rahasia.

2.7K 293 8
                                    

J A E H Y U N menekan tombol bel pada rumah Johnny. Sering sekali mengunjungi rumah ini. Seperti rumah kedua Jaehyun. Alasan ia mengunjungi Johnny, karena Johnny tidak masuk beberapa hari yang lalu.

Pintu dibuka. Jaehyun mengangkat kantong yang berisi makanan. Wajahnya tersenyum lebar. Namun memudar karena melihat Johnny dengan tampang wajah lesu, kantung mata yang terlihat jelas, dan bibir yang pucat.

"Kau kenapa?" Jaehyun mengekorinya.

"Dingin." Suara parau yang aneh didengar.

Jaehyun mengerutkan keningnya.

"Maksud ku cuacanya dingin." Johnny kembali ke meja makan setelah memberi minuman kaleng mengandung alkohol.

Minuman kaleng yang memenuhi lemari es nya.

Jaehyun menerima minuman itu, lalu meletakan kantong yang berisi makanan tersebut di meja makan.

Ia menggelengkan kepalanya, kemudian menarik makanan yang ada didepan Johnny. Masa iya pagi-pagi begini makan pizza hangat dan kopi dingin. Disaat kondisinya sedang tidak baik. Cuacanya juga.

"Jangan ganggu, aku sedang sarapan."

"Ini yang kau sebut sarapan?"

Johnny menarik lagi piring yang berisi pizza.

"Kurasa ini lebih baik."

Jaehyun langsung membuang Pizza itu membuat Johnny marah karena Jaehyun merusak mood sarapannya.

"Hei,"

"Aku akan membuatkan sarapan ya. Kau tunggu sebentar."

Johnny masih menatap punggung Jaehyun.

"Tunggu sebentar."

"Kenapa kau sangat peduli padaku?" Jaehyun menghiraukan pertanyaan Johnny.

"Untuk apa membencimu?" Tanya Jaehyun balik.

Jaehyun membalikkan badannya dengan tatapan malas. "John, stop."

"Terserah." Johnny beranjak dari tempat duduknya, menuju kamar atas. Gebrakan pintu terdengar sampai bawah.





















"Dua Latte? Spesial untuk Taeyong" Ucap barista pada Jaehyun sambil memberi pesanannya itu.

Lalu Jaehyun kembali ke meja nya bersama Taeyong.

"Kenapa mereka mengenal mu?"

"Aku adalah salah satu pelanggan setia disini."

"Kupikir karena aku yang membawa mu."

"Memang kenapa?"

"Karena aku tampan." Taeyong menghiraukan Jaehyun. Memang selalu begitu.

Kemudian meneguk Latte tersebut.

"Entah kenapa aku menyukai Cafe ini sejak dulu."

Jaehyun menatap kemasan kopi itu. nujnerseo's coffee.

"Karena suasana Cafe ini nyaman?"

"Bukan itu."

"Lalu?"

Tatapan mata Taeyong beralih ke figura yang dipajang di dinding kanan.

"Pemilik Cafe ini mungkin sangat menghargai orang itu." Taeyong menunjuk dengan dagu nya.

"Kupikir dia pemilik Cafe ini." Jaehyun meneguk kopinya lagi.

"Bukan. Pemilik nya yang selalu melayani pengunjung."

Jaehyun langsung menoleh kearah setiap pelayan.

"Bukan itu, Jung Jaehyun."

"Masa iya pemilik Cafe mengambil alih jadi pelayan? Kau tahu darimana?"

"Informasi dari yang bekerja disini."

Taeyong melihat sekeliling Cafe. Tidak ditemukan adanya sosok yang ia sebut 'pemilik cafe'.

"Ciri-ciri nya," Taeyong agak berpikir sejenak.

"Kurus, lucu,"

"Bagaimana dengan ku? Aku lucu kan?" Jaehyun memotong. Alisnya mengangkat-turun.

"Terserah."








Hmmm:c.

Markhyuck - Sebangku [END]Where stories live. Discover now