Part 4. Bickering.

3.5K 518 175
                                    

🐯

"Jimin? Anna? Oh bagus! Kalian telat bersama?" Tidak lupa lelaki itu bertepuk tangan dan menyeringai pada kami berdua yang baru saja terjatuh.

Aku terburu-buru berdiri dan menjauhi Jimin. Saat aku menyadari presensi Taehyung, aku langsung menghampirinya. "Maaf. Aku----"

Bodoh, aku sudah sangat telat. Suaraku tercekat saat melihat Taehyung yang menatap tajam. Lelaki itu menggeleng tanpa berkata apapun, tapi wajah malasnya membuatku sedikit takut. Tiba-tiba saja aku teringat akan dirinya yang tanpa sengaja bertemu denganku di waktu yang salah tadi malam. Lelaki itu membuang muka ke arah temannya.

Jimin menepuk punggung Taehyung singkat. "Aku duluan."

Punggung milik Jimin perlahan menghilang seiring suara langkah kakinya yang tak lagi terdengar. Sedangkan aku masih mematung dan menunduk di tempat yang sama. Entah mengapa aku merasa harus menjelaskan pada Taehyung. "Aku bangun kesiangan, lalu bertemu Jimin dan ia menolongku. Itu saja."

"Lantas, apa peduliku?" Lelaki itu menatapku datar, tapi kenapa efeknya begitu dahsyat sampai membuat sekujur tubuhku merinding. Di kepalaku masih terekam jelas Teahyung yang berada di luar sekolah seolah mampu menaklukkan musuh-musuhnya. Oke,itu memang benar adanya, walaupun entah karena alasan apa saat di sekolah Taehyung tidak punya gambaran berandalan sama sekali.

"A-ah, baiklah," lirihku.

"Aku tak punya waktu untuk mendebatmu saat ini. Masuk sebelum Sunny Ssaem tiba di kelas," perintah Taehyung yang diucapkan sedikit memerintahku.

Kami langsung memasuki kelas dengan setengah berlari. Aku juga segera menempati kursi paling belakang seperti biasa. Aku merasakan tubuhku yang setengah melayang. Kepalaku terlalu pusing untuk mengikuti mata pelajaran Sejarah Korea.

***

Kantin sekolah Kyunggi siang ini sangat ramai seperti biasanya. Namun aku tidak dapat mengejar waktu untuk membeli jajan untuk makan siang. Itu semua karena hukuman Sunny Ssaem padaku yang tidak mengerjakan tugas sejarah. Bodoh, bagaimana aku bisa lupa?!

Waktu istirahat tinggal 15 menit. Setidaknya dia harus mengisi perutnya untuk bertahan hingga jam 4 sore, di saat pulang sekolah. Pilihanku saat ini hanyalah sekotak susu dan kue beras pedas dengan potongan daun bawang yang sangat banyak.

Saat sedang mengantri di salah satu bagian kantin, aku tak sengaja melihat sosok Eunha yang sedang bercengkrama dengan Umji dan Yuju di salah satu meja kantin. Mereka bertiga tampak mengobrol seru. "Aigo! Setelah ini aku akan kuis pelajaran Kang Ssaem," keluh Choi Yuju.

Sepasang netra milik Eunha tiba-tiba menyadari keberadaanku di seberangnya. Seketika itu juga aku langsung mengalihkan pandangnya. Diam-diam kuperhatikan, Eunha mendengus kesal karena ulahku barusan.

Saat aku memutuskan untuk masuk di sekolah yang sama dengannya, aku sudah memperingati Eunha untuk menjaga jarak di ruang publik. Eunha kesal karena sepertinya hanya aku yang mematuhi instruksi dari instansi mereka, untuk selalu tak terlihat. Bahkan Eunha pun yakin jika seantero sekolah ini, hanya sedikit yang mengenalku.

Oh, dan tentang Kim Mingyu yang menjadi lelaki terfavorit di sekolahannya, Korea School of Performing Art. Mingyu adalah salah satu dari sekian banyak idol di Korea Selatan. Walaupun dia belum sampai di jajaran papan atas atau superior, namun namanya cukup dikenal banyak orang.

Beda hal denganku, Eunha direkrut oleh Badan Intelijen Korea Selatan saat dirinya mengambil ujian sabuk hitam Taekwondo-nya saat dirinya masih di tingkat sekolah menengah pertama. Sejak awal Eunha memiliki keluarga yang utuh dan berasal dari keluarga kelas atas. Jadi tidak masalah baginya untuk bergaul, lagi pula Eunha adalah tipe gadis yang supel dan menyenangkan. Tapi jangan harap dia akan tetap duduk manis di saat orang-orang yang ia sayangi terluka.

Bliss For Violet (✔)Where stories live. Discover now