Part 33. Fallin For You.

2.5K 386 101
                                    

🐯

Kakiku terus berlari selama Taehyung menggenggam tanganku kuat. Lelaki itu terseok-seok menarikku bersamanya, menembus jalanan aspal yang gelap. Dengan napas yang tersengal, aku menatap sendu ke punggungnya yang terasa dekat sekaligus jauh sekali. Pria itu menyadarkanku atas seluruh tanda tanya besar di hatiku.

"Anna, jangan melihat ke belakang!" perintahnya terbata.

Dor....

Sial! Tengkukku meremang saat sebuah letusan memecah suara angin. "Tae, polisi," cicitku ketakutan.

"Tenanglah, kau bersamaku."

Tapi langkah kaki Taehyung mendadak berhenti membuat tubuhku menabrak lengannya kelewat keras, tapi lelaki itu tak juga melepaskan tanganku sedikit pun. Di sisi persimpangan, sudah ada belasan orang berpakaian loreng hijau dengan beberapa pria berkostum hitam rapat. Mereka mengarahkan senjata laras panjang lengkap dengan peredam suara pada kami. Hal yang sama terjadi dari sisi berlawanan, para polisi tadi kini sudah mengepung kami berdua. Habislah sudah.

Hawa dingin semakin membuat kedua kubu menegang. Mereka saling berseru untuk perintah meninggalkan lokasi, terutama berebut menangkapku dan juga Taehyung. Sementara itu, aku disembunyikan oleh Taehyung yang menekan tubuhku mundur ke pagar pembatas di trotoar jalan. Lelaki itu berkali-kali menoleh ke belakang, memastikan keadaanku. "Jangan menjauh dariku. Kau tak apa?"

"Aku baik-baik saja," lirihku.

"Dia aset negara. Jika kalian tak ingin kehilangan jabatan, lepaskan dia," pekik seseorang.

"Tidak akan!"

"Jangan bodoh, kalian pikir kalian siapa?!" Salah satu dari pihak tentara angkatan darat maju untuk menyerahkan sepucuk surat kepada kelompok berseragam polisi di sana. Aku tak dapat melihat mereka dengan jelas. Tapi sepertinya mereka buru-buru menerima serta membaca isi surat dengan seksama. "Huh? Agen intelijen muda? Apa ada lelucon yang seperti itu di negara ini?"

"Jävla jävel," umpat seseorang terdengar mencolok. (Keparat!)

"Kau mengenalnya?" tanya Taehyung tanpa menoleh padaku. Aku menyentuh dan menganggukkan kepala di punggungnya. Joongki di sini membuatku bergidik ngeri sementara itu. "Kurasa, setelah ini kita akan berhadapan dengan kakakku."

"Namjoon Oppa?  Ya Tuhan, kita harus bagaimana?" rintihku.

"Kau bisa memanjat pagar di belakangmu?" Taehyung mendengus saat aku mencengkram pinggangnya lebih kuat. "Ah sial, terlalu tinggi ya."

Aku mencuri lihat saat Joongki tertawa sinis. Ia mengeratkan rahangnya dan berkata dengan penuh emosi, "Jangan berlagak bodoh. Anak itu kalian bunuh pun, dia tak akan membongkar apa yang ada di dalam otaknya. Menyingkirlah, atau timku sendiri yang akan merebutnya dari kalian?"

Sampai pada titik dimana para polisi itu sadar kuasanya tak lebih besar dari pasukan khusus yang telah sama-sama mengepung. Dengan berat hati, mereka putuskan satu per satu kembali masuk ke dalam markas dengan tangan hampa. Meskipun begitu, aku tahu mereka masih mengawasi gerak-gerik kami semua dari kejauhan. Toh ini masih daerah kekuasaan pihak kepolisian.

"Berikan gadis itu, Kim Taehyung. Sudah kubilang menjauh darinya. Kenapa kalian masih saja keras kepala?" Namjoon berdesis mengerang tajam membuat hatiku bergejolak keras. Aku meremas sisi pinggang Taehyung yang semakin merapatkan tubuhnya padaku. Aku tahu di dalam dirinya, Namjoon memuat dilema yang berlawanan. Ia seorang kakak yang baik bagi adiknya.

"Tidak! Dia milikku." Begitu Taehyung menolak untuk menyingkir dari hadapanku saat dua orang dewasa mendekati kami berdua. "Hyung, jangan! Kumohon, jangan bawa Anna."

Bliss For Violet (✔)Where stories live. Discover now