21:

2.2K 229 1
                                    

Jaemin
Aku dipanggil dokter

Haechan
Kau saja. Aku sibuk di cafe

Jaemin
Ok, have a nice day bro.

Membaca balasan singkat dari Haechan membuat nya langsung pergi ke ruangan dokter yang merawat ibunya.

Ketukan pintu membuat dokter itu berteriak kecil menyuruh nya untuk masuk. Senyuman hangat, Jaemin duduk.

Dengan dehaman, dokter itu menyerahkan surat tebal.

"Itu data hasil check kemarin."

Buru buru Jaemin membuka suratnya. Dia bukan orang yang bodoh untuk membaca hasil rekap data penyakit yang di deritanya ibu.

Tangannya melemah, menatap kosong dokter dihadapannya ini.

"Ini... Lalu bagaimana?"

"Jalan satu satunya, melakukan kemoterapi. Tapi biayanya tidak kecil."

"Ini baru stadium awal." Lanjut dokter.

"Bisa sembuh kan?" Jaemin tidak bisa berkata apa-apa lagi saat ini.

"Doa dan usaha, tuhan akan mengabulkan doa kita."

Sungguh ini membuat dada Jaemin benar benar sesak. Baru saja kemarin ibu tersenyum.

Haechan: apa kata dokter? (2)

Dengan tangan yang masih bergetar, dia membuka notif dari Haechan.

Haechan
aku di rumah sakit
apa kata dokter?

Jaemin
Aku tunggu di lorong

Jaemin berjalan kearah Haechan yang tengah bersandar. Ia menyerahkan surat tadi. Lalu Haechan membuka nya.

"Ibu mengidap kanker."

"Jangan bercanda, Jaemin."

"Siapa yang bercanda disaat seperti ini?" Suara parau yang tenang namun membentak.

"Berhenti sibuk di Cafe. Waktu mu menyita untuk menjaga ibu. Kau jarang bertemu ibu." Lanjut Jaemin.

"Kau pikir aku di cafe untuk apa? Bekerja!" Bentakan Haechan nyaring terdengar sampai ujung lorong.

"Kau hanya diam di kasir, kau yang menggaji mereka. Untuk apa masih ditunggu? Cafe kita lengkap cctv, Chan! Seharusnya kau juga mengandalkan orang lain yang menurut mu dipercaya."

"Diam, Jaemin. Kau tidak tau apa apa, okay? Begini jika anak yang ditinggal broken home"

"Haechan!" Dirinya menahan kuat kuat tangan yang nyaris menampar pipi Haechan. Kali ini dia tidak bisa menahan air mata.

"Aku tahu aku memang korban broken home. Aku tidak pantas berada di keluarga yang normal." Jaemin masih dengan senyum yang hangat.

Haechan tersadar bahwa yang dikatakan nya itu menyinggung perasaan Jaemin. Ia lupa jika Jaemin berasal dari yatim-piatu yang ia angkat atas perintah ibu nya.

Terlebih Haechan juga sempat mengalami broken home. Katakan bahwa Renjun juga mengalami itu.

"Aku tidak ingin kau merasakan apa yang aku rasa, Chan. Ditinggal pergi orang tua membuat ku putus semangat tadinya. Tapi Tuhan berbaik hati pada ku untuk mengirim mu dan aku sangat bersyukur sampai hari ini."

Mata hangat Jaemin menatap Haechan, "Ini takdir ku, mau bagaimana lagi?"

"Aku tidak mau kau menyesal nantinya." Lalu Jaemin pergi meninggalkan Haechan yang masih tertegun melihat respon Jaemin.

.

Markhyuck - Sebangku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang