setelah itu

2.1K 237 10
                                    

M A R K menatap Haechan yang tengah bermain basket sendirian.

Semenjak ibunya meninggal lusa kemarin, Mark merasa Haechan selalu menyendiri. Menyibukan diri sendiri. Berasa bukan Haechan yang dulu.

Begitu pula dengan Jaemin. Dia lebih melampiaskan ke belajar sampai larut malam. Kata Jeno.

Sampai saat ini, Mark belum mengunjungi makam ibu Haechan. Dia terlalu takut untuk menanyakan perihal ini. Hati Haechan lebih sensitif sekarang.

Johnny juga jarang terlihat. Bahkan kata Jaehyun, dia keluar dari kabinet osis.

"Lempar." Katanya. Bola basket itu mengenai kaki Mark. Ia mengerutkan keningnya, suaranya jauh berbeda. Tatapannya juga dingin.

"Hih!" Haechan pergi menjauh. Lalu Mark mengejar nya "Lepas!" Katanya.

"Kau berubah, chan." Mark menatap Haechan dengan kekecewaan atas perubahan pada Haechan.

Suara tawa nya hilang.

Senyumnya pudar.

Hati lembut nya kini tertutup belenggu.

"Kenapa?" Tanya Mark yang masih mengeratkan pegangannya. "Kenapa berubah?"

"Tanyakan pada tuhan mu. Aku membenci tuhan ku."

"Semua takdir, chan,"

"Lalu kenapa takdir seburuk ini? Ini yang disebut takdir? Aku tidak punya siapa siapa lagi, kau tahu itu kan. Semua orang berkata takdir adalah hal yang bahagia nantinya. Lalu apa aku akan bahagia?"

"Kenapa aku tidak bisa menentukan takdir ku sendiri?" Lanjut nya.

Mark melepaskan genggaman nya dengan perlahan. "Andai aku juga bisa menentukan takdir ku sendiri. Mungkin orang tua ku juga masih ada."

Haechan menatap Mark yang juga tertunduk menahan air mata. Lalu mark menarik nafas beratnya, "aku percaya nanti aku bisa bertemu lagi dengan mereka di surga. aren't you?"

"Tuhan yang memberi mu kebahagiaan. Tuhan juga yang memberi rezeki untuk mu." Mark mengusap punggung Haechan yang bergetar menahan tangisnya.

"Lantas ini balasan mu? Membenci tuhan? Bayangkan ibu mu mengetahui ini."

Benar benar mulut Haechan kelu. tidak bisa berkata apapun lagi selain menangis.

"Tuhan sedang menguji mu. Artinya tuhan menyayangi mu. Umur seseorang tidak ada yang tahu. Besok ataukah nanti, aku bisa pergi. Dan kau kembali kesepian."

"Ataukah kau yang pergi duluan dan meninggalkan aku seorang diri?"






































Mark dan Haechan mengunjungi makam ibu dan Renjun. Yang pertama dikunjungi, yaitu makam ibu. Lalu Renjun.

"Renjun, aku datang." Haechan mengusap nisan yang terdapat figura sosok Renjun dengan senyum manis nya.

"Bagaimana kabarmu? Hari ini aku bersama Mark."









.

Markhyuck - Sebangku [END]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें