ingat.

5.6K 600 36
                                    

D I A M lebih baik.

Yang ada di dalam benak Mark hanya itu.

Ia tidak bisa menunggu lama-lama. Bahwa ia telah kembali semenjak 2 tahun yang lalu. Memantau dari kejauhan.

Saat Haechan benar benar putus sekolah untuk menemani ibunya. Menjaga Cafe yang dulu hingga dijual. Lalu Renjun memberi Cafe untuk Haechan saat ibunya sembuh. Dan ia bisa kembali bersekolah.

Mark juga tahu Renjun.

Renjun yang selalu berada di belakang Haechan, membantu Haechan. Menjadi kaki kedua Haechan saat ia tak sanggup berjalan. Ibaratkan itu.

Mark juga membantu Haechan untuk mencapai tujuan nya.

Dari membantu mengedarkan brosur, hingga menyuruh orang suruhan nya untuk bekerja disana. Seperti mengirim koki handal, pelayan, tukang cuci piring dan lain sebagainya.

Mark merasa lega saat Cafe nya bertahap lebih baik. Dan ramai pengunjung.

1 tahun kemudian, hari dimana Haechan tidak sanggup berjalan. Renjun meninggal.

Bagaimana jika saat aku bilang padanya, bahwa aku sudah kembali 2 tahun yang lalu?

Apa ia akan marah?

Atau apa?

Katakan sekarang?

Atau nanti?

Tunggu sampai waktu yang tepat.

"Mark, hei!"

Lee Jeno, batin Haechan saat melihat name tag nya. Sekilas.

"Dia ini kenapa?" Jeno bertanya pada Haechan, dan dibalas dengan angkatan bahu dari nya. Artinya aku tidak tahu.

"Anak bodoh!" Jeno menjitak kepala Mark, dan ia tersadar dari lamunannya.

"Apa?" Tanya Mark dengan malas.

"Sudah aku peringatkan, jangan pernah buang air di bawah pohon." Jeno duduk di bangku depan mereka.

"Kau, benar benar." Mark sudah mengepalkan gigi nya itu.

Intensi Jeno beralih ke Haechan, membuat Haechan terganggu karena ia sedang membaca buku.  "Kau ini siapa nya Mark?"

"Aku tidak tahu jika aku akan duduk dengan manusia." Ucap Haechan enteng sambil membalik balikan halaman buku.

"Memang kau apa?" Timpal Mark.

Haechan menatap tajam Mark, "Ghoul. Agar aku bisa menyantap daging mu itu."

"Terserah" Lalu kepala Mark bersandar di meja, sambil memasang earphone.

Ghoul cantik, batin Mark.

Jeno mendekat ke arah Haechan,

"Aku beritahu ya, Mark ini sering buang air kecil. Jadi tolong jika kalian tengah di hutan, atau dimana pun yang banyak sekali pepohonan, tolong untuk tidak menyuruhnya untuk kencing di pohon itu." Suara Jeno yang dibuat kecil, takut Mark mendengar nya.

"Kenapa?"

"Ia sering ketempelan."

Haechan menatap nya serius, "Yang benar?"

Jeno menjauh dari tatapan nya, "Tentu saja tidak."

Ingin sekali menjambak kau. Batin Haechan.

"Oiya siapa nama mu?" Jeno mengulur tangan nya. Dan Haechan membalasnya.

"Seo Haechan."

"Lee Jeno"

Lalu mereka melepaskan uluran tangan nya.















Votement for next ok?

Markhyuck - Sebangku [END]Where stories live. Discover now