begitulah.

2.3K 276 5
                                    

"nih." Mark memberikan eskrim vanila kepada Haechan yang tengah melamun di depan kelas.

Ia sedikit memberi sinyal untuk menerima eskrim tersebut. Ragu ragu sih, Haechan menerima eskrim itu.

"Maaf, tadi, mood ku hancur." Mark juga membuka plastik eskrim yang sama seperti eskrim Haechan.

"Mau tidak aku traktir makan sushi?"

Persetan mana yang merasuki pikiran Mark? Ia kan sudah bertekad untuk menghilang dulu? Begitulah remaja yang tengah jatuh cinta.

Tidak enak menolak ajakan teman, bukan? Dalam hati Haechan, dia sangat ingin pergi ke restoran sushi bersama Mark. Maka ia menjawab, "Boleh."

Sepulang sekolah mereka langsung ke restoran tersebut. Siapa sih yang tidak mau di bonceng gebetannya? Oh, gebetan?

Mereka datang hanya berdua.

"Kau suka sushi yang mana?" Tanya Mark sambil melihat lihat piring sushi yang berjalan. Haechan mengambil piring yang berputar di depannya.

"Kau suka perut tuna?" Tanya Mark lagi saat ia melihat Haechan mengambil sushi perut tuna.

"Memang kenapa?"

"Tidak, Jeno suka perut tuna." Mark mengukir senyum tipis.

Haechan mengangguk.

"Kau suka apa?" Tanya Haechan balik.

Mark mengambil kotak yang berisi dimsum. "Ini. Tapi aku juga suka daging tusuk."

"Ini restoran sushi."

"Lain waktu aku ingin mengajak mu pergi ke wisata kuliner." Kata Mark sambil menghuapkan dimsum itu.

"Kau menyukai kuliner seperti itu?"

"Memang kau tidak?"

"Sebenarnya aku menyukai Cafe."

Mark tersenyum kembali, "Selera mu sama seperti Jeno."

"Oiya, aku benar-benar minta maaf." Sambung Mark.

"Tentang?"

"Tadi."

"Tidak apa."

Tidak apa bagaimana. Haechan mengetahui kebenaran jika Mark lah yang membuat kotak pensil nya. Bukan Jeno.

Haechan sangat ingat tadi saat di koridor, Jeno berkata, "Mark membuat ini dengan susah payah. Tolong dijaga ya."

"Ini kan kau buat untukku?"

"Bukan, itu buatan Mark."

"Hah?"

"Mark berkata jika aku yang buat nya, begitu? Jujur, makanan memang iya aku yang buat. Tapi kotak pensil nya ?Mark yang buat."

Haechan mengambil nafas dalam. Mark ini dari dulu sering berbohong. Dan ini membuatnya tertawa.

"Kenapa tertawa?" Mark mengerutkan keningnya.

"Tidak."

Markhyuck - Sebangku [END]Where stories live. Discover now