Part 34. A Clue

2.5K 380 66
                                    

🐯


Shit! Sudah dua tahun berselang tapi aku tak juga bisa melupakan betapa manisnya dia di setiap tingkah canggungnya. Sengaja membuka luka lamaku yang terus basah dan menganga, jemari ini seakan sudah terprogram otomatis untuk melihat---entah untuk ke berapa kali---sisa kenangan gadisku yang mungkin sampai detik ini tak pernah tersampaikan padanya. Semua tentang gadis itu masih kusimpan sangat rapi dimana-mana.

To: [Jag-eun Holangi]
(Harimau kecil)

Anna-ya, ah bukan, Sasha-ya, ah bukan juga, Violet Noona, ah ternyata bukan juga.

Jihye-ya, apa yang harus kulakukan? Aku telah jatuh hati padamu.

***

Antrian penggemar sudah mengular di depan gedung stasiun televisi SMS. Dari dalam sini, aku berdiri dalam diam melihat satu per satu dari mereka mulai memasuki gedung yang akan menyiarkan sebuah music show bergengsi di Korea Selatan. Terlihat para penggemar itu membawa light- stick yang menunjukkan kelompok idola mereka. Bergerombol sesuai dengan kesamaan favoritnya.

Kini aku menggunakan nama panggung 'V', dan sepertinya seseorang memanggilku beberapa kali saat mencoba tidur di sofa ruang back stage khusus untuk grupku. Aku masih menunggu giliran, hanya mengenakan sepotong kaus dan celana training yang aku kenakan sejak berangkat dari dorm. Jujur saja aku sudah kelelahan bahkan sebelum tampil. Jadwal acara yang kelompokku miliki sangatlah padat sekarang. Dalam sehari aku harus berpindah sebanyak minimal dua lokasi syuting, baik untuk acara musik ataupun variety show.

Mencuri tidur sepertinya bukan masalah besar. Toh leader saja sudah terlelap padahal sudah berganti kostum. Belum lama aku memejamkan mata, tiba-tiba ada yang menindih tubuhku. Orang itu juga menepuk-nepuk lenganku.

"Taehyung-ah, bangun! Sekarang giliranmu. Ya ampun, cepatlah," ucap sahabat yang juga masih satu anggota timku.

Mau tak mau, aku pun memaksa bangun dengan nyawa yang belum penuh terkumpul. "Eoh, aku tahu," keluhku. Orang itupun bangkit dari tubuhku sambil terbahak benar-benar menyebalkan.

Aku beranjak ke kursi di depan kaca besar pada salah satu sudut ruangan, dimana sudah ada seorang Coordi Noona menunggu. Aku tersenyum sekilas dengan kelopak mata yang masih setengah tertutup.

"Aigo, uri Taehyungie. Wajahmu akan aku kompres dulu sebelum aku memulai pekerjaanku. Apa kau dibangunkan paksa oleh Jimin?" tanya Coordi Noona itu terkekeh.

"Dari dulu Jimin memang sudah begitu. Tapi tak apa, Noona. Berkat dia, aku bisa tidur selama 10 menit. Hehehehe," ucapku mengakui.

Coordi Noona pun mengangguk. "Kalian bertiga selalu bersama sejak sekolah. Pasti hubungan kalian sudah sangat dekat ya? Ah, aku iri pada kalian."

Aku sengaja meninggikan dagu sombong. "Tentu saja. Buktinya aku bisa menarik Jimin dan Jungkook untuk ikut audisi di Big Hit, kan? Coba bayangkan jika kami bertiga tak ada di Bangtan Boys?"Coordi Noona terbahak mendengar celotehanku yang penuh dengan percaya diri berlebihan.

Tepat 3 tahun yang lalu, tak lama setelah aku lulus SMA. Aku berhasil menghasut kedua sahabatku untuk mengikuti audisi Big Hit Entertainment. Dimana agensi itu adalah hasil rintisan Bang Shihyuk. Seseorang yang telah mengambil alih Big Hope Company seutuhnya. Didasari rasa kecintaannya pada dunia musik di Korea Selatan dan tangan dinginnya, pria paruh baya itu mendirikan kembali perusahaan yang sudah dalam keadaan hancur lebur. Untung saja usaha Bang Shihyuk itu tak sia-sia berkat talenta-talenta yang ia kumpulkan.

Bliss For Violet (✔)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن