Part 21. Meet The Producer.

2.2K 372 117
                                    


🐯

Bagaimana bisa seperti ini? Aku bertemu Namjoon di saat tak terduga. Taehyung  mengikuti langkah Namjoon ke mejanya. Lelaki itu masih menggenggam tanganku hingga kami semua duduk di meja yang sama.

"Annyeong Taehyung-ah," sapa Ailee. Lalu wanita itu beralih padaku. "Kau? Kau Vio---"

"Ehmmm... Ailee-ya, bisa aku meminta tolong?" Namjoon memutus ucapan Ailee di saat yang penting. Hanya Taehyung yang tak mengetahui satu rahasiaku saat ini. Setahun yang lalu, Ailee pernah tergabung di misi  mata-mata yang sama denganku.

Lelaki berpotongan rambut cepak khas tentara itu meminta Ailee memesan minuman untuk kami semua. Untungnya Ailee menyanggupi dan langsung beranjak ke meja kasir.

"Yaak!!! Apa kau tak sadar? Bibirmu berdarah? Astaga Anna, apa ciumanku tadi melukaimu?" ucap Taehyung tiba-tiba panik.

Barusan itu Taehyung tak menyadarinya, seseorang yang memperhatikan kami berdua. "Tidak kok! A--aku ke toilet dulu," pamitku gugup.

Terlihat sama gusarnya, Namjoon ikut berdiri. "Taehyungie, aku ke toilet sebentar."

Taehyung hanya mengangguk, masih duduk manis di kursinya. Namjoon jelas mengenalku kan? Tadi itu, reaksinya sangat terbaca olehku. Dari sejak Taehyung mengenalkan aku padanya, kami sama sekali tak berbicara satu sama lain. Semoga saja Taehyung tak menyadarinya.

***

"Apa aku salah, Oppa?"

Namjoon menekan kedua pelipisnya kuat-kuat. "Ya Tuhan... Aku mohon tinggalkan adikku sendirian. Tolong jangan libatkan dia pada organisasimu, Kim Taehyung masih punya masa depan yang panjang," lirihnya.

Baru keluar dari pintu kafe, Namjoon sudah mengajakku bicara serius. Bahkan sekarang aku hampir menitikkan air mata. Menjadi agen rahasia, apakah tak boleh memelihara hatinya sendiri?

"Vio--- ah, maaf aku lupa, maksudku Lee Anna, kau punya dua kehidupan yang sangat berbeda. Tapi tidak dengan Taehyung. Adikku itu sudah cukup mendapat tekanan luar biasa hebat dari ayahku. Seharusnya kau bisa mengurangi bebannya satu saja. Begitu kan seharusnya?"

"Oppa..." Aku menghembus napas panjang, tapi hanya sesak yang bisa kurasakan. Sebelumnya aku menganggap sosok Kim Namjoon sudah seperti kakakku di lain kehidupan. Namun ternyata ikatan darah tak pernah bisa berbohong sampai kapanpun. "Aku dan Taehyung hanya berpura-pura berkencan, Oppa. Itu semua karena ia ingin menghindari kakak tingkat kami yang terus mengganggunya tanpa henti."

Kurasa jawaban itu sudah cukup membuatnya tenang. Namun pria itu berubah terkekeh miris dengan menggelengkan kepala. "Tidak. Taehyung bukan lelaki seperti itu. Selamat Violet, sepertinya dia jatuh cinta padamu."

Aku terbengong sesaat. Bukankah yang terjadi sebaliknya? Bukan Taehyung, melainkan aku. Lalu aku harus bagaimana.

Tahu-tahu Namjoon menarik lenganku, memelukku perlahan. Ia berbisik rendah, "Kumohon Violet, hanya dengan kau pergi dari hidupnya. Itu akan sangat membantu supaya ia bisa segera melupakanmu. Kau paham kan, aku benar-benar tidak ingin adikku ikut terseret dalam marabahaya seperti risiko pekerjaan yang kita tanggung. Itu saja keinginanku."

"Aku mengerti, Oppa." Aku membuang muka. Berharap cairan yang kutahan di mataku tak meluruh. Tapi tak berhasil. "Ashhh...." desisku tipis saat luka di bibirku akhirnya tersapu basah.

Tak lama kemudian, Namjoon dan juga aku kembali ke tempat duduk masing-masing. Sebuah plester sudah menutup luka di bibirku setelah Namjoon mengajakku ke sebuah apotek tak jauh dari kafe.

Bliss For Violet (✔)Where stories live. Discover now