labil.

4.3K 481 12
                                    

M O S dihari pertama membuat Haechan sangat bersemangat. Sebenarnya tidak terlalu. Karena Mark kelompoknya sekarang. Ya, mungkin ada banyak hal yang akan terjadi bersama kelompok.

Tapi disisi lain.

Senang jika ada Mark.

Terserah.

Haechan memandang Mark bahwa dia adalah musuh. Mantan pacarnya adalah musuh. Musuh baik untuk saling melengkapi. Tidak.

Dan Mark memandang Haechan seperti anak kecil. Dikasih permen, masalah selesai.

Mereka adalah trouble maker meski mereka baru kenal kemarin. Pandangan para murid.

Mereka sudah kenal sejak 3 tahun yang lalu.

Sampai dimana saat tangan kanan Haechan dan tangan kiri Mark diborgol OSIS karena selalu membuat kekacauan.

"Kenapa!?" Mark bertanya dengan sangat tajam.

Haechan hanya melihat tangan nya terborgol. Pasrah.

Ia memutar bola mata, "Yasudah, apa yang harus kita lakukan?"

Jaehyun hanya cekikikan melihat adik nya merengek kekanak-kanakan.

Ia memasukan tangannya ke saku celananya, dan menghela nafas pendek.

"Baiklah, bagaimana jika bersih-bersih?"

"Tidak." Jaehyun tahu jika adiknya ini sangat benci bersih-bersih.

"Masak?"

"Tidak."

"Jaga malam?"

"Tidak."

"Lalu apa?" Jaehyun merasa pusing saat Mark menolak mentah-mentah.

Lalu Jaehyun melirik Haechan, "Seo Haechan?"

"Bersih-bersih."

Jawaban Haechan membuat Mark menatap intens Haechan,  "Tidak."

"Lalu kau mau apa? Masak? Memang nya kau mau masak banyak? Peserta MOS sangat banyak. Lalu jika jaga malam, apa kau mau? Memastikan apakah kelas atau sekolah benar benar aman? Ha? Malam malam sangat seram! Bodoh!" Haechan masih mengumpat dalam hati pada Mark.

"Tidak tiga-tiganya."

"Lalu apa? Ha? Apa?" Muka Haechan saat ini benar-benar geram.

"Baiklah, tepat pada posisi itu, sampai MOS berakhir." Telunjuknya mengarah ke tangan mereka yang terborgol.

"Sampai besok, begitu?"

"Hyung!"

Haechan hanya pasrah.

Bagaimana nanti saat mandi? Apa harus mandi bersama?

Tidak akan.

Tapi tak apa.

Terserah.








"Haechan,"

"Hmm?" Pandangan nya masih pada buku-buku di perpustakaan. Meski hari sudah gelap.

"Aku, harus berurusan dengan toilet."

Ini yang Haechan nanti kan. Mendengar permintaan ini. Ini.

"Tidak bisa kau tahan sampai besok?"

"Bodoh! Tidak bisa." Mark mendaratkan jitakan pada kepala Haechan dengan tangan kanan nya itu.

Haechan memutar bola matanya, "Ingin apa?"

"Buang air kecil."

Huft. Sudah kuduga.

"Ya, baiklah."

Mark tengah menyelesaikan urusan nya, sementara Haechan membelakangi Mark dengan tangan kanan nya ikut terbawa tangan kiri Mark.

Menyusahkan.

"Ingin buang air kecil tidak?" Mark selesai dengan urusan nya.

"Tidak, nanti saja."

"Aku tidak mau mengantar mu malam malam ke toilet, ya." Mark berjalan mendahului Haechan yang tengah di belakang nya.

Namun naas, Mark harus menemani Haechan yang sangat ingin buang air kecil. Tengah malam. Berdua.

Bukan karena berduaan. Hanya sedikit seram saja. Melewati lorong.

Untung saja para OSIS sedang membuat Party di depan api unggun.

"Haechan!" Sapa Jaemin. Teman sekolah menengah pertama waktu dekade lalu.

"Sedang apa kau disini?"

"Habis buang air kecil."

"Tangan mu di borgol?" Ucap nya saat melihat tangan mereka.

"Ya.." Haechan sedikit berpikir.

"Seharusnya tadi kau bersih-bersih saja. Mungkin jika kau melakukan itu, kalian sudah terbebas dari borgol nya."

Telur sudah menjadi telur goreng, Batin Mark.



























Votement for next okay?

Markhyuck - Sebangku [END]Where stories live. Discover now