Part 30. Real Identity.

2.5K 380 95
                                    


🐯


Taehyung terus mendesak aku untuk mengaku di hadapannya. Kami masih berada di dalam ruang musik sekolah di jam istirahat yang sama. Lelaki itu semakin merapat padaku. "Jawab aku, Anna! Violet Noona itu kau, kan???"

"Bukan. Aku----"

"Kau menguasai bela diri, tapi tidak lihai oleh karena itu kau terlalu bodoh sampai berusaha menyelamatkan aku di saat kita masih berada di tingkat satu. Kau tak tahu? Aku terus memperhatikanmu sejak saat itu. Gadis nekat yang ikut campur dalam masalahku itu hanya kau. Lalu aku mengangkat panggilan teleponmu. Itu Jung Eunha, atau yang kau panggil Bunny. Bukan begitu?" Langkah kaki Taehyung kembali maju. Ia memeluk tubuhku dengan ekstra hati-hati. "Anna-ya, dua kali kau datang padaku dan meminta bantuanku. Maafkan aku yang terlalu bodoh dengan tidak menyadarimu sejak awal. Aksen bicaramu memang berubah, tapi warna suaramu yang rendah itu---aku hapal sekali."

"Aku tidak kenal, siapa itu Bunny? Tentu saja orang yang kau maksud itu bukan aku. Aku benar-benar tak mengerti siapa yang kau bicarakan." Kepalaku menggeleng kuat semakin panik dan merinding. "To-tolong, jangan seperti ini, Taehyung-ssi. Lupakan saja semuanya. Karena aku masih ingin sekolah. Aku harus terus hidup," lirihku. 

Lelaki itu tertawa kesal atas keras kepalaku dan mengalihkan pembicaraan. "Ayo ke ruang kesehatan. Lukamu bisa bertambah parah jika kau biarkan seperti itu." Ia menggenggam tanganku dan membawaku keluar ruangan.

Tadinya aku merasa harus mempertahankan argumenku. Namun melihat Taehyung yang begitu yakin atas penyusunan hipotesisnya, tiba-tiba saja aku melemah seketika. Astaga, ini tidak benar. Rahasiaku tidak boleh terbongkar oleh orang yang tak punya hubungan denganku, atau aku akan dimusnahkan oleh badan instansi tempatku mengabdikan diri.

"Kenapa? Kau memikirkan apa?" tanya Taehyung sesampainya kami di klinik sekolah. "Tunggu di sini. Aku akan mengambilkan---"

Tanganku sudah lebih dulu mencengkram lengannya. "Hmmm, itu--- aku merasa tak enak pada kekasihmu," ucap Anna.

Lelaki itu mengernyit. "Memangnya siapa?"

Tak sengaja aku berdecak kesal padanya. Sebenarnya aku sangat muak jika harus menyebut nama gadis itu. "Jung Yerin."

Seketika tawa Taehyung meledak. Lelaki itu terbahak hingga meneteskan air mata, tapi ia menepis tanganku pelan lalu menghilang di antara bilik tirai. Jangan bilang aku hanya termakan oleh gosip semata. Apakah alasannya masih sama sampai Taehyung berniat melindungiku?

Beberapa saat kemudian ia kembali padaku. "Aku tak berkencan dengan siapapun, setelah berakhir denganmu," akunya tiba-tiba.

Sontak saja aku hampir tersedak salivaku sendiri. Jawaban macam apa itu? Jam istirahat pun selesai pun berkumandang. Bisa dipastikan sudah tak ada lagi murid yang berkeliaran di luar kelas, kecuali kami berdua.

"Ah, tapi maaf... Sebenarnya aku sudah berbuat curang padamu," ucap Taehyung tiba-tiba saat kembali melucuti separuh pakaian bagian atas milikku. Ia menelisik sangat jauh ke dalam netraku, seolah mengejar kepercayaanku atas dirinya.

"Curang? Apa maksudmu?" tanyaku seiring dengan pertahananku yang semakin tipis saja. Lihatlah jemarinya yang sudah membersihkan bahuku dengan kapas beralkohol. Aku meringis menahan nyeri yang menjalar di sekujur tubuh.

Gerakan tangan Taehyung tahu-tahu berhenti. Ia menyeringai di samping wajahku. "Seseorang lagi-lagi menciumku lebih dulu."

Aku cukup tercengang dibuatnya. Taehyung selingkuh? Lalu aku tiba-tiba sadar, hubungan kami hanyalah semu. Entah kenapa aku pun mendadak kesal sendiri.

"Malam itu, Violet Noona menciumku di sini." Taehyung menyentuh bibirnya sendiri dengan gerakan sensual. Sepertinya ia sadar jika tubuhku langsung menegang.

Bliss For Violet (✔)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ