JAEMIN.

3.4K 382 1
                                    

J A E M I N itu bukan siapa-siapa Haechan.

2 Tahun yang lalu.

Haechan tengah berjalan-jalan di koridor rumah sakit sambil mendorong kursi roda Ibunya. Mencari angin segar.

Sejenak saat istirahat di ruang tunggu, laki laki seumuran dengan Haechan menangis di depan ruang ICU. Mendengar kondisi orang tua nya yang kritis.

"Apa pendapat mu jika mengajak dia menjadi keluarga angkat di rumah kita?" Tanya Ibu menunjuk ke arah laki laki itu dengan dagu nya.

"Bisa jadi dia itu orang jahat."

"Kau harus punya teman agar tidak sendirian saat ibu sudah tidak ada lagi."

"Ibu, kau bicara apa, aku kan sudah ada Renjun."

"Jika Renjun pergi bagaimana?"

"Ibu!"

Dan wanita yang dipanggil ibu oleh Haechan itu tertawa melihat tingkah Haechan. Lalu pergi menuju ruang rawat nya.

3 hari kemudian, ibu laki laki itu meninggal dalam koma. Mendengar hal itu, Ibu Haechan membujuk nya agar menghampiri dia.

Niatnya itu, menjadi kan Jaemin sebagai saudara Haechan. Dia harus punya teman lebih dari satu.

"Hai, aku ikut berdukacita." Haechan duduk di samping laki laki itu.

Mata nya sembab.

"Aku Renjun, yang ini Haechan. Kau?"

"Na Jaemin."

Renjun dan Haechan mengangguk.

"Kau sekarang tinggal dengan siapa?" Renjun menambahkan.

"Sendiri."

"Kau bisa ikut dengan kami."

"Tidak."

"Ayolah."

Haechan mengingat jika Jaemin ini adalah teman nya saat di kelas 1.

Dan akhirnya Jaemin mau.

Ia tidak tahu soal Cafe atau semacamnya. Jadi ia hanya mengurus ibu Haechan yang sudah ia anggap sebagai ibu sendiri.

Saat ibu Haechan sudah sembuh, baru lah Jaemin mengurus nya di rumah. Dari memandikan nya, membuat makanan, membelikan obat.

Itu adalah salah satu balas budi dari Jaemin.

Ia jarang keluar rumah, tidak mau meninggalkan ibunya itu.

Sedikit demi sedikit Jaemin membantu Haechan di Cafe baru nya saat Renjun jatuh sakit.

Meski hanya menjadi bagian cuci piring atau bersih bersih. Karena ia tidak mau mengacaukan isi Cafe. Haechan sudah memberi posisi bagi Jaemin, menjadi koki, karena ia pandai memasak. Tapi Jaemin tolak.















Percakapan terakhir dengan Renjun, sebelum ia meninggal.

"Jika aku pergi, tolong jaga Haechan ya. Dia teman ku sedari kecil."

"Kau bicara apa"

"Cobalah untuk ambil alih koki karena masakan mu enak. Jangan cuci piring terus, tangan mu akan keriput."

"Aku lebih suka cuci piring."

"Staff  yang bertugas cuci piring kan ada banyak."

"Maka dari itu, jika pekerjaan ku ringan, aku bisa kapan pun menemui ibu. Aku tidak mau meninggalkan ibu terlalu lama."

"Ya.. baiklah. Tapi ingat, jaga Haechan dan buatlah cafe nya semakin maju."

"Tentu."

"Terimakasih Jaemin."














Votement for next

Markhyuck - Sebangku [END]Where stories live. Discover now