan sekotak susu cokelat. Lalu kami, lebih tepatnya Taehyung, Jungkook dan Jimin mencari meja yang kosong, dan aku hanya mengikuti mereka dari belakang. Jimin melihat satu meja kosong di tengah situ, maka ia langsung menempatinya.

Sudah jadi kebiasaan, aku berniat untuk meninggalkan kafetaria. "Hmm, kalau begitu, aku duluan----"

Namun Taehyung malah merangkul bahuku dan memaksaku untuk duduk di sebelahnya, dengan Jimin dan juga Jungkook yang sudah lebih dulu duduk di depan kami berdua. Aku berdecak kesal, lalu menggumam kata-kata umpatan tanpa bersuara yang membuat Jimin terkekeh. Jimin sudah tahu kebiasaanku yang tak menyukai suasana ramai kafetaria.

"Anna-ya, untuk apa kau diet? Bahkan tubuhmu itu seperti kurang gizi. Kau tahu? Seorang wanita membutuhkan lemak di bagian-bagian tertentu agar terlihat menarik," canda Taehyung dengan menatap sebagian tubuhku usil.

"Uhukkk... Uhuuukkk." Sontak aku tersedak minumanku karena ucapan Taehyung.

"Yaa Taehyung-ah, dia memang hanya akan memakan itu saat makan siang. Tidak seperti kau yang harus bertemu nasi setiap saat," ucap Jimin menertawakan Taehyung.

***

Saat sedang memakan dosirak-nya, tiba-tiba ada seorang gadis tak sengaja melihat Taehyung lalu menghampirinya. "Kyaaa... Taehyung-ah?" seru gadis itu bersemangat.

Merasa namanya dipanggil, Taehyung menoleh ke arah gadis itu. Seketika lelaki itu terbelalak saat menyadari siapa gadis yang menyebut namanya barusan. "Jung Yerin?"

Bliss For Violet (✔)Where stories live. Discover now