Bab 1

3.8K 254 5
                                    

The Guardian Angel

.
.
.
.

Sesosok gadis berlumuran darah tergeletak di atas tanah. Sebelah tangannya terangkat seolah ingin menggapai sesuatu.

Tetesan airmata mengalir deras melewati pipinya.
"Maafkanhh aku...hh. Kau harus hiduphh sendirianhh lagi.... Maafhhkanh aku...hh. Maafhh."


Slap

Sepasang netra hitam itu terbuka secara tiba-tiba. Hal pertama yang ditangkap oleh indera penglihatannya adalah langit-langit kamar yang penuh dengan jaring laba-laba. Menoleh sedikit, sebuah tirai putih menutupi jendela yang menyalurkan sinar matahari di kacanya.

Pemuda itu mengangkat sebelah tangannya untuk mengusap wajah. Embusan napas keras keluar dari mulut pemuda itu.

Linus lalu bangkit dan mengambil posisi duduk di ranjang penuh debu tersebut. Sudah berapa lama ia tertidur? Sampai tempat dimana dia berada sudah dipenuhi sarang laba-laba dan sangat berdebu.

Tubuh pemuda itu berdiri lalu melangkah menuju jendela yang terletak tiga meter di sebelah kanan ranjangnya.

Tiap langkah Linus, terjadi perubahan pada pakaian yang dipakainya. Dari setelan jas hitam penuh debu menjadi kemeja panjang hitam dan celana hitam, serta sebuah syal berwarna biru melilit lembut lehernya.

Linus menyentuh kaca jendela berdebu itu saat dia sampai. Perlahan perubahan pun terjadi dan menjalar meluas pada ruangan itu.

Kini ruangan tersebut sudah bersih. Ruangan berukuran sedang yang hanya berisi sebuah ranjang dan satu set meja berisi dua kursi yang menghadap jendela tak jauh dari Linus berdiri. Cat merah kusam itu sudah berganti menjadi seperti baru, terlihat pula ukiran bunga rumit yang tergambar dengan tinta emas di setiap sisi dinding.

Setelah dirasa sudah selesai, barulah Linus berbalik dan menatap seseorang yang sedari tadi berada di belakangnya. Linus menyadari kehadirannya beberapa detik setelah ia terbangun.

Sesosok perempuan berambut hitam sebahu dengan iris hijau tua yang bersinar kini tengah menatap datar Linus dengan kedua tangannya yang bersedekap.

"Akhirnya kami menemukanmu," ucap gadis itu.

Linus hanya diam. Dia tidak berminat meladeni salah satu rekannya itu.

Embusan napas kasar terdengar keluar dari mulut Flaine. "Sudah 890 tahun kau menghilang. Kau bahkan menekan kekuatanmu agar kami tidak bisa menemukanmu. Kenapa kau melakukannya? Apa kau tidak sadar betapa Tuan Azazel mengkhawatirkanmu?"

Flaine memutar bolamatanya saat tak kunjung mendapat jawaban dari pemuda berambut hitam kelam yang berdiri di depannya itu.

"Bukan urusanmu," Linus buka suara. "Pergilah, aku yakin kau tidak kemari sendirian, bukan?" lanjutnya masih dengan nada datar. Kini tatapan Linus terarah pada salah satu sudut ruangannya yang gelap, sebuah bayangan terlihat bergerak-gerak di sana.

Flaine berdecih. "Tapi---"

"Pergilah, Flaine...."

Sebuah suara memotong ucapan gadis itu. Sontak Flaine terdiam. Suara berat khas pria dewasa yang membuatnya mengingat sosok pemimpinnya.

The Guardian Angel #ODOCThewwg [✓]Where stories live. Discover now