Part 9. Summer Breeze.

2.6K 422 121
                                    

🐯

Aku menoleh cepat pada lelaki yang menyematkan selembar jaket ke tubuhku. Jujur sempat tak mengira jika orang itu akan menyusul ke flatku. Tapi untuk apa dia ke sini, tersenyum mengacungkan sebungkus es krim. "Huh?"

"Ini, ambillah. Aku sudah mencarimu kemana-mana. GPS dan ponselmu tidak aktif----"

"Oppa, maafkan aku," potongku seraya mengambil es krim itu.

"Lupakan. Yang terpenting saat ini kau baik-baik saja."

Aku tersenyum padanya, "Terima kasih, Namjoon Oppa."

"Apa kau sudah makan malam? Bagaimana jika menemaniku?" tawarnya.

"Oh baiklah, ayo," jawabku sembari mulai memakan es krim.

Tak punya banyak pilihan, aku mengajak lelaki itu untuk makan di kedai Bulgogi tak jauh dari situ. Setelah melewati 1 blok dan berbelok ke kanan, kami sudah tiba di kedai yang kumaksud. Saat kami sudah masuk dan duduk di salah satu meja, kedua tanganku bergerak, berniat melepas jaket milik Namjoon.

"Jangan, pakai saja dulu."

Aku mematung sesaat, tidak jadi mengembalikan jaket pada Namjoon. Malam ini untungya kedai itu tidak begitu ramai. Kami berdua pun memulai untuk makan malam.

"Selamat makan," ucapku riang.

Namjoon terkekeh melihatku yang baru saja menghabiskan es krim cair, lalu lanjut untuk makan bersamanya. Kemudian di tengah-tengah makan kami berdua, aku sempat terdiam sekadar ingin sekali menanyakan perihal bagaimana Namjoon mengenal lelaki yang mengejarku tadi.

"Namjoon Oppa, apa kau mengenal lelaki tadi?"

Ia tak balas menatapku, tapi masih merespon, "Hm? Siapa?"

"Lelaki ber-hoodie cokelat yang terkena jebakan pintu minimarket tadi? Apa ia terlibat pada jaringan narkoba Big Hope?"

"TIDAK MUNGKIN!" serunya panik terdengar aneh bagiku.

"Hm, begitu ya?"

Menyuap satu sendok lainnya, Namjoon mengangguk sekali. "Dia hanya seorang kenalan."

Ah, baiklah kalau begitu. Sepertinya ia tak nyaman dengan apa yang kubahas. Sangat paham jika tidak semua hal bisa kita bicarakan pada orang lain, apalagi itu terkait dengan kehidupan pribadi. Maka kami hanya saling diam hingga sudah menyelesaikan makan. Tapi kenapa aku masih begitu penasaran?

***

Akhirnya libur pun selesai begitu saja. Aku menghabiskan sisa waktu liburannya dengan baik, alias tidak pergi kemana pun hanya berdiam diri di flat sepanjang hari. Jarak paling jauh yang aku tempuh hanya sebatas warung kecil yang letaknya di seberang bangunan. Joongki beberapa kali menghubungiku untuk masalah misi. Kami tetap harus melanjutkan apa yang sempat dikacaukan oleh aku. Mingyu dan aku terpaksa saling membantu untuk menjebol dan memilah anggota tim di dalam game online milik Vernon.

Huftt, untung saja ketiga nama lelaki bodoh Bulletproof itu tidak termasuk di dalamnya.

Namun itu saja belum cukup. Karena Vernon dan komplotannya hanyalah pengedar sebagai pintu pembuka, bukan pada hirarki yang menjadi target kami. Masih ada nama-nama yang lebih penting yang kami inginkan untuk penyelidikan lebih lanjut. Kami berpacu dengan waktu untuk mengejar nama-nama pengedar bahkan supplier dan gembongnya. Karena di seberang sana, ada banyak pihak yang menyokong dan menutupi rantai peredaran narkoba di jaringan mereka.

Di minggu pertama kegiatan sekolah, murid-murid Kyunggi High School langsung disibukkan oleh tugas-tugas sekolah. Bahkan waktu istirahat kali ini pun dihabiskan oleh mereka untuk menyelesaikan tugas. Aku juga sibuk menulis jawaban tugas pada buku catatan.

Bliss For Violet (✔)Where stories live. Discover now