menjambak mu prioritas utama.

4.1K 431 19
                                    

H A E C H A N sangat malas jika harus bangun pagi-pagi sekali. Mengantri mandi, membereskan baju, keliling lapangan. Menyisir daerah dekat sekolah. Mencari misi. Musnah saja.

"Heh, Titan" ucap Mark datar.

Titan dia bilang?

"Aku ghoul."

"Ya, baiklah, warewolf."

Terserah.

"Apa?" Haechan menatap malas. Tentu saja malas. Setiap jam, menit, detik, Mark selalu ada di sisinya, mengganggu.

Bagaimana bisa

Karena borgol, borgol, kau harus ingat itu.

"Ingin mandi tidak?"

Perang pikiran kedua.














"Hyung!"

Mark menyapa Jaehyun yang sedang duduk di ruang guru. Sebenarnya tidak ada niatan untuk bermanja-manja agar borgol nya dilepas, tapi ini harus dilakukan.

"Hyung, aku mau mandi."

Jaehyun menatap Mark, lalu Haechan. Kemudian borgol nya.

"Mandi bersama tak apa kan?"

"Hyung, tolong."

Haechan menelan saliva nya saat melihat Mark bertingkah lucu. Musnah sana.

Apa Haechan harus merayu Jaehyun dengan embel-embel 'sunbae-nim'?

"Kalau begitu tidak usah mandi."

"Sunbae, ku mohon ya." Haechan meraih tangan Jaehyun, memasang duck face, dan menyipitkan matanya.

Kelebihan drama. Batin Mark.

"Dasar Titan cantik."

Titan cantik katanya?

"Baiklah." Sambung Jaehyun. Ia langsung mengeluarkan kunci dari saku celananya. Terbebas.

"Sesudah mandi, kalian akan aku borgol lagi."

Ingin menjambak rasanya.

Selesai urusan tadi, semua peserta MOS harus menemukan misi di hutan belakang sekolah. Tidak terlalu jauh dari lokasi sekolah, tapi sedikit menyeramkan.

Di perjalanan Haechan dan Mark memilih untuk saling diam karena kejadian 1 jam yang lalu. Ah tidak udah ingatkan lagi.

"Haechan,"

"Apa?" Ia tengah fokus pada kertas yang ia pegang dengan tangan kiri. Yang bertuliskan misi mereka mencari bendera-bendera. Kelompok mana yang mengumpulkan banyak bendera, itulah kelompok yang menang. Misi aneh.

Untungnya sudah mendapat satu bendera. Meski hanya satu.

"Aku ingin bertanya."

"Bertanya saja."

Mark berpikir sejenak. "Renjun itu siapa?" Langkah Haechan berhenti. Mengingat hal yang tak pernah ia lupakan selama hidupnya.

"Eh, itu bendera nya!" Haechan lari ke arah bendera di tancap. Mark ikut terbawa.

Terlihat seperti pengalihan.

"Kita sudah punya dua. Ayo kita cari lagi. Waktu kita hanya tiga puluh menit."

Sebenarnya Mark tahu betul Renjun itu siapa. Tapi ingin saja mendengar langsung dari mulut Haechan.

"Haechan,"

"Apa lagi?"

"Ingin buang air."

Haechan membatu di tempat.

Ingat kata Jeno.

"Jadi tolong jika kalian tengah di hutan, atau dimana pun yang banyak sekali pepohonan, tolong untuk tidak menyuruhnya untuk kencing di pohon itu."

"Tahan."

Mark menggeleng.

Haechan mundar mandir. Bukan apa apa, hanya mengecek saja tanaman mana yang aman untuk tempat buang air.

Shit, tidak ada tanaman, melainkan pohon besar.

"Jangan dengarkan kata Jeno."

"Bukan, tapi ada benar nya juga." Kata Haechan berbalik menatap Mark.  "Tidak baik buang air sembarangan di hutan."

"Balik saja ke sekolah." Mark memimpin.

"Kita baru dapat 2 bendera."

Mark berbalik, "Kalah atau aku ketempelan?"

Ketempelan. Batin Haechan.

Lalu mereka kembali. Dengan alasan yang masuk akal.

Ya iya. Kencing di bawah pohon itu tidak boleh.

Setelah lama menunggu kelompok lain yang kembali ke sekolah, lama sekali. Apa mereka tersesat? Atau salah satu anggota hilang?

Mark menghilang. Mana mungkin bodoh.

Bukan lama, tapi kelompok mereka datang paling awal.

Akhirnya semua terkumpul.

Laki-laki -Wakil ketua OSIS- berdiri di depan. Tinggi, putih, rambut coklat, mukanya sangat familiar bagi Haechan.

Siapa ya

Masih Haechan perhatikan setiap sudut wajah nya. Lalu menemukan titik temu, nama yang tertera pada kaos olahraga nya.

Sesuatu terlintas di kepala nya. Bekas luka.

Seo Johnny.

Hyung nya yang sudah meninggalkan nya 3 tahun yang lalu.

Iya, dia.

Senyum nya masih sama.

"Hyung!" Haechan berlari menuju arah Johnny sambil bergetar. Mark ikut terbawa.

Haechan memeluk Johnny, tapi ia melepaskan dengan sedikit kasar. Terkejut.

"Hyung, ayo pulang!" Haechan meraih tangan Johnny, memohon, meneteskan air mata.

"K-kau siapa?" Tanya Johnny masih terkejut.

"Hyung! Kau pura pura lupa?"

"Ibu sakit, ayo pulang." Sambung Haechan.

Mark langsung menenangkan Haechan. Sedikit meresahkan. Borgol nya.

"Ibuku baik baik saja."

"Kau punya Ibu baru, uh? Hyung! Kau selama ini kemana saja?"

"Aku tak mengenal mu."

"3 tahun yang lalu kau pergi. Ibu sakit. Setiap hari ibu memanggil nama mu. Setiap hari, Hyung! Setiap hari!"

"Haechan," Mark memegang pundak Haechan.

"Kau tega, Hyung!" Tenaganya mungkin sudah habis, ia jatuh ke aspal lapangan.

"Kau mungkin salah orang." Taeyong -Ketua PMR-

Taeyong berjongkok dan mengulurkan tangannya, "Ayo ke UKS."

Ayo bersikap profesional. Batin Johnny.

Johnny ikut berjongkok, "Kau kecapean, dan kau salah orang."

Kau sedang berbohong, Hyung. Batin Haechan.

Ingin ku menjambak mu.

Jangan tanyakan Mark, ia ikut berjongkok atau tidak. Ia ikut berjongkok.

Haechan melirik Mark, dan Mark memberi sinyal agar Haechan ikut ke UKS. Dan dia juga.





















Votement for next ok?

Markhyuck - Sebangku [END]Where stories live. Discover now